Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi masalah besar terkait dengan pandemi Covid-19. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan virusCorona dengan terus menerus mengampanyekan cara hidup sehat melalui pembiasaan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain), menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hingga pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Data dari kemenkes.go.id sampai tanggal 22 Juni 2021 menyebutkan ada 2.018.113 orang yang terkonfirmasi terpapar Covid19, 1.810.136 orang berhasil sembuh, dan 55.291 yang meninggal dunia. Pada hari yang sama, jumlah vaksinasi Covid-29 ke-1 sudah mencapai 23.789.884 dan vaksinasi Covid-19 ke-2 telah mencapai 12.514.917. Data tersebut menggambarkan bagaimana keseriusan pemerintah menyikapi fenomena pandemi Covid-19.

Pada sektor ekonomi, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 16 April 2021 Pemerintah telah merealisasikan Rp 134,07 triliun dari pagu Rp 699,43 triliun (sumber: covid19.go.id). Angka yang demikian besar perlu ditangkap sebagai peluang bagi masyarakat untuk memulai kegiatan usaha.

Kendala utama yang dihadapi saat ingin memulai bisnis adalah ketidaktahuan tahapan-tahapan untuk memulai bisnis. Sarasvati mengusulkan satu konsep yang disebut dengan effectuation sebagai satu pendekatan yang efektif untuk memulai bisnis.

Konsep ini dibangun berdasarkan pengalaman empiris para wirausaha yang telah sukses membangun bisnisnya. Ada 5 (lima) prinsip yang perlu dilalui jika kita memiliki keinginan untuk memulai bisnis.

1. Bird-in-hand.

Mulailah usaha atau bisnis dari apa yang sudah kamu miliki. Setiaporang tentu memiliki sesuatu, seperti uang, harta, keterampilan, hobby, teman, dan sebagainya. Dari apa yang ada tersebut kamu bisa identifikasi mana yang bisa kamu gunakan untuk memulai bisnis.

2. Crazy quilt.

Setelah mengidentifikasi sumber daya yang sudah kamu miliki, kemudian bisa dilanjutkan dengan membangun kerja sama. Kerja sama bisa dimulai dengan melihat kembali siapa teman atau rekan yang kamu kenal yang bisa membantu aksesmu ke produk, badan usaha, maupun pasar.

3. Affordable loss.

Sekalipun mempunyai keinginan besar untuk memulai bisnis, namun kamu juga perlu untuk mengukur tingkat risiko yang masih sanggup kamu tanggung. Hindari untuk membangun bisnis yang jika terjadi kegagalan, kerugiannya tidak mampu kamu tanggung.

4. Lemonade.

Mempertimbangkan berbagai kemungkinan akan adanya hal-hal yang tidak terduga yang akan muncul dan secara luwes beradaptasi. Keluwesan atau fleksibilitas ini akan membuat kamu tidak mudah untuk menyerah saat muncul situasi yang tidak terduga.

5. Pilot-in-the-plane.

Situasi di masa depan akan sulit untuk diprediksi atau dikendalikan. Untuk itu akan lebih aman jika kamu yang membuat situasinya lebih terkendali. Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan membuat perencanaan secara cermat dan kemudian secara persisten mengikuti apa yang sudah direncanakan tersebut.

Dengan kelima prinsip effectuation di atas, kamu akan memiliki kesiapan untuk memulai bisnis atau kegiatan usaha. Tentu saja dibutuhkan juga determinasi atau kesungguhan untuk secara terus-menerus mengevaluasi atau meninjau ulang prinsip manakah yang belum secara baik dijalankan.

Kesulitan ekonomi akibat pandemi saat ini tidak berarti hilangnya kesempatan untuk membangun usaha. Tersedia berbagai peluang yang terbuka untuk dimanfaatkan, yang justru baru muncul dan tampak dalam situasi pandemi ini. Tinggal kemauan dan kesungguhan kamu untuk mencari dan mengambilnya yang akan menentukan apakahkamu akan dikalahkan oleh pandemi atau keluar sebagai salah satu pemenangnya.

Oleh:Teguh Prasetio, Dosen Prodi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya