Kalau kamu masih sering mengeluh mengenai rasa makanan yang kamu makan sehari-hari, mungkin kamu harus tahu tentang makanan olahan asal Filipina yang dinamakan Pagpag ini. NamaPagpag memang terdengar asing, namun tidak halnya di telinga masyarakat miskin di Manila, Filipina. Dilansir oleh BBC News, Pagpag merupakan makanan olahan yang berasal dari sisa makanan restoran yang dicuci dan dimasak kembali, kemudian dijual kepada masyarakat miskin.

Wah, bagaimana ya proses pengolahan hingga menghidangkan Pagpag?

Pada pukul 4 pagi, sisa makanan dari restoran diangkut ke tempat pembuangan. Dari sanalah pengumpul bahan Pagpag yang hanya diupah 6$ seminggu ini mencari dan mengumpulkan daging yang bisa diolah menjadi Pagpag. Tentu kamu bisa membayangkan keadaan daging yang berserakkan di tempat pembuangan tersebut yang sebenarnya sudah tak layak dikonsumsi dan berbahaya bagi kesehatan.

Pagpag, makanan asal Filipina yang membuatmu lebih bersyukur

Foto: oomph.co.id

Setelah daging terkumpul, pengumpul daging tersebut akan menjualnya kepada pengolah Pagpag di mana tiap 1kg daging dihargai setara sekitar Rp 7.000. Kemudian pengolah daging tersebut kembali ke "restoran"nya dan mulai mengolah Pagpag. Dimulai dengan berbelanja bumbu seperti bawang dan cabai, ia memisahkan tulang dari daging dan mencuci daging tersebut. Setelah itu, ia mencampurkan daging ke rebusan bumbu pagpag yang telah mendidih dan memasaknya hingga matang.

Pengonsumsi daging Pagpag ini berasal dari kalangan masyarakat yang sangat miskin sehingga Pagpag dijadikan sebagai alternatif daging untuk dikonsumsi. Semangkuk Pagpag dijual setara Rp 2.800. Orang-orang sekitar mengaku telah terbiasa dengan Pagpag dan mereka telah memiliki sistem pencernaan yang cukup kuat untuk makanan itu. Selain itu, rasanya juga cukup nikmat di lidah mereka.

Nah, bagaimana perasaanmu setelah mengetahui fakta tentang makanan ini? Sebagai manusia, kita harus lebih menghargai dan bersyukur dengan makanan yang kita makan setiap harinya. Jangan pernah menyia-nyiakan makananmu lagi ya!