Indonesia merupakan negara dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki arti "berbeda-beda tapi tetap satu", salah satunya tercerminkan pada perbedaan agama yang ada di Indonesia. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui seperti Islam dengan 87% penganut dari total populasi nasional (207 juta), diikuti Kristen dengan 7% penganut dari total populasi nasional (16,5 juta jiwa), Katolik dengan 2,91% penganut dari total populasi nasional (6,9 juta jiwa), Hindu dengan 1,69% penganut dari total populasi nasional (4,0 juta jiwa), lalu Buddha dengan 0,72% penganut dari total populasi nasional (1,7 juta jiwa) tambah 9 ribu jiwa dalam 10 tahun, serta Konghucu dengan 0,05% penganutdari total populasi nasional (117 ribu jiwa) (Markus,2014).

Hargai perbedaan, ini 4 cara untuk memupuk toleransi

Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat negara Indonesia menjadi kaya akan budaya yang membangun karakter saling menghargai perbedaan satu sama lain, dengan tetap memberi kebebasan warganya untuk memeluk serta mengamalkan ajaran agama masing-masing.

Tak sedikit orang-orang yang intoleran dengan agama yang beda dengan dianutnya. Namun, hal itu dapat dihilangkan sedikit demi sedikit dengan beberapa cara, seperti berikut ini.

1. Menerima dan menghormati perbedaan.

Dengan memiliki rasa menghargai perbedaan sesuai norma dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara, kita dapat memunculkan rasa menerima dan menghormati perbedaan yang ada. Selain itu bila terdapat perbedaan yang tidak mengenakkan hati dapat dilakukan musyawarah untuk mencapai jalan terbaik.

2. Menghargai hak pribadi orang lain.

Dengan toleransi, maka pemahaman terhadap pilihan orang lain atas agama dan kepercayaan orang lain menjadi makin mudah, karena agama adalah pilihan pribadi individu dengan Tuhannya.

3. Menghormati ibadah orang Lain.

Dengan saling menghormati orang yang sedang beribadah sesuai agamanya adalah hal terpenting dalam toleransi beragama. Seperti saat hari Nyepi di Bali, seluruh masyarakatnya ikut menghormati dengan tetap berdiam diri di rumah tanpa memandang perbedaan agamanya. Begitu pula jika hari Raya Idul Fitri, umat Islam tidak diganggu kegiatan ibadah salat Iednya yang memang akan lebih ramai dari salat biasa.

4. Saling menyayangi.

Meskipun terdapat perbedaan suku bangsa serta agama dengan lingkungan sekitar, tetangga atau teman harus tetap saling menyayangi. Dengan tetap menyayangi sekitar tanpa memandang perbedaan tersebut, kita juga dapat memperluas pergaulan dan pengetahuan dengan tidak terbatas ruang dan waktu.

Nah, jadi ada beberapa contoh sikap yang dapat dilakukan untuk melakukan toleransi beragama. Semoga hal tersebut dapat menginsipirasi untuk meningkatkan rasa toleransi kita ya!