Hedonisme adalah kebiasaan hidup yang menjurus ke kehidupan glamor dan bersenang-senang sepanjang waktu. Perilaku buruk dari hedonisme terkadang tanpa kita sadari telah bersemayam dalam diri selama ini. Hanya saja kita terlalu acuh dan membiarkannya.

Dalam jangka panjang, hidup secara hedonisme membawa dampak sosial yang cukup berat. Perasaan untuk terus menikmati hidup dalam kesenangan dan melupakan nilai-nilai etos kerja semakin terasa dalam lingkungan masyarakat era sekarang. Hidup narsis dan menjunjung tinggi penampilan dan kemewahan menjadi keharusan wajib di atas segala-galanya.

Maka jangan heran ketika melihat kurangnya keseimbangan hidup manusia akhir-akhir ini. Budaya pamer kebahagiaan dan kesempurnaan penampilan menjadi prioritas utama yang disanjung-sanjung. Tingkat konsumtif masyarakat yang tinggi tanpa diikuti dengan peningkatan pemasukan.

7 Tanda ini buktikan jika kamu sudah termasuk golongan hedonisme

Foto:www.bigstockphoto.com

Budaya malas dan jiwa anak muda yang lemah akan tantangan menjadi landasan bahwa hedonisme menjadi akar dari segala masalah budaya dan sosial yang terjadi. Agar kita terhindar dari perilaku buruk tersebut, pastikan kamu tidak memiliki 5 ciri-ciri berikut ini.

1. Selalu mengutamakan kemewahan dalam segi penampilan, situasi, dan gaya hidup.

Hidup mewah dan berfoya-foya adalah ciri khas dari hedonisme. Kebiasaan untuk memakai barang-barang branded dan mahal menjadi tujuan utama dalam hidup. Meski memiliki banyak uang dan menghambur-hamburkannya, kesenangan semata tersebut takkan membuat hati penganutnya lantas berpuas diri. Mereka akan terus mencari dan tergiur gemerlap dunia dengan tampilan diri yang sempurna.

2. Memiliki sikap konsumtif yang tinggi.

Hedonisme selalu mencari kesenangan dengan membelanjakan sebagian penghasilannya untuk barang-barang yang sebenarnya tak begitu penting. Keinginan dan daya beli yang tinggi menjadikan mereka korban segala produk dan tawaran sosial. Kebiasaan untuk memakai satu jenis barang saja sudah luntur dengan keinginan menguasai segala jenis barang dalam segala warna, merk, dan daya guna.

3. Acuh tak acuh pada nilai-nilai sosial, budaya, dan agama.

Sikap untuk taat dengan agama dan mematuhi segala aturan dalam bersosialisasi dan budaya semakin hilang seiring dengan kebiasaan acuh tak acuh dan cenderung tak peduli. Penganut hedonisme selalu menyukai kebebasan dan menghindari aturan yang terikat. Meski terkadang banyak aturan dan hidup disiplin itu membosankan, bukan berarti kamu acuh tak acuh dengannya. Cobalah untuk pelan-pelan menanamkan nilai sosial dan rasa peduli dalam hati untuk mencegah hedonisme.

4. Suka memilih-milih teman.

Memiliki teman yang baik dan senasib memang sebuah keberuntungan. Apalagi teman tersebut memiliki pemikiran dan kebiasaan yang sama. Tapi masih maukah kamu berteman dengan sosok yang begitu jauh berbeda dengan dirimu sendiri? Mulai dari sudut pandang, status sosial, penampilan, dan kedudukan? Hedonisme cenderung memilih-milih teman yang sepaham dengannya. Untuk itu kamu harus hati-hati dan segera mengoreksi diri dalam hubungan pertemanan.

5. Memiliki cara berpikir yang instan.

Berpikir dan bekerja keras untuk menyelesaikan masalah bukanlah sifat dari hedonisme. Mereka lebih suka berpikir instan dan ingin segera menyudahi pekerjaan. Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang adalah tujuan utama dalam hidup mereka. Karena itu cobalah mulai sekarang melatih daya pikirmu dengan kerja keras dan etos yang tinggi. Bekerja lebih keras akan menghindarimu dari sifat malas dan menghargai hasil dari pekerjaanmu.

6. Mengutamakan sudut pandang "saling menguntungkan".

Hedonisme tidak akan membuang-buang waktu mereka hanya untuk membantu orang lain yang tidak menguntungkan untuk dirinya sendiri. Baginya hidup itu harus selalu dibarengi dengan sikap saling membawa keberuntungan. Maka tak jarang hedonisme terlalu pemilih dalam berteman dan hanya ingin terlibat untuk urusan yang memberikan manfaat untuknya.

7. Mengabaikan ibadah dan pekerjaan demi hiburan, medsos, game, atau gadget!

Hal utama yang ada dalam pikiran hedonisme adalah kegiatan yang berbau kesenangan sesaat. Mereka akan cenderung menghabiskan waktu untuk bermain dengan gadget, medsos, game, dan hiburan lainnya. Kesenangan inilah yang memengaruhi pikiran untuk terus menikmatinya bahkan sampai tidak menemui titik puasnya.

Budaya dan kecenderungan masyarakat sekarang yang menginginkan kesenangan di balik masalah sosial yang terjadi dalam hidup masyarakat itu sendiri, menjadikan jalan pintas dengan bersikap hedonisme yang merupakan pelarian yang salah. Berpikirlah untuk terus mengasah diri dan bekerja keras dengan menghindari sifat-sifat di atas.