Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, teknologi juga semakin maju dan berkembang, begitu pula dengan cara berdagang. Dahulu pembeli dan penjual harus bertemu dalam melakukan transaksi, jangkauan penjualanpun juga sangat sempit. Tetapi sekarang semua serba mudah, kemajuan teknologi informasi seperti internet membuka peluang untuk dalam pemasaran dan perdagangan. Hal ini memudahkan kita untuk membeli produk yang diinginkan tanpa harus bertatap muka dengan sang penjual atau yang sering kita sebut dengan online shopping.

Apa alasan pembelian secara online lebih digemari dibandingkan secara langsung? Pertama, harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan harga pasar, variasi barang yang lebih beragam dan hal paling penting adalah kenyamanan dalam berbelanja. Ketika berbelanja di mall atau pasar, kita harus berdesakan dan berlomba untuk mendapatkan barang yang kita inginkan. Ini berbeda ketika kita melakukan transaksi atau pembelian secara online. Lalu, benar atau tidak orang Indonesia lebih gemar belanja online?

Belanja bukan sekadar memenuhi kebutuhan. Bagi sebagian orang, belanja merupakan terapi mengatasi stres. Penggunaan internet yang paling utama memang dikuasai oleh kalangan remaja, tetapi tidak memungkiri bahwa internet digunakan oleh semua kalangan. Terdapat peningkatan transaksi penjualan di berbagai online shopping dalam beberapa bulan terakhir.Discount,cashback,buy 1 get 1, dan hadiah langsung adalah alasan dari peningkatan tersebut. Dalam pembelian secara online pasti ada faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan sebelum bertransaksi.

Faktor pengambilan keputusan.

Proses pengambilan keputusan didasari oleh pengaruh kognitif dan emosional seperti keluarga, teman, iklan, role model, suasana hati dan situasi yang mempengaruhi pembelian. (Schiffman & Kanuk, 2010). Ada dua faktor dalam pengambilan keputusan, faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yang ada di antaranya:

1. Demografi, yaitu karakteristik seperti usia, pendapatan, dan pendidikan juga membedakan bagaiamana individu terlibat dalam pengambilan keputusan konsumen.

2. Sikap, yaitu predisposisi atau sikap mudah terpengaruh dapat mempengaruhi individu dalam membeli dan menggunakan barang. Sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan pembelian suatu produk, merek, dan pelayanan.

3. Kepribadian, faktor ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal dirinya.

4. Motivasi, mencakup dorongan dalam diri individu dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

5. Pengalaman, merupakan perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Perilaku customer dapat dipelajari melalui pengalaman belajar karena pengalaman belajar akan menentukan tindakan keputusan pembeli.

Selain faktor internal, ada pula faktor eksternal dalam pengambilan keputusan. Faktor ekternal dalam pembelian di antaranya:

1. Sosial ekonomi, di mana keadaan keuangan individu sangat memengaruhi dalam pengambilan keputusan. Individu cenderung membeli barang dengan kualitas tinggi ketika memiliki uang lebih. Begitupun sebaliknya ketika keungan menurun, mereka akan mencari barang yang lebih murah atau bahkan discount.

2. Budaya, individu cenderung membeli barang mengikuti lingkungan sekitar atau tren yang sedang berjalan.

3. Kelompok sosial, tempat individu berinteraksi satu sama lain juga dapat memengaruhi karena tidak ingin terlihat berbeda. Individu cenderung membeli barang yang digunakakan kelompok sosial agar tidak terlihat berbeda.

4. Keluarga sangat penting dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.

Tidak jarang individu lebih memilih untuk melakukan pembelian secara langsung karena ketidakpercayaan akan online shopping atau mungkin belum pernah sekalipun mencoba. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam berbagai aspek, kembali kepada persepsi yang dipercaya. Jadi, berani mencoba berbelanja online? Mari mencoba untuk menilai tipe belanja mana yang lebih efektif untukmu.