Bagi para mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, tentunya bagian diskusi teoritik sudah tidak asing lagi. Diskusi teoritik umumnya ada di bab 4 dalam skripsi. Secara sederhana, bagian diskusi teoritik berisi tentang bagaimana seorang peneliti mendiskusikan temuan penelitian yang diperolehnya dikaitkan dengan teori dan konsep yang menjadi acuannya.

Diskusi teoritik memberikan ruang bagi peneliti untuk menunjukkan kepiawaian mereka. Oleh karena peneliti mesti dapat menguraikan perbedaan temuan yang diperolehnya sekaligus menunjukkan sumbangan pengetahuan contribute to knowledge yang telah dibuatnya melalui penelitiannya. Pada prinsipnya, hasil temuan yang diperoleh didiskusikan dengan menunjukkan pengetahuan yang dalam terhadap hasil temuan, kemudian menginterpretasikan temuan tersebut serta menggarisbawahi kontribusi terhadap pengetahuan.

Untuk memudahkan pemahaman betapa pentingnya bagian diskusi teoritik dalam skripsi, akan dijelaskan melalui sebuah analogi. Misalnya saja kita bermaksud memasak resep makanan soto kuah. Rumusan masalah yang diajukan, bagaimana caranya memasak masakan soto kuah yang enak sekaligus gurih meski kuahnya sudah dingin. Permasalahan tersebut muncul dari keluhan penikmat masakan soto yang merasa bila kuah soto sudah dingin, rasa masakan ini menjadi kurang nikmat.

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka kita mulai menyeleksi berbagai macam resep soto kuah. Dari hasil seleksi berbagai macam resep, kita menduga hal ini dipengaruhi oleh bahan-bahan pembuatnya. Lalu kita mencoba melihat komponen resep, salah satunya bahan-bahan apa yang digunakan untuk membuat masakan soto kuah.

Sehingga kita sampai pada dugaan bahwa bumbu tambahan (koya) yang diberikan pada masakan soto kuah akan menambah rasa nikmat kuah soto. Kemudian kita mulai mencoba mengetahui koya yang seperti apa yang bisa menambah rasa nikmat kuah soto, meski dalam kondisi dingin. Temuan kita menunjukkan bahwa koya yang dibauat dari kulit udang ternyata mampu mendongkrak aroma soto kuah, meksi dicampurkan dalam kuah soto yang tidak hangat.

Bila kemudian kita membahas bagaimana koya dari kulit udang lebih unggul dibanding koya dari bahan lain, dan menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi, maka itulah yang dinamakan diskusi teoritik. Kita memberikan kontribusi bahwa koya yang terbuat dari kulit udang bisa membuat masakan soto kuah lebih enak dan nikmat disantap meski kuahnya tidak hangat.

Lalu bagaimana cara kita menyusun bagian diskusi teoritik dalam skripsi? Berikut ini akan dijelaskan tahapannya.

1. Uraikan secara ringkas keseluruhan hasil temuan penelitian.

Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat me-refresh apa yang ditemukan dalam proses penelitian. Serta memfokuskan pada perumusan masalah dalam rangka menjawab tujuan penelitian.

2. Tampilkan temuan-temuan penting dan signifikan.

Setelah meringkas secara umum hasil penelitian, maka saatnya peneliti menunjukkan temuan temuan penting yang signifikan dengan rumusan masalah. Tentunya dalam penelitian, akan ada temuan yang signifikan dengan rumusan, dan ada pula temuan menarik, tetapi tidak signifikan dengan tujuan penelitian. Di bagian ini, tampilkan hanya temuan yang menarik dan signifikan dengan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.

3.Eksplorasi temuan-temuan penting dan signifikan dikaitkan dengan kebaruan yang ditawarkan.

Setelah menguraikan temuan yang penting dan signifikan dari penelitian, selanjutnya peneliti harus mengeksplorasinya. Hasil eksplorasi tersebut menunjukkan kebaruan yang ditawarkan dari penelitian ini. Untuk memperkuatnya, peneliti dapat membandingkan dengan penelitian sebelumnya yang sekiranya sejenis. Tetapi yang perlu diingat, jangan mengacu pada penelitian yang tidak mutakhir.

4. Lakukan diskusi mendalam terhadap temuan penelitian.

Peneliti tetap perlu mengaitkan temuan penelitian dengan pengalaman dan pengetahuan peneliti meski tidak merujuk pada teori dan konsep yang digunakan. Hal ini berguna untuk memudahkan peneliti membuat justifikasi dan implikasi pada bab kesimpulan.

5. Diskusikan temuan yang tidak signifikan dengan rumusan masalah yang kamu ajukan.

Hal ini mesti tetap dilakukan peneliti, bertujuan agar temuan tersebut memperoleh kesempatan dalam memperkaya bidang yang diteliti. Bahkan tidak mustahil peneliti memperoleh sesuatu yang bermakna dari hasil temuan yang tidak signifikan tersebut.

Sehingga bila disimpulkan, dalam diskusi teoritik peneliti dapat menyampaikan ide dari perspektif yang baru, dari berbagai sudut pandang. Tentunya ide yang lebih segar dibandingkan dengan hasil penelitian penelitian terdahulu. Di samping itu, peneliti juga menguraikan mengapa hasil temuan yang diperoleh dapat memantapkan teori yang digunakan. Justifikasi mengenai pemantapan suatu teori yang ada, disampaikan dengan pemahaman yang lebih dalam, sembari menguraikan aspek yang tidak terbahas dalam penelitian terdahulu.