Ehh guys, pasti nggak ada yang mengenal Oei Tambah Sia kan? Terdengar aneh kan namanya? Ada yang melafalkan namanya Oey Tambahsia.

Usut punya usut, pada zaman kolonial di Jakarta dulu, Oei ini adalah pria tampan yang dijuluki playboy Batavia pertama. Ia merupakan anak raja tembakau asal Pekalongan. Selain itu, perangainya dikenal sombong dan suka bermain perempuan lantaran merasa memiliki harta dan wajah yang tampan. Sudah sah lah disebut pangeran. Sudah tampan, kaya pula.

Bahkan ada nih rumor yang beredar di kalangan warga Jakarta asli, dulu ketika Oei buang air besar, banyak warga tak mampu yang mengantre menunggu. Hal itu dikarenakan Oei selalu menggunakan uang kertas untuk membersihkan diri setelah BAB. Ettt sombong amat yaa

Oei Tambah Sia, abang tampan playboy Batavia yang mati digantung

foto: wikipedia.org

Ya namanya playboy juga manusia yang masih punya hati kan? Sang playboy menambatkan hatinya pada seorang pesinden bernama Mas Ajeng Gunjing. Setelah mengeluarkan segala macam rayuan, akhirnya sang pesinden luluh juga.

Mas Ajeng bersedia selalu menemani Oei ke mana saja. Rasa cinta Oei semakin hari membuat dirinya sendiri menjadi cowok posesif banget nih. Oei cemburu kepada semua pria yang dekat dengan wanitanya. Saking cemburunya, saat kakak lelaki Mas Ajeng bernama Sutejo datang berniat menengok sang adik yang dikabarkan sakit, Oei yang cemburu memerintahkan para centeng-centeng setianya untuk menghabisi nyawa Sutejo. Ironisnya, mayat Sutejo berusaha dihilangkan tanpa jejak.

Hal tersebut tak hanya terjadi satu kali. Pembunuhan kedua dilakukan kepada Tjeng Kie, seorang pembantu yang sudah lama mengabdi kepada Oei. Kali ini cemburunya didasari prasangka buruk. Ia mengira pembantunya itu berani kurang ajar mendekati istri sang majikan.

Karena dinilai semakin gila, Mayor Tan, centeng si playboy yang selama ini bersabar dengan kelakuan Oei, sudah tidak bisa menahan diri lagi. Ia mencari bukti kejahatan Oei. Ternyata Mas Ajeng Gunjing diam-diam juga berkhianat dan membantu Mayor Tan beserta pihak kepolisian.

Akhirnya Pengadilan Negeri Landraad Belanda menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Oei Tambah Sia. Oei dieksekusi gantung pada tanggal 7 Oktober 1856 setelah dirinya dihukum gantung di lapangan Stadhuis yang sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta, Taman Fatahillah. Kisah Abang Tampan Oei Tambah Sia, Playboy Batavia Berbahaya itu pun pensiun dari muka bumi.

Ratusan warga Betawi pada zaman itu seolah tak percaya menyaksikan dengan mata kepala sendiri Oei Tambah Sia dieksekusi mati. Pasalnya, setahu mereka, si Oei ini licin banget bak belut sawah atau selalu lolos dari jeratan hukum.