Sebelum membahas mengenai miom pada ibu hamil, ada baiknya jika kamu mengenal lebih jauh seperti apa itu penyakit miom. Mioma uteri atau miom juga dikenal dengan uterine fibroid (fibroid rahim), yaitu benjolan atau tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Miom dapat tumbuh di dinding rahim bagian dalam maupun bagian luar. Namun kamu tidak perlu khawatir, sebab miom bukanlah benjolan ganas yang berbahaya.

Pengidap miom dapat memiliki lebih dari satu buah benjolan di dalam rahimnya. Selain itu, miom juga dapat dialami oleh wanita yang sedang hamil. Namun, kasus miom pada ibu hamil umumnya baru diketahui ketika pengidap melakukan pemeriksaan USG. Umumnya, sel tumor miom tersebut sudah tumbuh dan berkembang sebelum masa kehamilan dimulai.

Penyebab utama munculnya miom adalah akibat sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan sel abnormal tersebut dapat membentuk tumor jinak yang berada di dinding atau bagian luar rahim.

Gejalamiom pada ibu hamil.

Seperti pada kebanyakan wanita, gejala miom pada ibu hamil pun cenderung tidak diketahui, sehingga jarang ada yang menyadari kondisinya. Gejala miom juga tergantung pada jenis, ukuran, letak, dan jumlah miom yang tumbuh di rahim.

Meski begitu, berikut ini adalah beberapa gejala miom yang paling sering muncul ketika miom sudah tergolong parah, yaitu:

- Pendarahan saat menstruasi yang lebih banyak dibandingkan biasanya.

- Masa menstruasi menjadi lebih menyakitkan dan dengan durasi yang lebih lama.

- Susah buang air besar (sembelit).

- Perut bengkak atau membesar ketika ukuran miom cukup besar.

- Sering buang air besar (beser).

- Merasa sakit saat melakukan hubungan intim.

- Merasa sakit dan nyeri pada bagian perut atau di sekitar punggung bawah.

Miom akan tumbuh di dalam dinding rahim, menonjol ke dalam rongga rahim atau ada juga yang tumbuh di bagian luar rahim.Namun perlu kamu ketahui bahwa miom yang terjadi selama masa kehamilan dapat meningkatkan komplikasi seperti rasa nyeri di bagian perut atau pendarahan ringan dari vagina.

Meski begitu, bila kondisi miom tudak berbahaya, kemungkinan besar kondisi janin di dalam rahim berada dalam keadaan normal. Namun, ada baiknya jika kamu mengonsultasikan kondisi kamu dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Apabila miom yang dialami tergolong serius seiring dengan berkembangnya janin di dalam kandungan, maka hal tersebut harus diwaspadai. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan bahwa miom dapat meningkatkan risiko keguguran dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur.

Tak hanya itu, miom yang terjadi saat hamil juga dapat menyebabkan jalan lahir tertutup atau posisi bayi menjadi abnormal saat akan menjalani persalinan. Jika kondisi ini terjadi, maka ada kemungkinan bagi ibu hamil untuk melakukan persalinan caesar.

Pemicuterjadinya miom saat hamil.

Sebenarnya penyebab munculnya miom sendiri masih belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, miom umumnya muncul pada wanita dengan kisaran usia 16 sampai 50 tahun yang diduga dipicu akibat meningkatnya kadar hormon estrogen di dalam tubuh.

Namun selain itu, perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa faktor lain yang dapat membantu memengaruhi terbentuknya miom di rahim, di antaranya adalah:

1. Faktor hormon.

Kondisi di mana terbentuknya miom dikaitkan dengan hormon yang diproduksi oleh ovarium, seperti hormon estrogen dan progesteron. Kondisi ini disebabkan karenalapisan rahim berkembang dan beregenerasi selama setiap siklus menstruasi, sehingga dapat memicu terjadinya miom.

2. Faktor keturunan.

Kondisi di mana ada riwayat anggota keluarga lain, seperti ibu, saudara perempuan, atau nenek yang juga sempat mengalami miom. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko miom.

3. Faktor berat badan.

Kondisi di mana pengidap kurang menjaga berat badan idealnya. Pasalnya, wanita atau Ibu hamil dengan berat badan berlebih (obesitas) dapat memicu meningkatnya hormon estrogen, sehingga juga dapat memicu terbentuknya miom.

4. Faktor menstruasi terlalu dini.

Kondisi yang dipengaruhi akibat terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan meningkatkan asupan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran. Kebiasaan mengonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko miom.

5. Faktor kehamilan.

Kondisi di mana meningkatnya produksi hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh saat hamil juga dapat memicu pertumbuhan miom di rahim.

Makananpantangan miom saat hamil.

Meski dalam kebanyakan kasus miom tidak berbahaya dan bahkan dapat sembuh dengan sendirinya, namun ada baiknya jika kamu melakukan perawatan atau pencegahan agar miom tidak membesar dan menimbulkan masalah yang lebih serius. Perlu kamu ketahui, bahwa secara umum penyebab miom membesar adalah faktor hormonal, yaitu hormon estrogen. Selain itu, kelebihan berat badan (obesitas) juga dapat menyebabkan miom membesar.

Oleh sebab itu, penting bagi pengidap miom, termasuk ibu hamil, untuk melakukan olahraga rutin dan mengurangi asupan makanan yang mengandung kolesterol tinggi.Jadi, tidak ada makanan yang secara spesifik menjadi pantangan untuk penderita miom. Hanya saja kamu perlu mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Sebab, makanan tersebut dapat menyebabkan miom membesar.

Selain itu, perbanyak konsumsi buah-buahan agar asupan serat dan vitamin di dalam tubuh dapat terpenuhi dengan baik.Namun, jika kamu berada dalam kondisi hamil, sebaiknya kamu perhatikan juga makanan apa saja makanan yang menjadi pantanagn untuk ibu hamil agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Caramengatasi miom saat hamil.

Pada dasarnya jika miom yang muncul tidak menimbulkan gejala dan tidak mengganggu selama masa kehamilan maka cenderung tidak memerlukan perawatan khusus. Akan tetapi, tetap perlu melakukan konsultasi dengan dokter kandungan secara rutin. Lakukan evaluasi mengenai perkembangan miom melalui pemeriksaan USG secara berkala minimal tiga bulan sekali.

Selain itu, biasanya dokter akan menganjurkan untuk melakukan istirahat secara total dan jika muncul gejala beripa nyeri, maka dianjurkan untuk mengompres bagian yang terasa nyeri menggunakan kompres es.Usahakan agar kamu tidak mengonsumsi segala jenis obat tanpa anjuran atau tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya dampak yang buruk terhadap kondisi janin.

Dalam sebagian kasus, miom yang tergolong ringan biasanya akan menyusut dan menghilang dengan sendirinya tanpa ada pengobatan khusus setelah masa menopause.Sementara itu, hingga saat ini belum ada hasil penelitian mengenai pengobatan apa yang dapat menghilangkan miom apabila ukuran miom semakin membesar akibat faktor hormonal seiring bertambahnya usia kehamilan.

Salah satu cara yang cukup ampuh untuk menghilangkan miom dalam rahim adalah dengan melakukan tindakan operasi. Sementara itu, untuk menjaga kondisi kesehatan janin di dalam kandungan, usahakan agar selalu melakukan konsultasi dengan dokter.

Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai miom pada ibu hamil. Semoga apa yang penulis sampaikan dapat memberikan manfaat bagi kamu semua.