Seiring dengan majunya teknologi saat ini, kehadiran gadget serta internet seakan menjadi sebuah kebutuhan baru di era modern ini, baik dari anak-anak hingga orang tua. Bahkan tak jarang mereka akan menggunakan gadget saat sedang makan, sambil berjalan, bahkan menjelang tidur pun masih saja dimainkan.

Di balik itu terdapat suatu fenomena yang mana ketika sedang berbicara dengan lawan bicara, sering kali kita terfokus pada gadget. Hal tersebut dinamakan phubbing, yang merupakan singkatan dari phone dan snubbing. Phubbing terjadi karena adanya ketergantungan terhadap gadget yang membuat seseorang menjadi acuh dan hanya fokus pada gadget-nya. Pada kasus tertentu, perilaku phubbing berarti penghinaan dan pelecehan. Mengapa demikian? Karena orang yang berada di sekitarnya merasa sangat tidak dihargai kehadirannya oleh si phubber (pelaku phubbing) ini.

Sebetulnya sudah ada beberapa campaign atau kampanye untuk menghentikan phubbing, seperti yang dilakukan oleh agensi periklanan McCann pada tahun 2012 dan kemudian turut disebarkan oleh media di seluruh dunia. Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr James Roberts dan Dr Meredith David dari Baylor University Amerika Serikat mendapatkan hasil dari 143 responden terdapat 70% individu tidak dapat terlepas dari gadget dan melakukan phubbing, 450 responden menjadi korban phubbing, dan 46% menjadi korban phubbing dari pasangan. Untuk Indonesia sendiri, belum banyak penelitian maupun kampanye mengenai hal tersebut.

Mengapa fenomena phubbing dapat terjadi?

Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh besarnya penggunaan internet dan gadget itu sendiri yang akhirnya menyebabkan ketergantungan. Dari ketergantungan tersebut akhirnya menyebabkan hubungan sosial di masyarakat pun berubah. Orang menjadi lebih sibuk dengan gadget-nya dibanding harus berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Maka dari itu pernah muncul perkataan "mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat". Beberapa penyebab seseorang melakukan phubbing seperti merasa asyik dengan fitur-fitur yang ada pada gadget, atau mereka sudah merasa asyik dengan berbagai aplikasi seperti game dan media sosial.

Lalu, bagaimana dampak phubbing?

Meski terlihat sepele, namun ternyata phubbing memiliki dampak seperti:

- Gangguan kesehatan mental. Hal ini terjadi karena adiksi terhadap gadget dan internet yang membuat penggunanya akan melakukan apa pun agar dapat menggunakannya.

- Menurunkan kualitas relasi dan interaksi dengan orang lain. Karena dengan melakukan phubbing, lawan bicara merasa kalau dirinya ditolak bahkan tidak penting, yang akhirnya membuat hubungan atau relasi menjadi renggang.

- Selain itu apabila kamu telah memiliki pasangan atau bahkan telah menikah, maka hal tersebut dapat memengaruhi kepuasan akan hubungan. Karena saat seseorang melakukan phubbing, interaksi di antara mereka menjadi berkurang.

Nah, apabila kamu termasuk orang yang melakukan phubbing, mulai sekarang kurang-kurangi ya. Lebih baik fokus pada orang lain yang berinteraksi secara langsung denganmu dibanding yang virtual.