Dunia persepak bolaan tiba-tiba digegerkan oleh mundurnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI. Hal tersebut disampaikan oleh Edy pada kongres tahunan PSSI di Nusa Dua, Bali, pada 20 Januari 2019.

Edy selaku Ketua Umum PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara mengaku bahwa soal pengunduran dirinya tidak ada tekanan dari pihak manapun. Menurut Tirto.id, Edy mengaku masih gagal dalam memimpin PSSI, ia juga mengaku belum tuntas menyelesaikan kasus soal skandal pengaturan skor yang menjerat beberapa orang pengurus PSSI.

Berikut alasan Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI, dilansir dari berbagai sumber.

1. Mengaku gagal pimpin PSSI.

Kegagalan Edy dalam memimpin PSSI dibuktikan dengan adanya skandal pengaturan skor yang dilakukan oleh beberapa pengurus PSSI. Selain itu juga masih terjadi pertengkaran di tubuh PSSI.

2. Fokus sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Utara usai terpilih bulan September 2018 lalu, bukanlah jabatan yang kecil, karena itu berhubungan dengan rakyat langsung yang dipimpinnya. Edy mengaku ingin fokus atas jabatan yang baru direngkuhnya, yakni sebagai Gubernur.

3. Ingin majukan sepak bola Indonesia.

Mundurnya Edy selain karena rangkap jabatan, juga karena ingin memajukan sepak bola Indonesia. Menurutnya, akan lebih baik jika ia mundur dan digantikan oleh yang lebih progresif. Bagi Edy, PSSI adalah rumah untuk pemersatu sepak bola dari bangsa kita, maka jangan dicederai oleh beberapa oknum saja.

Jadi, bagaimana menurut sobat Brilio?