Ada yang merasa "malas" kerja kantoran? Atau sudah kerja kantoran, tapi ada perasaan entah apa yang membuatmu merasa terhantui? Atau mungkin, egomu terasa "tersakiti" ketika kamu mendapat perintah atau peringatan dari atasanmu di kantor? Bisa jadi, bekerja dengan orang lain atau perusahaan memang tidak cocok untukmu. Kamu adalah pemilik jiwa bebas yang ingin jauh dari tekanan, yang ingin berjarak dengan bayang-bayang target yang ditentukan oleh orang lain.

Jadi pengusaha dengan menjual suatu produk? Mungkin terdengar bagus. Apalagi ditambah banyaknya cerita sukses para pengusaha muda yang pasti membuatmu iri. Tapi, sebelum menuju kesana coba pikirkan, apakah kamu sudah memiliki produk yang bagus juga untuk dijual? Produk yang inovatif, dan pasti akan diterima pasar? Menemukan atau menciptakan produk semacam itu rasanya akan sulit dilakukan melihat persaingan pasar dewasa ini.

Lalu kenapa kita terus berpikir keluar? Kenapa dipikiran kita berbisnis selalu tentang menjual atau menciptakan produk? Sekarang coba berpikir ke dalam. Kenapa tidak memanfaatkan apa yang sudah ada dalam diri? Setiap manusia terlahir dengan keistimewaan dan kemampuan yang unik. Kenapa tidak coba membisniskan itu?

Kita bisa menjual ide kita, konsep yang ada dalam pikiran, maupun gagasan yang mungkin memiliki nilai jual. Semua itu bisa kita jual dalam bentuk tulisan, gambar, sketsa, foto, bahkan kata-kata yang direkam dalam bentuk suara atau video.

Tidak ada yang tidak mungkin, kata mutiara kuno. Mari sekarang kita ganti kata mutiara itu menjadi tidak ada yang tidak laku. Konsep itu harus tertanam dalam kepala para pekerja yang tidak mau lagi bekerja secara konvensional, sebut saja pekerja lepas atau Freelancer. Lalu jika sudah memutuskan untuk jadi Freelancer, apa yang harus dilakukan?Poin-poin di bawah ini mungkin akan sangat membantu.


1. Terapkan jam kantor meskipun kamu bekerja sendiri.
Siapa bilang melakukan hal yang disukai itu gampang? Mungkin akan terasa mudah pada awalnya, tapi untuk menjadi konsisten adalah hal yang cukup sulit dilakukan dewasa ini. Scrolling Instagram, nonton Youtube secara maraton, mengecek timeline aplikasi chat adalah hal yang sangat menyenangkan. Mungkin saat membuka aplikasi tersebut kamu berpikir, ah lima menit saja. Tapi pada kenyataannya kamu bisa menghabiskan waktu berjam-jam disana, dan itu tanpa terasa. Jadi untuk meminimalisir hal tersebut, kamu bisa mensetting mindset kamu seperti bekerja di kantor. Kamu harus selalu bangun pagi, mandi lalu mulai bekerja. Jika kamu rasa hal ini berlebihan, maka kamu bisa mengatur sendiri jam kerjamu, tidak harus dari jam 8 sampai 4. Mungkin kamu lebih nyaman bekerja di malam hari? Hal penting yang harus kamu garis bawahi hanya konsisten. Lakukan itu setiap hari, dan motivasi dirimu sendiri. Saat ini dirimu adalah Boss sekaligus Karyawan dalam satu kepala.


2. Siapkan mental baja dan kuping karet.
Kamu akan hidup secara "tidak normal". Kamu akan jauh berbeda dengan orang-orang yang setiap hari berpakaian rapi, berangkat dari rumah pagi kemudian pulang di sore harinya. Menjadi freelancer bisa saja membuatmu hanya berada di kamar dengan piyama butut selama satu bulan penuh. Itu bisa menjadi hal yang sangat menjijikkan bagi orang yang tidak tahu bahwa dalam piyamamu itu kamu sedang bekerja. Belum lagi saat orang-orang menanyakan dimana kamu bekerja, pasti jawaban dari pertanyaan mereka cukup sulit kamu jawab, terlebih jika yang bertanya adalah orang-orang kolot yang belum bisa menerima jika bekerja itu bisa dilakukan tanpa kemana-mana. Well, sekali lagi yang kamu perlukan hanya mental baja dan kuping karet.


3. Jangan berharap kamu bisa langsung mendapat "gaji" di bulan pertamamu.
Setelah sebulan penuh bertingkah seolah bekerja di jam kantor, bahkan mungkin lebih. Setelah sebulan penuh kupingmu panas menahan cibiran dari sana sini, jangan langsung berpikir bahwa hal itu cukup untuk memberimu "gaji". Menjadi freelancer adalah soal ketekunan. Kamu harus begitu banyak belajar dan melakukan kesalahan sebelum akhirnya jerih payahmu menguras otak dihargai dengan beberapa lembar seratus ribuan. Mungkin terdengar menyakitkan, tapi jika sebulan ini saja kamu berhasil melaluinya dengan baik, makan yakinlah jika apa yang kamu lakukan ini akan membuahkan hasil nantinya. Bukankah satu bulan ini kamu sudah menuai satu keberhasilan yaitu kepuasan?


4. Terus berusaha meningkat. Buatlah target yang harus dicapai perbulannya.
Jika kamu memutuskan untuk menjadi Youtuber, mungkin target bisa dilihat dari viewers. Jika kamu memilih jadi influencer, bisa nampak dari followers. Jika kamu penulis, pastinya dari readers. Yang paling mudah tentu target bisa ditentukan dalam bentuk pendapatan. Usahakan selalu meningkat perbulannya. Siapa sih yang tidak mau kaya? Hal ini tentu saja tidak mudah, tapi tanpa perlu munafik setiap orang yang bekerja untuk memperkaya dirinya. Menjadi idealis itu sangat diperlukan, tapi mencoba peruntungan dengan mengikuti tren dan permintaan pasar tanpa menghilangkan ciri khas kamu sah-sah saja dilakukan bukan?


5. Berbanggalah! Karena kamu tidak perlu mengekor orang lain maupun perusahaan.
Saat kamu sudah menjadi freelancer yang sukses dengan income yang lumayan perbulannya, maka berbanggalah. Sesekali "sombong" itu diperlukan guna mengapresiasi apa yang telah dengan keras kamu kerjakan selama ini. Ceritakan bagaimana pengalamanmu kepada orang lain yang mungkin bekerja secara konvensional. Ceritakan bagaimana asiknya kamu menjalani pekerjaan yang jam masuk dan pulangnya kamu tentukan sendiri. Hal ini selain bisa membuat dirimu sendiri bangga dan bahagia, tentu juga akan membuka wawasan orang-orang bahwa pekerjaan itu bukan hanya tentang berpakaian rapi, berangkat pagi pulang sore, dan mendapat gaji perbulan.