Sebuah perusahaan start up asal Delft, Belanda, Loop memiliki solusi ramah lingkungan, khususnya untuk orang-orang yang telah meninggal. Loop menciptakan peti mati istimewa bernama Loop Living Cocoon yang terbuat dari serpihan kayu dan miselium untuk mempercepat proses pembusukanjenazah dan membantu alam memperoleh nutrisi penting dengan lebih efektif.

Bob Hendrikx, peneliti dari Delft University of Technology mendesain peti mati tersebut dari miselium, bagian vegetatif dari jamur atau koloni bakteri mirip jamur. Peti mati ini bekerja dengan cara menghilangkan zat beracun yang mungkin telah ditimbun di dalam tubuh selama hidup untuk menghasilkan kondisi yang lebih kaya bagi tumbuhan untuk tumbuh di tempat kita beristirahat dalam keabadian.

Peti mati seharga Rp 26 juta ini akan mengubah jenazah menjadi kompos

Inspirasinya datang ketika Bob Hendrikx menghadirkan konsep rumah tinggal pada acara Dutch Design Week 2019. Dia akhirnya mengadaptasi konsep tersebut menjadi peti mati dengan bantuan miselium.

Peti mati seharga Rp 26 juta ini akan mengubah jenazah menjadi kompos

Biasanya, yang kita lakukan sebagai manusia adalah mengambil sesuatu dari alam, kita membunuhnya, dan menggunakannya. Jadi saya berpikir: bagaimana jika kita manusia mulai bergerak dari bekerja dengan material mati menuju dunia tempat kita bekerja dengan material hidup? Kita tidak hanya berkurang menjadi parasit, tapi kita juga bisa mulai mengeksplorasi sifat material yang sangat keren, seperti lampu hidup, dinding yang dapat menyembuhkan diri sendiri, dan semacamnya, jelas Bob Hendrikx dikutip dari boredpanda.com.

Peti mati seharga Rp 26 juta ini akan mengubah jenazah menjadi kompos

Di dalam peti mati Loop Living Cocoon ini hadir tempat tidur lumut, akar tanaman, dan sejumlah mikroorganisme hidup dengan serpihan kayu dan miselium yang berfungsi sebagai bahan untuk dinding luar peti mati.

Biasanya, dibutuhkan waktu hingga 12 tahun untuk jenazah membusuk sepenuhnya tergantung pada berbagai kondisi. Selain sampah apa pun yang kita makan yang tersangkut di tubuh, benda-benda seperti bagian peti mati logam dan pernis serta pakaian sintetis dapat bertahan di bawah tanah untuk jangka waktu yang lebih lama.

Peti mati seharga Rp 26 juta ini akan mengubah jenazah menjadi kompos

Miselium, bagaimanapun, dapat mempercepat prosesnya menjadi hanya dua sampai tiga tahun karena kontribusi aktifnya terhadap proses pengomposan. Bukan hanya produk limbah dari tubuh manusia yang diubah menjadi nutrisi, tetapi kualitas tanah di sekitarnya juga meningkat.

Peti mati seharga Rp 26 juta ini akan mengubah jenazah menjadi kompos

Peti mati tersebut dijual dengan harga 1.500 atau sekitar Rp 26 jutaan dan harganya diperkirakan akan turun seiring dengan produksi yang meningkat. Wah, mudah-mudahan peti mati berbasis miselium ini bisa menjadi norma baru dalam penguburan, ya!