Depresi adalah penyakit yang umum menjangkit manusia dari berbagai belahan bumi. World Health Organization (WHO) menyatakan lebih 300 juta orang menanggung derita tersebut hingga Maret 2018. Bila tak cepat diredam, depresi akan bergerak masif dan menjerat penderitanya ke liang lahat.

Kementerian Kesehatan mendeskripsikan gangguan depresi sebagai perasaan sedih atau murung mendalam selama lebih dari dua pekan beruntun. Dalam prosesnya, gejala depresi mengganggu aktivitas keseharian. Mau apa-apa susah. Beban pikiran terlalu berat.

Biasanya, gangguan tersebut ditandai hadirnya perasaan sedih hingga kehilangan nafsu makan. Yang paling umum adalah kesulitan tidur.Pada puncaknya, depresi memicu mereka yang terjangkit melakukan tindakan bunuh diri. Ancaman tersebut begitu nyata. Hampir 800 ribu kasus bunuh diri terjadi setiap tahun. Dan bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar kedua untuk orang-orang usia 1529 tahun di dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim kehidupan penduduk Indonesia yang sudah cukup bahagia. Hasil riset menunjukkan rata-rata tingkat kebahagiaan orang Indonesia pada 2017 adalah 70,69 dalam skala 0100. Angka tersebut menunjukkan lonjakan berarti setelah indeks kebahagiaan tahun 2014 berada di level 68,28.

Namun, kebahagiaan yang diklaim nyatanya takmembuat depresi pergi dari Tanah Air. Prevalensi penderita depresi dari Sabang sampai Merauke adalah 3,7 persen populasi. Yang berarti, diperkirakan 9 juta penduduk Indonesia terbelenggu masalah kejiwaan tersebut. Data Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang berkaitan gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun ke atas, mencapai 14 juta orang atau 6 persen penduduk Indonesia.

Pemerintah bereaksi meredam gejolak kejiwaan yang berkembang. Selain lewat upaya promotif dan preventif, penanganan masalah kejiwaan kini ditangani mulai level puskesmas. Beban biaya psikiatri sebagai penanganan lanjutan juga ter-cover Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Namun, perlu diketahui bahwa selain penanganan tenaga medis, depresi bisa diredam secara alami. Langkah-langkah berikut dipercaya mereduksi persoalan kejiwaan secara signifikan dengan sendirinya.

1. Jangan menyendiri.

Coba upaya memulihkan depresi dengan 5 cara ini

foto: www.desktopbackground.org

Mengurung diri atau menjauh dari kehidupan sosial hanya memperparah depresi. Terbuka dan berinteraksi dengan orang-orang terdekat niscaya mereduksi beban tersebut. Perhatian dari keluarga dan sahabat memunculkan perasaan dicintai. Menempatkan diri dalam atmosfer sosial juga memicu semangat ekstra dalam keseharian.

2. Berolahraga.

Coba upaya memulihkan depresi dengan 5 cara ini

foto: www.freepik.com

Olahraga teratur memberi manfaat jangka panjang dalam menghilangkan depresi. Rutinitas tersebut mampu mendorong otak melipatgandakan energi positif dalam diri. Aktivitas fisik juga terbukti secara ilmiah mendorong kondisi emosional lebih baik. Olahraga meningkatkan plastisitas di saraf otak dan melepas neurokimia yang disebut endorfin. Mood pun menjadi semakin baik.

3.Meditasi.

Coba upaya memulihkan depresi dengan 5 cara ini

foto:deepwatermichigan.com

Pola yang satu ini memang tak terlalu mainstream, namun ampuh mereduksi depresi. Meditasi dilakukan dengan duduk yang nyaman, fokus dengan penapasan, dan mengosongkan pikiran tanpa rasa khawatir akan masa lalu dan masa depan.

Peneliti dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore, AS, menyaring hampir 19 ribu hasil penelitian tentang meditasi. Dari studi tersebut, didapati 47 percobaan yang sesuai kriteria dari isu yang diangkat. Hasil penelitian, sebagaimana dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine, menunjukkan bahwa meditasi pikiran membantu mengurangi tekanan psikologis seperti kecemasan, depresi, dan rasa sakit.

4.Makanan sehat.

Coba upaya memulihkan depresi dengan 5 cara ini

foto:pixabay.com

Diet adalah komponen penting terhadap kesehatan jiwa. Apa yang kita makan adalah penting dalam setiap aspek kesehatan, terutama kesehatan mental. Salah satu analisis Harvard Medical School menunjukkan pola diet dengan asupan tinggi dari buah, sayuran, gandum utuh, ikan, minyak zaitun, produk susu rendah lemak, antioksidan, dan asupan makanan hewani yang rendah, berdampak terhadap penurunan risiko depresi.

Sedangkan pola makan kaya produk olahan daging merah, biji-bijian, manisan, susu tinggi lemak, mentega, kentang, saus tinggi lemak, diikuti asupan buah dan sayur yang rendah, didapati meningkatkan risiko depresi.

5.Lakukan hal baru.

Coba upaya memulihkan depresi dengan 5 cara ini

foto: www.pexels.com

Depresi bisa jadi disebabkan level jenuh yang memuncak karena rutinitas monoton. Keluar dari rumah dan lakukanlah hal baru. Menantang diri melakukan hal berbeda, memicu perubahan positif terhadap proses kimia di dalam otak. Antusiasme dari kegiatan baru memicu peningkatan hormon dopamine yang berhubungan dengan kebahagiaan, kenyamanan, dan pembelajaran.