Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pada tahun 2035 Indonesia memiliki penduduk sekitar 305,6 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 68,1 persen (207,8 juta) adalah pendudukusia produktif (15-64 tahun).Jumlah usia produktif sebanyak itu bisa menjadi berkah bagi Indonesia.

Jika dikerucutkan lagi, usia paling produktif seseorang biasanya ada di rentang 20-40 tahun. Artinya, mereka yang lahir pada rentang 1996-2012 adalah kelompok generasi emas yang akan menjadi tulang punggung bonus demografi pada tahun 2035. Bila merujuk pada teori generasi, kelompok yang lahir pada pergantian milenium itu disebut dengan Generasi Z.

Pada dekade ini, Generasi Z terus diteliti. Dari preferensi politik, ekonomi, hingga gaya hidup. Sebab, di dunia ini, belum pernah ada generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi seperti mereka. Namun, Generasi Z dikenal sebagai karakter yang lebih tidak fokus dari milenial, tapi lebih serba-bisa, lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan tentu saja lebih ramah teknologi.

Pembangunan infrastruktur dan teknologi adalah strategi yang paling relevan dengan situasi saat ini sehingga diharapkan dapat menjawab tantangan di Era Bonus Demografi. Karena dengan percepatan pembangunan teknologi, terutama berkaitan dengan digitalisasi maka hal tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama bagi Generasi Z yang memang sangat dekat dengan dunia digital.

Lonjakan penduduk usia produktif merupakan tantangan terberat yang dihadapi bangsa ini. Jika dalam dua dekade ke depan, Indonesia gagal memanfaatkan bonus demografi untuk memacu laju pertumbuhan, ekonomi Indonesia akan berjalan di tempat, bahkan terjebakmiddle income trap.Pendapatan per kapita sulit didongkrak dan bangsa ini gagal naik ke kategorihigh income country.Sebaliknya, negeri ini bisa jadi justru mengalami kemunduran.

Sembilan tahun lagi, yakni 2030, pemerintah memprediksikan Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi. Menurut United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat berusia produktif lebih banyak daripada masyarakat berusia nonproduktif.

Meski begitu, beberapa pemuda yang telah membuktikan bahwa Generasi Z sudah berperan terhadap ekonomi Indonesia, di antaranya Wirda Mansur yang memiliki bisnis fashion, kosmetik, serta travel yang tergabung dalam Wirda Mae Group Official. Ada pula Ammar Mandili Dengan usaha minyak rambut bernama Indohaircut, Kevin Ciang dengan bisnisnya bernama Sestyc, Almeyda Nayara Alzier yang membuka bisnis mainan slime bernama Naya Slime, Muhammad Akbar Maulana yang membuka perusahaan teknologi multimedia bernama PT Rabka Madbarlana Group, Putri Nabila dan Qasyah Rahmani Febriyan dengan bisnis pakaian daur ulang bernama Our Trashes.

Tak sampai di situ, ada pula Tiffany Kenanga Mandalawangi dengan bisnis pakaian bernama Tiffany Kenanga Hijab dan sepatu bernama Tiffany Kenanga Signature, serta Nadya Pinem dengan bisnis scrapbook dan pernah menjadi perwakilan USU dalam "Medan Telkomsel Education Fun Holiday Goes to Sydney" pada tahun 2016.

Semoga Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya manusia usia produktif yang besar saat ini,sehingga bisa berdaya guna dengan optimal dan akhirnya bisamemajukan perekonomian nasional.