Jika kalian yang sedang membaca artikel ini tahu mengenai situs jejaring pertemanan Friendster, berarti kita seumuran. Saya ingat kala itu sekitar tahun 2005 saat dimana sosial media tidak menjamur seperti saat ini, Friendster menjadi jejaring sosial pertama yang eksis pada tahun tersebut, jauh sebelum Facebook, Instagram dan laiinya. Friendster menjadi tren anak muda saat itu, tempat dimana mereka dapat menemukan hal-hal baru, teman-teman baru, lebih mengenal hobi kita dan masih banyak lagi keistimewaan Friendster yang bahkan tidak dimiliki sosial media saat ini.

Masih inget Friendster, si media sosial di awal milenial?

Friendster menjadi daya tarik remaja urban saat itu. Bahkan beberapa orang menyebutkan bahwa Friendster adalah Kakek dari semua sosial media yang eksis saat ini. Friendster memiliki sekitar 8,2 juta aktif saat itu wajar saja dengan pengguna aktif sebesar itu menjadikan Friendster sebagai sosial media terbesar di Asia Tenggara.

Masih inget Friendster, si media sosial di awal milenial?

Friendster pertama kali di luncurkan pada tahun 2002 oleh Jonathan Abrams di Mountain View, California. Kehadiran Friendster saat itu menjadi tren tersendiri dimana kita bisa mudah mendapatkan banyak teman dalam satu wadah. Kehadiran Friendster di sambut hangat oleh para pengguna internet saat itu tak heran jika Friendster langsung memiliki banyak pengguna aktif, tercatat dimana pengguna aktif terbesar Friendster miliputi filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Pakistan dan masih banyak lagi. Friendster menjadi aksesoris digital wajib anak muda pada saat itu, menjadi sebuah identitas ketika kita berkenalan dan saling bertukar ID Friendster. Tak hanya sekedar untuk mencari teman, Friendster juga dapat berbagi foto fan video sesama teman di Friendster.

Sayangnya pada tahun 2011 ketika Friendster mengubah platform menjadi situ web gaming, banyak sekali pengguna internet yang merasa kecewa, pengguna aktif Friendster turun drastis hingga saat ini hanya sekitar 1.2 juta pengguna aktif Friendster.

Masih inget Friendster, si media sosial di awal milenial?

Jika saat ini Friendster masih ada, kemungkinan besar akan menjadi jejaring sosial paling besar, mungkin dapat mengalahkan sosial media besar sekelas Facebook. Beberapa feature keren dalam Friendster mungkin akan membuat kita kangen, bahkan beberapa feature tidak di miliki jejaring sosial saat ini. Pengguna Friendster tidak dapat chat secara langsung sesama akun pengguna, namun kita dapat berbalas pesan langsung dengan di sediakannya menu pesan. Selain itu salah satu fasilitas yang menarik laiinya adalah kita dapat mengetahui teman-teman kita yang berkujung ke dalam akun kita, jadi orang-orang kepo sepertinya tidak bisa pakai Friendster ya.

Friendster menjadi awal perkembangan sosial saat ini yang berkembang liar saat ini. Pembatasan feature saat itu dalam Friendster menjadi sebuah kontrol sosial media dalam mengemukakan pendapatnya. Friendster menjadi sebuah sosial media yang ramai, menjadi sebuah platform dalam menyalurkan hobi yang sama sesama pengguna Friendster. Kangen juga ya guys?