Bulu tangkis merupakan salah satu olahraga paling populer di Indonesia. Untuk saat ini pamor bulu tangkis semakin meningkat di Indonesia. Hal ini dipicu dengan lahirnya idola-idola bulu tangkis berprestasi yang semakin dikenal masyarakat. Di antaranya adalah Kevin Sanjaya, Anthony Ginting, dan Jonatan Christie.

Ini sosok yang paling sulit ditaklukkan oleh pebulu tangkis Indonesia

Anthony Ginting dan Jonatan Christie (sumber : suara.com)

Salah satu sektor paling bergengsi di bulu tangkis adalah sektor tunggal putra. Itulah sebabnya banyak pemain top dunia berasal dari sektor ini.

Omong-omong tentang tunggal putra, ada satu tunggal putra dunia yang benar-benar menjadi momok bagi pebulu tangkis Indonesia. Tercatat sejak tahun 2015, belum ada pemain Indonesia yang dapat menaklukkan sosok satu ini.

Dia adalah Lee Chong Wei, pebulu tangkis asal Malaysia. Pebulu tangkis satu ini pernah berada di peringkat 1 dunia. Berdasarkan rilis dari situs bwfbadminton.com, saat ini Lee Chong Wei menduduki peringkat 5 dunia.

Ini sosok yang paling sulit ditaklukkan oleh pebulu tangkis Indonesia

Lee Chong Wei (sumber : firstsport.com)

Di masa keemasannya, Lee Chong Wei terkenal sebagai musuh bebuyutan bagi Lin Dan dan Taufik Hidayat. Untuk saat ini pamor Lee Chong Wei sudah mulai meredup. Apalagi beberapa waktu lalu berhembus kabar kalau dirinya terkena penyakit kanker hidung. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap karir Lee Chong Wei ke depannya.

Entah kenapa Lee Chong Wei begitu sulit ditaklukkan oleh pebulu tangkis Indonesia. Pebulu tangkis Indonesia yang terakhir kali mampu menaklukkannya adalah Simon Santoso. Itu terjadi di ajang Singapore Open 2014. Jadi sudah lebih dari 4 tahun yang lalu.

Ini sosok yang paling sulit ditaklukkan oleh pebulu tangkis Indonesia

Simon Santoso (sumber : indosport.com)

Padahal pemain-pemain top lainnya yang berstatus juara dunia dan juara olimpiade pernah takluk dari pemain Indonesia. Contohnya saja Chen Long dan Lin Dan. Untuk tahun 2018 ini saja mereka sudah pernah takluk di tangan Anthony Sinisuka Ginting.