Wabah virus Corona telah menyebar keseluruh dunia, menjangkiti ratusan ribu orang dan ribuan korban jiwa. Pemerintah dan ahli kesehatan telah menyatakan bahwa menjaga jarak dan tetap di rumah (social distancing) adalah perilaku yang terbukti dapat menekan angka penularan virus COVID-19. Namun ternyata banyak bukti yang tersebar di dunia maya atau mungkin di sekitarmu yang menunjukkan bahwa social distancing sulit diterapkan.

Masalah ini juga terjadi di Indonesia, negara dengan kultur 'ngumpul-ngumpul' yang sangat kental ini membuat social distancing terlihat sebagai kebijakan yang mudah dijelaskan tapi sulit dilaksanakan. Lalu, kenapa social distancingsulit diterapkan? Bisa jadi ini alasannya.

1. Manusia adalah makhluk sosial.

Sudah bukan rahasia lagi kalau salah satu kebutuhan utama manusia adalah bersosialisasi seperti ngobrol, nongkrong, atau belanja sayur saat pagi hari sambil gosip dengan tetangga. Bertemu orang lain membuat kita bisa berbagi cerita dan paling tidak ada yang mendengar ceritamu.

2. Zona nyaman.

Misalnya kamu seorang penggemar kopi yang hampir tiap hari menikmatinya di sebuah warung kopi lalu tiba-tiba anda harus menghentikan kebiasaan tersebut. Nah, di sinilah kemudian muncul perasaan tidak nyaman sebab ada kebiasaan yang harus berhenti karena adanya paksaan. Sekadar informasi, kebiasaan yang diubah karena paksaan akan lebih sulit dilaksanakan dibandingkan kebiasaan yang diubah karena ada tujuan tertentu.

3. Tuntutan hidup.

Masih banyak orang Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari penghasilan per hari. Misalnya pedagang kaki lima, ojek pangkalan dan online, atau buruh bangunan. Bisa kamu bayangkan bagaimana sulitnya jika mereka harus berhenti bekerja. Kasus yang terjadi di India setelah seminggu mereka melaksanakan lockdown (dari rencana 21 hari) ternyata lebih banyak warga India yang meninggal karena kelaparan dibandingkan karena terinfeksi virus Corona.

Beberapa alasan di atas bisa jadi menunjukkan alasan mengapa social distancing sulit dilaksanakan dan butuh pendekatan yang tepat agar perilaku ini bisa diterapkan. Namun dengan kesadaran bahwasocial distancing dapat melawan virus Corona, pasti ini bisa kita lakukan. Semangat dan jaga jarak, ya.