Sebagai seorang mahasiswa tidak terlepas dari permasalahan sehari-hari. Dimulai dari masalah akademik yang dapat membuat stres hingga putus cinta. Masalah-masalah yang dialami oleh mereka dapat mengantarkannya pada ketidakbahagiaan. Melalui rasa ketidakbahagiaan tersebut bisa berdampak pada kesehatan mereka.

Namun, sebenarnya apa sih kebahagiaan itu?

Seligman menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas positif yang yang tidak mempunyai komponen perasaan sama sekali. Definisi kebahagiaan adalah konsep yang subjektif karena setiap individu memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah kesenangan, ketenteraman, serta kedamaian hidup secara lahir batin yang mengacu pada emosi positif dan mental individu yang sehat. Selain itu, kebahagiaan juga bersifat relatif.

Aspek-aspek kebahagiaan menurut Seligman dibagi menjadi lima, yaitu;

1. Terjalinnya hubungan positif dengan orang lain (positive emotions).

Hubungan positif bukan sekadar memiliki teman, pasangan, ataupun anak, tetapi dengan menjalin hubungan yang positif dengan individu yang ada di sekitar. Hubungan positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial yang membuat individu mampu mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-masalah psikologis, kemampuan pemecahan masalah yang adaptif, dan membuat individu menjadi sehat secara fisik.

2. Keterlibatan penuh (engagement).

Keterlibatan penuh bukan hanya pada karir, tetapi juga dalam aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas bersama keluarga. Melibatkan diri secara penuh, bukan hanya fisik yang beraktivitas, tetapi hati dan pikiran juga turut serta dalam aktivitas tersebut.

3. Penemuan makna dalam keseharian (meaning).

Dalam keterlibatan penuh dan hubungan positif dengan orang lain tersirat satu cara lain untuk dapat bahagia, yakni menemukan makna dalam apapun yang dilakukan. Individu yang bahagia akan menemukan makna di setiap apapun yang dilakukannya.

4. Optimisme yang realistis.

Individu yang optimis mengenai masa depan merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupannya. Individu yang mengevaluasi dirinya dengan cara yang positif, akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya, sehingga memiliki impian dan harapan yang positif tentang masa depan. Hal ini akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki individu bersifat realistis.

5. Resiliensi.

Orang yang berbahagia bukan berarti tidak pernah mengalami penderitaan. Kebahagiaan tidak bergantung pada seberapa banyak peristiwa menyenangkan yang dialami, melainkan sejauh mana seseorang memiliki resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit dari peristiwa yang tidak menyenangkan sekalipun. Dalam beberapa penelitian, kebahagiaan berhubungan dengan sikap memberi dan menolong.

Bagaimana sedekah dapat membuat bahagia?

Bersedekah adalah sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat untuk semua kalangan. Bersedekah dianggap mampu untuk mengatasi masalah kemiskinan. Meskipun bersedekah sebagai sesuatu yang dianggap membebani finansial mahasiswa ternyata bisa memberi pengaruh pada kebahagiaan. Indonesia sebagai negara yang kental dengan budaya timur, tentunya menginternalisasikan konsep memberi pada mahasiswa dan pelajar.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Indonesia diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki perilaku bersedekah yang tinggi memiliki kebahagiaan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memiliki perilaku bersedekah yang rendah. Selain itu, mahasiswa yang memiliki perilaku bersedekah yang tinggi memiliki meaning, positive emotion, dan achievement yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan siswa yang memiliki perilaku bersedekah yang rendah.

Sedekah bukan dilihat dari harta yang diberikan, tapi dari intensi psikologis yang terjadi. Memberi sebagai bentuk kepedulian orang lain adalah sesuatu yang berhubungan dengan kebahagiaan bahkan kesehatan. Kebahagiaan dapat dicapai dengan merasa puas (contentment), bersyukur, memberi secara bijak (wisdom of giving), dan mengolah jiwa (self-cultivation). Orang yang melakukan voluntary activity menunjukkan kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan ketika tidak melakukan voluntary activity.

Oleh karena itu, jika kita ingin merasa lebih bahagia cobalah untuk bersedekah. Selain dapat membantu sesama, kita pun dapat memperoleh pahala di sisi-Nya.