Basuki Tjahaja Purnama (BTP) memberikan tanggapan mengenai bencana banjir yang melanda ibu kota dalam beberapa hari terakhir ini. Genap sudah 3 tahun tidak lagi menjabat sebagai Gubernu DKI Jakarta, BTP mengaku tidak mengurusi Jakarta, terutama mengenai sungai yang akan dinaturalisasi oleh pemerintah DKI.

Ini tanggapan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) soal banjir di Ibu Kota

BTP menceritakan pengalamannya selama menjadi Gubernur DKI dalam menangani bencana banjir. Kalo pengalaman saya sih sebenernya Jakarta itu pompa semua udah cukup oke, tanggul juga oke, jadi perhatikan aja, biasanya kalo lama kemarau langsung hujan, biasanya tuh banyak kayu-kayu ranting nutupin saringan. Makanya kita dulu selalu taro alat berat, kalo saringan yang ketutup itukan volume air gak bisa turun cepat, sama tentu pasukan orange harus keliling, pasukan biru juga mesti keliling. Kata BTP.

Yang tak kalah penting kata BTP, yang harus diperhatikan saringan sampah agar tidak tersumbat dan juga pompa yang dihidupkan sesuai waktunya.

Kan orang Jakarta kadang-kadang suka buang sampah, jangan sampe nyumbat kalo sampe nyumbat volume turunnya berat sama pompanya, juga harus diperhatikan jalan jamnya musti dipenuhin jangan hidupin pompanya telat, kalau telat gak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karna ada pompa yang telat atau apa saya gak tahu, lanjut BTP.

BTP tidak memberikan tanggapan mengenai program naturalisasi sungai yang menjadi pilihan Gubernur DKI Jakarta saat ini, yaitu Anies Baswedan. Program naturalisasi ala Anies digadang-gadang bisa jadi salah satu solusi banjir di Ibu Kota. Sedangkan untuk BTP sendiri, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, program yang dilakukan untuk solusi banjir adalah normalisasi sungai.

Aduh kalau soal kata-kata itu (normalisasi dan naturalisasi) Pak Gubernur sekarang lebih pintar dari pada saya, tegas BTP.