Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus selalu dimeriahkan dengan berbagai macam perlombaan.Namun siapa sangka, di balik kemeriahan perlombaan tersebut ternyata terdapat beberapa kisah tragis.

Kamu mungkin bertanya-tanya, siapa pencipta permainan tersebut? Penemu atau pencipta perlombaan seperti ini tak tercatat dalam sejarah. Bisa jadi karena kurangnya wacana dokumentasi saat itu atau hanya sebuah ide yang datang begitu saja.

Nah, berikut ini adalah 3 perlombaan 17 Agustusan yang menyimpancerita menyedihkan. Apa saja cerita di baliknya?

1. Perlombaan Panjat Pinang.

Begini cerita sedih di balik terciptanya 3 lomba 17 Agustusan ini

Foto: Jakarta bisnis

Perlombaan Panjat Pinang sudah menjadi icon utama dalam menghiasi kemeriahan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Perlombaan ini punya aturan yang hampir sama, yaitu memanjat bambu. Walau kelihatannya hanya memanjat, namun tak semua orang bisa melakukannya.

Bayangkan saja, bambu tersebut berketinggian sekitar 10 meter tersebut kamu harus memanjatnya dalam keadaan bambu yang dilumuri oli.Syaratnya, oli tersebut tak boleh dibersihkan atau dilap. Kalau kamu lakukan itu, kamu akan didiskualifikasi. Setelah mencapai puncak, kamu bisa menarik semua hadiah secepat yang kamu bisa.

Permainan ini pun tergolong permainan yang sangat lama, kadang mulai dari siang, dan baru selesai pada malam harinya.

Nah, sejarahnya, nama panjat pinang diambil dari bahasa Belanda. Dulu, perlombaan ini dinamakan De Klimmast' yang artinya panjang tiang. Permainan ini berasal dari Belanda dan dibawa ke Tanah Air, namun tak ada satupun orang Belanda yang ingin mengikuti perlombaan ini.

Menurut Belanda, hal ini menjijikan karena orang yang menopang di bawah harus rela diinjak-injak hingga sampai ke atas. Kata diinjak inilah yang membuat Belanda berinisiatif mengadakan perlombaan ini untuk menertawakan bangsa Indonesia. Karena dulu bangsa Indonesia susah mendapatkan makanan, maka mereka pun rela, dan bahkan dengan senangnya mendaftarkan diri dalam perlombaan tersebut hanya untuk mendapatkan sedikit beras.

2. Perlombaan Makan Kerupuk.

Begini cerita sedih di balik terciptanya 3 lomba 17 Agustusan ini

Foto: detik.com

Perlombaan ini sering diadakan untuk anak-anak dalam memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.Aturan perlombaan ini adalah dimana kerupuk akan ditalikan menggunakan benang tipis dan digantungkan secara berjejer. Selain itu, tali kerupuk itu akan ditempatkan lebih tinggi dari tinggi badan anak tersebut.

Seiring dengan zaman di beberapa wilayah, permainan ini ditaburi sedikit sambal.Triknya, kamu harus menjinjitkan kaki ketika kerupuk itu sudah mau habis. Lumayan bikin kaki pegel.

Ternyata, di balik perlombaan ini mengandung kisah yang menyedihkan. Zaman dulu ketika Indonesia dijajah oleh Belanda, nenek moyang bangsa Indonesia susah mendapatkan pangan.Mereka hanya bisa memakan nasi dan kerupuk. Hingga akhirnya, di hari kemerdekaan masyarakatpun berinisiatif menjadikan kerupuk ke dalam salah satu perlombaan di hari kemerdekaan.

3. Perlombaan Tarik Tambang.

Begini cerita sedih di balik terciptanya 3 lomba 17 Agustusan ini

Foto: kompas.com

Perlombaan ini biasanya diikuti oleh orang dewasa. Panitia akan bertindak adil, maksudnya ketika para pemainnya sekelompok wanita, maka lawannya pun juga wanita. Begitupun sebaliknya.Kamu harus menahan tali tersebut dan menariknya hingga lawanmu tak bisa menahannya. Jika tali tersebut tertarik, maka kamu dinyatakan menang.

Ternyata, zaman dulu warga Indonesia atau yang biasa disebut pribumi oleh Belanda dipaksa kerja berat, salah satunya menggunakan tali tambang ketika menarik suatu benda, entah batu, pasir atau benda-benda berat lainnya.Kurangnya hiburan saat itu menjadikan para pekerja yang sedang menarik tali tambang dijadikan sebuah guyonan. Hingga akhirnya, setelah merdeka kegiatan tersebut dijadikan salah satu perlombaan.