Nama franchise City Hunter mungkin tidak semeriah dan merakyat di kalangan penggemar manga dan anime Jepang masa kini. Tidak seperti Naruto, Boruto dan (apalagi) One Piece atau Dragon Ball, City Hunter sepertinya lebih dikenal di kalangan mereka yang menggemari manga dan anime Jepang akhir 80-an dan awal 90-an; terutama di Indonesia sejak komik bajakannya beredar dari percetakan hantu legendaris Rajawali Grafiti.

Saat itu komik-komik Jepang banyak masuk ke Indonesia lewat saluran tidak resmi alias bajakan dan City Hunter adalah salah satu korban selain Dragon Ball dan berbagai judul legendaris lain seperti Belldandy (Aa~ Megami-sama), Zenki dan masih banyak lagi.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Bukalapak)

Nama ini sempat mendapatkan treatment drakor alias Drama Korea; yang mulai trending sejak awal-awal Milenium. Melenceng jauh dari pakem asli manga, drama Korea City Hunter (2011) secara umum tidak begitu berhasil mengenalkan kembali City Hunter: manga top Jepang era 1985 ciptaan Tsukasa Hojo.

Aktor aksi komedi sekelas Jackie Chan juga sempat mencoba membuat film live action City Hunter (1993). Sukses? Well Sebagai film aksi komedi khas Jackie Chan film itu memang berhasil. Tipikal aksi kungfu dan stunt ala film-film Jackie Chan ada di sana; sampai-sampai aksi meniru video game Street Fighter II juga ada sebagai tempelan segar. Tapi sebagai adaptasi manga buatan Hojo-sensei? Nope. Tidak. Sama sekali tidak berhasil.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Amazon)

Saya belum nonton live action City Hunter buatan Prancis: City Hunter: et le parfum de Cupidon (2019) karena sepertinya belum (tidak?) masuk bioskop Indonesia, namun dari trailer yang ada di YouTube saya yakin kalau film itu bakal jadi adaptasi manga City Hunter yang ideal ke layar lebar; tidak seperti film Jackie Chan atau (apalagi) drama Korea Lee Min-ho.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Freakin Geek)

https://www.youtube.com/watch?v=q2ozziqQay0

Tapi setidaknya saya mendapatkan kesempatan menonton film animasi terkini City Hunter berjudul City Hunter: Shinjuku Private Eyes (2019) di bioskop Indonesia!

Sejak dulu film animasi merupakan adaptasi paling ideal untuk manga City Hunter. Dan itu wajar saja; mengingat animasi lebih mampu menggambarkan aksi Ryo Saeba seperti di komik. Namun perlu diingat kalau City Hunter merupakan produk sebelum era Milenium. Setting dan situasinya merupakan kenyataan pada era itu. Sehingga tidak heran kalau dulu (baik di manga maupun animasi) tidak ada elemen-elemen masa kini; seperti misalnya smartphone alias telepon pintar. City Hunter diciptakan saat dunia masih menggunakan box telepon umum untuk berkomunikasi saat di jalan. Sehingga saat cerita terbaru City Hunter dibuat untuk era masa kini, elemen-elemen modern membuatnya terlihat sedikit asing/berbeda buat yang mengikuti City Hunter sejak awal.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Carousell)

Minor Spoiler Alert! Tulisan berikut akan berisi opini film City Hunter: Shinjuku Private Eyes yang sedang diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Saya harap kamu menonton film keren ini sebelum membaca tulisan berikutnya. Dan sebelum filmnya berhenti beredar di bioskop Tanah Air!

Anyway! Seperti yang saya tulis sebelumnya, elemen-elemen modern membuat film anime City Hunter kali ini berbeda. Terutama jika dibandingkan film terakhirnya, Death of the Vicious Criminal Ryo Saeba (1999). Ryo Saeba masih tetap dengan karakter ikoniknya: genit, slengean, terlihat selalu ngawur, namun dapat berubah serius dengan akurasi tembakan mematikan dan kemampuan tempur tangan kosong kelas atas. Kaori Makimura juga masih sama; lincah dengan palu gedenya dan merupakan partner sehati untuk Ryo Saeba. Bahkan mobil mini Saeba dari era 80an juga masih sama! Untuk fans lama, mereka masih akan menemukan berbagai hal ikonik dari era awal City Hunter; termasuk password legendaris Shinjuku no taneuma itu.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: The Movie Database)

Tapi karena setting film ada di masa kini maka hal-hal modern juga hadir di City Hunter: Shinjuku Private Eyes. Seperti adanya smartphone. Dan bahkan robot pelayan seperti yang digunakan Cats Eye Coffee Shop. Papan tulis Shinjuku Station legendaris tempat calon klien City Hunter meninggalkan pesan XYZ bagaimana? Well Benda itu tidak ada lagi. Atau lebih tepatnya tidak berbentuk sama lagi.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Crunchyroll)

Modernisasi elemen-elemen lama seperti papan tulis itu merupakan hal segar di film baru City Hunter ini. Sangat menarik. Sehingga walaupun Saeba masih terasa tradisional, namun dia dapat menyesuaikan diri dengan berbagai modernisasi yang ada. Termasuk saat bertempur dengan drone military grade di klimaks film. Ryo Saeba dengan Colt Python di tangan adalah one-man army. Walau tentu kita tidak bisa mengabaikan peran Umibozu/Falcon dan istrinya Miki dalam aksi tempur melawan peralatan perang modern di film ini.

Dan Cats Eye! Kemunculan karakter klasik ciptaan Tsukasa Hojo sebelum City Hunter ini merupakan hal segar. Cameo yang menyenangkan untuk fans karya-karya klasik mangaka legendaris Tsukasa Hojo.

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Twinfinite)

Film City Hunter: Shinjuku Private Eyes di isi suaranya oleh pengisi suara TV anime lama City Hunter. Sehingga menyenangkan mendengar suara-suara familiar di film ini. Ryo Saeba kembali di isi suaranya oleh Akira Kamiya. Saya mungkin akan protes kalau bukan dia yang kembali mengisi suara gokil Saeba. Kazue Ikura juga kembali memerankan karakter Kaori Makimura. Kenji Kodama, yang sebelumnya menangani banyak episode TV anime City Hunter, kembali duduk di kursi sutradara. Intinya, film ini merupakan reuni para aktor dan aktris pengisi suara TV anime City Hunter puluhan tahun yang lalu. Dan itu seru banget.

City Hunter: Shinjuku Private Eyes mungkin lebih ditujukan buat fans lama City Hunter era 80-90an. Namun dengan kualitas grafis dan kisah modern rasanya film ini juga bisa dinikmati mereka yang bukan/belum ngefans City Hunter dan penggemar film animasi pada umumnya. Jika punya waktu untuk nonton film animasi dari IP legendaris akhir 90-an yang seru maka saya merekomendasikan nonton film ini di bioskop terdekat. Jangan tanya saya soal skor film karena saya pasti memberikan jawaban bias berhubung saya adalah fans City Hunter, hehehe. Intinya kamu akan terhibur dengan aksi Ryo Saeba sang City Hunter dari Shinjuku. Have fun!

Film City Hunter Shinjuku Private Eye beredar di bioskop Indonesia

(Sumber gambar: Soranews24)

https://www.youtube.com/watch?v=wpTr-7ARvyw