Hal yang paling dinantikan dari setiap pasangan adalah memperoleh momongan sebagai simbol dari buah cinta mereka. Namun, setiap pasangan tentunya memiliki keinginan berbeda mengenai jenis kelamin anak yang diinginkan. Sebagian dari mereka menginginkan laki-laki dengan alasan kelak akan menjadi seorang kakak yang dapat melindungi adiknya dan sebagian memilih perempuan dengan anggapan bahwa kakak perempuan akan memperlakukan adiknya lebih baik dan penuh kasih sayang dibandingkan dengan kakak laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, banyak orang tua yang mencari tahu bagaimana supaya mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang diinginkan.

Terdapat beberapa pendapat mengenai hal ini. Ada ahli yang mengatakan bahwa posisi berhubungan badan tertentu dapat menyebabkan sperma naik lebih cepat ke dalam rahim dan membuahi sel telur. Ahli lain mengatakan bahwa sperma membawa kromosom yang berbeda di mana sperma dengan kromosom X akan menghasilkan anak dengan jenis kelamin perempuan dan sperma dengan kromosom Y menghasilkan anak dengan jenis kelamin laki-laki. Tentunya hal ini sulit dipahami oleh orang awam.

Dalam kehadirannya di salah satu program talk show milik stasiun televisi swasta, dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG. MARS. atau yang lebih sering disapa dengan panggilan dr. Boyke menyanggah dengan tegas pernyataan bahwa posisi berhubungan dapat menentukan jenis kelamin anak. Untuk mendapatkan anak perempuan dan laki-laki itu bukan datang dari kiri turun dari kanan, kemudian turun dari kiri. Nggak ada itu! Itu mitos ya! sanggahnya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini juga menjelaskan bahwas sperma itu ada dua jenis. Sel sperma yang laki-laki bentuknya kecil, gesit, cepet, tapi cepet mati dan tahan dengan suasana basa. Atau yang perempuan, dia spermanya yang kepalanya besar kemudian lambat jalannya dan lebih suasana asam. Kalau kita periksa dengan mikroskop, akan kelihatan.

Lalu, bagaimana caranya mengatur suasana asam basa pada daerah kewanitaan? Jika menginginkan anak perempuan, maka istri dianjurkan mengonsumsi daging-dagingan dan suami mengonsumsi sayur-sayuran yang mana akan membuat suasana miss V menjadi asam sehingga sperma yang perempuan akan bertahan lama. Jika menginginkan anak laki-laki, maka istri dianjurkan mengonsumsi sayuran dan suami mengonsumsi daging-dagingan yang akan menjadikan suasana missV menjadi basa sehingga sperma yang laki-laki bertahan lama.

Lalu, mulai sejak kapan pola makan harus diatur? Pola makan ini diterapkan sejak 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan dengan kemungkinan keberhasilan 80%. Dr.Boyke juga mengatakan, Kemudian untuk anak laki-laki, saat berhubungan seksnya harus pada saat masa subur. Jadi pada saat ovulasi, teng! Pas sel telurnya keluar, langsung dibuahi. Kan dia (sperma laki-laki) cepet jalannya. Kalau anak perempuan, hubungan seksnya dua hari sebelum terjadi. Jadi ketika berhubungan seks, sperma laki-laki yang cepet jalannya tadi nggak ketemu sama sel telurnya. Tapi ketika sel telur keluar, sperma perempuanlah yang yang membuahi (karena jalannya yang lambat). Masa subur sendiri terjadi pada 12-14 hari sebelum hari pertama haid selanjutnya.

Setelahnyadr. Boyke menambahkan bahwa selain hal di atas terdapat cara lain dalam mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang diinginkan, yaitu menggunakan bayi tabung dan inseminasi dengan kemungkinan keberhasilan 95%. Namun perlu diingat, seberapa tingginya kemungkinan keberhasilan, anak tetap merupakan titipan dari Tuhan dan jenis kelamin anak merupakan rahasia Tuhan.