Sebelum masuk ke pembahasan indie, kita harus mengetahui arti dari kata indie itu sendiri. Indie adalah singkatan dari Independent. Indie juga merupakan sebutan untuk musisi dan band-band yang 'bebas', 'mandiri', 'tidak terikat', dan 'merdeka', dalam membuat karyanya.
Dalam dunia musik, indie berarti melakukan Do-It-Yourself approach saat melakukan rekaman dan publishing. Dan tak jarang, musisi indie mendirikian label mereka sendiri untuk melakukan rekaman dan publishing tersebut.
Mengenai perkembangan musik indie, tahun 1980 tangga lagu musik indie pertama kali muncul di majalah Record Week sesaat sebelum pindah ke harian Sounds. Banyak band indie yang mulai muncul kala itu, seperti The Smith dan Joy Division.
Mulai memasuki era 90-an, Nirvana dan Radiohead yang berkibar di bawah bendera label indie ikut menyebarkan “virus indie” ke seluruh dunia. Bahkan, Radiohead sempat merilis album dengan sistem pembayaran secara sukarela.
Sebelumnya, masyarakat Indonesia terlebih dahulu mengenal istilah underground sekitar tahun 1970-an ketimbang indie. Dan God Bless merupakan salah satu band yang mendeklarasikan bahwa mereka adalah band underground pada era itu.
Jalur musik indie mulai dikenal sejak PAS Band merilis album For Through The Sap (1993) secara independen. Album tersebut ternyata terjual habis sebanyak 5,000 kopi. Keberhasilan yang dituai PAS Band di jalur indie kemudian menjadi inspirasi bagi musisi lainnya.
Kemudian ada pula band Mocca yang berhasil menjual album My Diary (2002) di atas angka 300,000 kopi diikuti penghargaan Best Video Clip of The Year untuk klip Me & My Boyfriend (2003) dari MTV Indonesia. Pencapaian tersebut cukup spektakuler untuk sebuah band indie dalam negeri kala itu.
Memasuki era 2000-an, semakin banyak musisi indie yang suaranya mulai terdengar dari satu panggung ke panggung lainnya, baik dalam format band, grup, atau solo. Kini, tampaknya Indonesia sudah memiliki ratusan atau mungkin ribuan band indie—belum ada data lengkap mengenai hal ini.