Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar mengenai tahun 1920-1930-an? Mungkin bagi sebagian besar orang tahun tersebut masih sangat susah dikenal. Dalam konteks sejarah, era ini dapat dilihat sebagai masa setelah Perang Dunia I menuju Perang Dunia 2. Namun tak hanya itu saja, tentu terjadi berbagai peristiwa yang juga memiliki pengaruh sangat besar seperti Perang Dunia.

Salah satu hal yang memiliki pengaruh besar adalah Art Deco yang berkembang pada era 1920-an di Eropa dan Amerika Serikat. Art Deco ini juga sebagai peralihan dari seni bergaya lebih kuno yang mengutamakan romantisisme dan realitas menuju seni yang lebih futuristik, mewah, dan modern.

Kamu tentu pernah tanpa sengaja mendengar kata-kata bahwa sesuatu yang simpel lebih terkesan mewah. Seperti pada seni modern Art Deco dibandingkan seni pada zaman pertengahan. Seni Art Deco menjadi orientasi seni masyarakat saat itu karena bentuknya yang lebih sederhana dengan perpaduan geometris yang bervariasi dan komposisi yang seimbang. Gaya seni ini juga memiliki sifat yang cenderung tajam dan kuat.

Selain itu seni ini juga dihubungkan dengan seni yang berasal dari Mesir. Yakni seni yang terdapat pada Makam Tutankhamun yang ditemukan pada 1922. Dengan adanya motif garis-garis dan lengkungan menjadi salah satu alasan terbentuknya Art Deco. Namun Art Deco tidak menyalin atau mereproduksinya tetapi lebih menekankan esensi seninya dengan caranya sendiri dan tentu lebih memanjakan dan menarik mata.

Art Deco tidak hanya populer di dalam seni rupa saja, melainkan juga berpengaruh pada seni arsitektur, dekorasi, fashion, otomotif dan lain sebagainya. Seperti contohnya Gedung Chrysler di New York, cover majalah Vogue Amerika Serikat, dll. Dengan luasnya pengaruh Art Deco di berbagai aspek juga memengaruhi penyebaran Art Deco di berbagai wilayah sehingga tak lagi di Eropa atau Amerika, melainkan juga di Asia termasuk Indonesia.

Lalu, bagaimana perkembangan Art Deco di Indonesia? Pada era ini Indonesia telah memiliki perkembangan dalam masyarakatnya yang mendorong perkembangan seni khususnya dalam seni arsitektur.

Di Malang sebagai contoh terdapat bangunan-bangunan yang memiliki Gaya Art Deco, salah satunya Toko Oen. Toko es krim ini dibangun pada tahun 1930 di mana popularitas Art Deco masih tinggi. Desain dari toko ini memiliki dekorasi geometris dengan motif garis-garis dan juga segitiga pada bagian atas jendela. Selain itu juga terdapat pilar-pilar berdesain yang terdapat di dalam ruangan dan furnitur yang menambah suasana Art Deco toko ini. Terlebih lagi bangunan serta desain toko ini masih terawat sehingga bisa dikunjungi.

Desain bergaya Art Deco memang memiliki nilai tersendiri. Seni ini pun juga menjadi unsur perkembangan Seni Modern. Seni Modern ini menunjukkan desain-desain yang lebih sederhana lagi, lebih canggih, dan berkesan mahal. Art Deco masa kini telah mengalami banyak perubahan dan jarang sekali ditemui. Namun dengan berkembangnya seni tidak menghilangkan keberadaan Art Deco karena mungkin saja sejarah akan terulang kembali.