Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meingkatkan sumber daya manusia dikarenakan dapat memengaruhi secara penuh pertumbuhan bangsa dan bukan hanya berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga berpengaruh terhadap fasilitas masyarakat. Dalam hal ini menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap akan menghadapi perubahan pendidikan secara luas, yaitu proses pembelajaran di mana saja. Dalam kegiatan berbahasa, ada empat keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh semua orang, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Minat baca tumbuh dari pribadi masing-masing seseorang, sehingga untuk meningkatkan minat baca perlu kesadaran setiap individu. Negara maju adalah negara yang minat baca masyarakatnya tinggi. Oleh karena itu minat baca menduduki posisi penting bagi kemajuan suatu bangsa. Dibanding dengan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN dan negara asing lainnya, Indonesia masih menduduki urutan terbawah dalam hal minat baca. Minat baca menjadi kunci penting bagi kemajuan suatu bangsa karena penguasaan Iptek hanya dapat diraih dengan minat baca yang tinggi, bukan kegiatan menyimak atau mendengarkan. Berdasarkan kegiatan membaca di masyarakat, tingkat kemampuan membaca dapat dibedakan atas tujuh tingkatan. Basuki (1991:7) membedakan tingkatan kemampuan membaca sebagai berikut:

1. Orang yang tidak mampu membaca sama sekali

2. Orang yang memiliki kemampuan teratas dalam membaca

3. Orang yang sedang belajar dalam membaca

4. Orang yang melek huruf namun tidak membaca kecuali membaca bacaan terbatas pada kehidupan sehari-hari

5. Orang yang melek huruf namun bukan pembaca buku

6. Orang yang melek huruf namun bukan pembaca yang tetap

7. Orang yang melek huruf serta merupakan pembaca buku yang tetap

Berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia menduduki urutan 38 dari 39 negara yang diteliti. Laporan Bank Dunia no.16369-IND (Education in Indonesi from Crisis to recovery) menyebutkan bahwa tingkat membaca usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya mampu meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan Singapura (74,0). Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3%.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya berkualitas yang dihasilkan dalam proses pembelajaran, pemerintah melakukan terobosan dengan mengadakan gerakan literasi sekolah, yaitu gerakan massal untuk menumbuhkan gemar literasi guna memenuhi kebutuhan akan informasi dan bacaan bagi generasi emas yang dimiliki bangsa ini. Langkah nyata diperlukan untuk mulai peka terhadap pendidikan, yaitu melalui literasi seseorang dapat terdidik dengan baik.

1. Budaya sadar literasi.

Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan cara melakukan kegiatan membacasegala ilmu pengetahuan. Bidang ilmu mempunyai cakupan yang luas, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang akan merasakan semakin banyak yang tidak diketahui. Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan mutu SDM.

2. Memulai agar terbiasa membaca kemudian mahir menulis.

Menulis dapat membuat pikiran seseorang lebih tertata, membuatseseorang bisa merumuskan keadaan diri, mengikat, dan mengonstruksi gagasan,mengefektifkan atau membuat seseorang memiliki sugesti positif, membuatseseorang semakin pandai memahami sesuatu (menajamkan pemahaman),meningkatkan daya ingat, dan lain-lain.

3. Gerakan literasi di lingkungan sosial.

Salah satu upayapemerintah menjadikan pendidikan berkualitas adalah melalui peningkatanbudaya literasi (membaca dan menulis).Yang akan dibangun itu adalah kebiasaan, maka dibutuhkan suatu pembiasaan yangharus terus menerus dilakukan sejak usia dini dan untuk itu konsistensi sangatdiperlukan.

Upaya untuk memulai literasi menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikandan budaya literasi Indonesia akan tumbuh lebih baik dari negara-negara yang telahlebih dulu peka dan mengaplikasikan literasi ini sebagai kebiasaan dan kebutuhandalam hidup, salah satunya kota Ohio, Amerika Serikat. Indonesia bisa belajar banyakdari budaya tersebut. Dalam upaya meningkatkan minat baca, sebaiknya anak-anak diberistimulan agar minat baca itu muncul dari diri murid itu sendiri. Upaya meningkatkanminat baca dengan memaksa siswa membaca buku sebanyak-banyaknya tidak akanefektif. Dalam hal ini, media pun menjadi sasaran utama dan menjadi peran pentingdalam mengekspresikan sebuah informasi yang menarik perhatian bagi masyarakat, terlebih pada generasi millenial ini.

Nah, gimana? Yuk kita mulai hal baru agar bisa mewarisi budaya literasi ke anak-cucu kita.

Salam literasi!