Di era industri 4.0 ini, tentunya kita harus bisa mengimbangi perubahan dan perkembangan dalam dunia teknologi maupun pendidikan. Teknologi dan pendidikan memiliki keterikatan satu sama lain. Teknologi dapat kita pahami berkat adanya pendidikan ataupun tahap belajar yang ditempuh sebelumnya.

Di Indonesia sendiri rasanya sudah sangat mudah bagi beberapa orang untuk dapat mengenyam pendidikan. Pada dasarnya dengan adanya pendidikan diharapkan bisa memerdekakan setiap orang dari belenggu kebodohan.

Jika diamati lebih lanjut, pendidikan di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Dimulai dari Bapak Pencetus Pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara, hingga saat ini.

Salah satu contoh dari adanya perubahan sistem pendidikan di Indonesia adalah dengan adanya perubahan kurikulum. Kurikulum memiliki sifat yang dinamis dan bersifat mutlak karena adanya fleksibilitas serta memiliki pengaruh di masa yang akan datang.

Kurikulum yang dipakai tentunya harus mengikuti arus perkembangan zaman, namun tetap sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Kurikulum tidak bisa dirasakan secara spontan manfaatnya, tentunya diperlukan waktu beberapa tahun untuk mengetahui manfaatnya. Dengan adanya berbagai perubahan tersebut, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor baik secara Internal maupun Eksternal.

Kurikulum 2013 Revisi 2017 merupakan kurikulum yang tengah berlaku saat ini, di mana ciri khas dari kurikulum ini adalah penekanan peserta didik dalam pendidikan karakter, literasi, dan kompetensi. Lalu, apakah K13 Revisi 2017 ini sudah sesuai dengan kebutuhan di era industri 4.0 ini?

Rasanya kita sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan seperti, "Kenapa kita perlu belajar mata pelajaran ini? Sedangkan kita sendiri tidak tahu fungsi dari ilmu yang dipelajari tersebut bagi kehidupan sehari-hari?"

Di era industri 4.0 ini, perusahaan akan mempertimbangkan berbagai hal, tak terkecuali soft skill dan pengetahuan sang pelamar. Pada kenyataannya ketika kita memasuki dunia kerja tentunya harus bisa menerapkan semua ilmu yang telah dimiliki terhadap kasus yang terjadi di lapangan. Bahkan, sebenarnya ada saja hal yang tidak kita pelajari secara langsung yang sebenarnya perlu kita miliki ketika memasuki dunia kerja.

Contohnya seperti public speaking, based team learning, creativity, critical thinking dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya hal-hal tersebut biasa dikenal sebagai 4Cs yang terdiri dari Creativity, Critical Thinking, Collaboration dan Communication. Kemampuan tersebut memang seharusnya sudah dikuasai ketika akan memasuki dunia kerja dan perlu ditingkatkan secara bertahap.

K13 Revisi 2017, sudahkah sesuai dengan kebutuhan industri 4.0?
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada K13 Revisi 2017 ini menjadikan murid sebagai subjek utama, sedangkan guru sebagai perantara dalam suatu pembelajaran. Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan sistem pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, di mana guru dijadikan sebagai subjek utama untuk memajukan pendidikan.

Kurikulum yang saat ini berlaku saat ini tentunya sudah diusahakan untuk memenuhi kriteria dalam perkembangan zaman saat ini. Secara tidak kita sadari, sebenarnya prinsip 4Cs sudah diterapkan di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Interaksi yang tercipta akan menghasilkan suatu skill dalam melakukan Collaboration antar individu untuk menghasilkan kerja sama tim yang hebat. Selain itu, melatih siswa dalam presentasi dan menyampaikan pendapat merupakan bentuk melatih skill Communication (komunikasi) di depan banyak orang. Lalu yang paling terpenting ialah, bagaimana kita bisa menyelesaikan tugas yang ada dengan memanfaatkan teknologi, ilmu pengetahuan ataupun dengan menggabungkan berbagai unsur 4Cs merupakan salah satu bentuk bukti dalam Find Problem and Solve Problem (mencari persoalan dan menyelesaikan persoalan).

K13 Revisi 2017, sudahkah sesuai dengan kebutuhan industri 4.0?

Pergantian era ini, tentunya akan berdampak terhadap kesediaan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Karena pada dasarnya pada era industri 4.0 ini, perlahan tenaga kerja akan mengalami pergeseran dengan adanya penggantian jumlah manusia dengan mesin yang dibuat. Sehingga, diharuskan adanya adaptasi akibat adanya pergeseran tersebut yang mengharuskan generasi muda untuk paham akan ilmu teknologi.

Kurikulum yang saat ini berlaku, mungkin di masa yang akan datang akan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang memiliki daya saing dengan negara lain. Selain itu juga, melatih soft skill bisa kita tempuh secara mudah untuk saat ini. Contohnya seperti mengikuti berbagai macam seminar dan pelatihan yang memudahkan kita untuk nanti bisa terjun ke dunia pekerjaan. Dari hasil yang didapatkan dari seminar tersebut, tidak ada salahnya kita mengaplikasikannya terhadap proses belajar kita.

Namun jika ditinjau lebih umum terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia sendiri tidak bisa dirasakan secara spontan, tapi perlu juga perjuangan dan percobaan untuk menciptakan generasi yang menjurus ke arah era industri 4.0. Mengenyam pendidikan tentunya sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam memasuki dunia kerja. Melalui pendidikan, secara tidak langsung akan terarah dalam melakukan pengembangan diri, baik dari segi akademis maupun non akademis.

Pendidikan bisa dijadikan sebagai kekuatan untuk mengikuti perkembangan yang terjadi. Tergantung dari seberapa kerasnya individu itu untuk berkembang menjadi pribadi yang dibutuhkan dalam era industri 4.0. Jika diibaratkan terhadap situasi yang terus berubah ini kita hanya perlu menanamkan bahwa setiap perubahan yang sekarang terjadi akan bergantung pada reaksi kita sendiri. Kita juga yang memutuskan untuk bergerak mengikuti arus perkembangan zaman atau tetap diam di tempat. Semua itu tentunya akan memakan waktu yang tidak singkat untuk menciptakan kebiasaan baru tersebut.