Sampah plastik yang tersebar di segala tempat, kini bisa dikonversi menjadi bahan material yang memiliki nilai jual. Grass Block berhasil diciptakan setelah melalui beberapa uji coba dan studi literatur terhitung sejak bulan Juni 2021 dan terus berlangsung hingga bulan Agustus 2021. Pembuatan Grass Block membutuhkan campuran pasir dengan perbandingan 3:1. Sampah yang telah dilelehkan melalui pembakaran, kemudian dicampurkan dengan pasir, dicetak, lalu didinginkan di dalam air. Berdasarkan studi literatur, pencampuran dengan rasio ini menghasilkan Grass Block dengan compressive stress sebesar 17,2 Mpa.

Untuk membuat satu Grass Block saja setidaknya dibutuhkan 1 kg sampah plastik dari jenis PVC, PET, ataupun LDPE. Dari hal tersebut bisa dibayangkan berapa sampah yang dapat dikurangi apabila produk ini bisa terus diproduksi bahkan dikomersilkan dalam jumlah besar.

Grass Block Risaikuru diciptakan oleh lima sekawan mahasiswa UM yang beranggotakan Siti Nur Farihah (FIS), Putri Nuraini Hilaliyah (FT), Salsabilatuz Zakiyah (FIP), Fikri Kurniawan (FT), dan M. Andi Fauzi (FIS). Produk ini mendapat dukungan dari beberapa pihak, salah satunya dari Nailul Insani, S. Pd.,M. Sc, dosen Geografi selaku dosen pembimbing.

Grass Block berbahan dasar sampah plastik ini merupakan hasil keluaran Program Kreativitas Mahasiswa skim Kewirausahaan yang didanai tahun 2021 oleh Kemendikbud-Ristek. Hal ini menunjukkan besarnya peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah di Indonesia dari berbagai sisi.

Melalui implementasi ini, diharapkan masyarakat bisa sadar bahwa pembangunan dan pelestarian lingkungan bisa dilakukan secara bersamaan. Kini, saatnya mengubah persepsi masyarakat bahwa sampah plastik bukan hanya perusak lingkungan, namun juga bahan murah meriah yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.