Pandemi virus Covid-19 saat ini mengganggu universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia. Tetapi beberapa lembaga tertentu juga bekerja sangat keras untuk mencari tahu bagaimana penyakit ini dapat dihentikan dan dampaknya dikurangi melalui sebuah penelitian. Sedangkan di sisi lain, setiap perusahaan yang tentu ingin maju dan berkembang salah satu caranya adalah dengan mengembangkan bidang Research and Development (R&D) atau Penelitian dan Pengembangan perusahaan.

Research and Development (R&D) mencakup kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk berinovasi dan memperkenalkan produk juga layanan baru. Ini sering kali merupakan tahap pertama dalam proses pengembangan. Tujuannya biasanya untuk membawa produk dan layanan baru ke pasar dan menambah garis bawah perusahaan.

Istilah Research and Development (R&D) secara luas terkait dengan inovasi baik di dunia korporasi dan pemerintah atau sektor publik dan swasta. Research and Development (R&D) memungkinkan perusahaan untuk tetap unggul dalam persaingannya. Tanpa program Research and Development (R&D), perusahaan mungkin tidak dapat bertahan hidup sendiri dan mungkin harus bergantung pada cara-cara lain untuk berinovasi seperti terlibat dalam merger and acquisition (M&A) atau kemitraan. Melalui Research and Development (R&D), perusahaan dapat merancang produk baru dan meningkatkan penawaran yang ada.

Karena kondisi dewasa ini banyak perusahaan sekarang menghadapi kesulitan arus kas yang tidak terduga, tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk mengajukan keringanan pajak Research and Development (R&D). Klaim Research and Development (R&D) dapat mengurangi hutang pajak perusahaan dan dalam beberapa kasus dapat menghasilkan pembayaran kembali, terutama untuk perusahaan yang merugi.

Untuk beberapa perusahaan, Covid-19 memang dapat meningkatkan aktivitas Research and Development (R&D) mereka, misalnya bisnis yang meneliti vaksin, mengurutkan penyebab virus, atau perangkat kebersihan standar internasional yang dibutuhkan selama adanya Covid-19 ini. Namun, kemungkinannya adalah bahwa dalam banyak kasus, banyak gangguan karena pandemi ini harus menutup tempat usaha hingga berkurangnya staf. Kegiatan subkontraktor dan pelonggaran staf pasti akan mengurangi biaya kualifikasi, kegiatan kualifikasi, atau keduanya.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan cara terbaik untuk menghitung proporsi yang sesuai dari biaya kualifikasi dan apakah pembagian biaya yang rata adalah yang paling tepat. Dalam beberapa kasus, mungkin bisa saja untuk membagi biaya. Seperti contohnya, seorang karyawan yang sebelumnya bekerja di bidang Research and Development (R&D) sekarang tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut dalam bentuk apa pun dan diberhentikan sementara dengan gaji yang berpotensi ada pengurangan sekian persen.

Sedangkan berdasarkan hasil diskusiFocus Group Discussiondosen-dosen akuntansi UNPAD pada tanggal 29 Maret 2020, menghasilkan opini terkait banyak perusahaan yang mengkhawatirkan laporan keuangan 2020 karena ekonomi yang melambat akibat virus Corona. Pandemi virus Corona dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan 2020 terutama dalam berbagai aspek berikut:

1. Pendapatan perusahaan yang akan menurun akibat daya beli masyarakat yang melemah dan kemungkinan inflasi.

2. Pengukuran persediaan.

Pandemi virus Corona ini sangat memengaruhi rantai pasokan (supply chain) perusahaan terutama yang mendapatkan bahan baku dari Cina. Harga bahan baku melambung tinggi karena kelangkaan barang yang dapat meningkatkan harga pokok penjualan. Di lain pihak banyak perusahaan yang sudah memproduksi barang atau membeli bahan baku untuk persiapan kenaikan permintaan di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Melihat kebijakan pemerintah yang melarang mudik Lebaran, kemungkinan besar permintaan barang tidak sebesar prediksi awal perusahaan. Perusahaan yang sudah terlanjur memiliki persediaan besar saat ini perlu mempertimbangkan kerugian akibat keusangan barang persediaan atau kerusakan bahan baku yang melewati masa kedaluwarsa.

3. Pengukuran imbalan kerja.

Beberapa perusahaan mungkin memutuskan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menyeimbangkan aktivitas yang menurun. Hal ini akan berdampak pada pengukuran imbalan kerja perusahaan. Di tengah likuiditas yang semakin ketat, perusahaan juga harus membayar Tunjangan Hari Raya pada kisaran bulan Mei. Pengukuran liabilitas imbalan kerja pada PSAK 24 perlu memperhitungkan dampak pandemi Corona ini.

4. Dampak perubahan kurs pada laporan keuangan.

Kurs rupiah yang melemah terhadap dolar selama pandemi Corona ini dapat memengaruhi laporan keuangan apabila perusahaan memiliki terpapar risiko kurs, terutama bila perusahaan memiliki utang/piutang dalam mata uang dollar dan tidak melakukan lindung nilai.

5. Pengukuran cadangan perusahaan. Perusahaan memilki cadangan-cadangan yang biasanya menggunakan asumsi bisnis normal. Misalnya cadangan piutang, cadangan atas klaim garansi produk, cadangan untuk persediaan yang rusak/usang, atau cadangan lainnya. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak virus Corona ini terhadap cadangan perusahaan terutama untuk laporan keuangan interim pada paruh pertama 2020. Perusahaan perlu mempertimbangan dampak pandemi Corona ini di dalam risk management perusahaan.

6. Laba perusahaan mungkin akan menurun pada tahun 2020 akibat pandemi Corona. CAS Unpad mengimbau para pemangku kepentingan terutama pemilik modal untuk mempertimbangkan target kinerja selain laba perusahaan untuk menghitung bonus tahunan manajemen.

Kesimpulannya, perusahaan yang mendirikan dan mempekerjakan seluruh departemen Research and Development (R&D) memberikan modal besar untuk upaya tersebut. Mereka harus memperkirakan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko pada pengeluaran Research and Development (R&D) mereka yang sudah jelas melibatkan risiko modal. Hal ini dikarenakan tidak ada imbalan langsung secara pasti, dan Return of Investment (ROI) atau laba atas investasi yang tidak pasti. Karena lebih banyak uang diinvestasikan dalam Research and Development (R&D), tingkat risiko modal meningkat.Perusahaan lain dapat memilih untuk melakukan outsourcing Research and Development (R&D) mereka dengan berbagai alasan termasuk ukuran dan biaya. Perusahaan di semua sektor dan industri pasti menjalani kegiatan Research and Development (R&D). Korporasi mengalami pertumbuhan melalui peningkatan ini dan pengembangan barang dan jasa baru.