Dewasa ini jumlah perokok dan peminum allkohol makin meningkat. Bukan hanya pada orang dewasa tetapi juga para remaja usia sekolah. Sebanyak 55 persen anak usia remaja adalah perokok, dan sebagian besar ditemukan pada remaja yang tinggal di pedesaan. Menurut WHO, Indonesia adalah Negara yang menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. Meningkatnya perokok menyebabkan makin meningkatnya kejadian penyakit akibat rokok bahkan angka kematian karena rokok pun meningkat. Survei Kesehatan Nasional tahun 2011, menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok di keluarga miskin bahkan lebih besar dibanding pengeluaran untuk pendidikan, pangan dan kesehatan.

6 Risiko kesehatan yang mengintai perokok dan peminum alkohol

Selain rokok, konsumsi alkohol juga memperbesar peluang terjadinya berbagai gangguan kesehatan kronis. Data riset kesehatan dasar Nasional tahun 2007 menyebutkan persentase remaja pria yang saat ini mengkonsumsi alkohol adalah 37 persen, dan juga paling banyak ditemukan pada remaja yang tinggal di pedesaan. Tentu ini adalah hal yang sangat memprihatinkan, jika tidak segera ditindaklanjuti dengan edukasi yang masif sejak dini tentang bahaya yang mengancam perokok dan peminum alkohol. Berikut adalah beberapa penyakit yang mengintai perokok dan peminum alkohol:

1. Penyakit kardiovaskuler

Menurut WHO penyakit kardiovaskuler merupakan gangguan pada fungsi jantung dan pembuluh darah. Sebenarnya ada banyak macam penyakit yang tergolong ke dalam penyakit kardiovaskuler, tetapi yang paling umum terjadi adalah jantung koroner dan stroke. Jantung coroner disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat disebabkan oleh plak kolesterol maupun plak nikotin yang menumpuk pada pembuluh darah. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan gangguan pencernaan lemak, sehingga penumpukan lemak dapat terjadi pada lokasi yang tidak semestinya. Selain itu, merokok dapat menyebabkan menumpuknya plak nikotin pada pembuluh darah, yang akan mengganggu fungsi pembuluh darah. Akibatnya aliran darah menjadi tidak lancar, yang dapat beresiko pada gagal jantung dan stroke.

2. Kanker Paru-paru

Kanker paru- paru adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal pada paru-paru. Sekitar 80-90% kasus kanker paru disebabkan karena paparan asap rokok dalam jangka waktu lama. Asap rokok tidak hanya membahayakan bagi perokoknya, melainkan juga bagi orang sekitar atau yang lebih dikenal dengan perokok pasif. Sekitar 10-15% kasus kanker paru juga ditemukan pada perokok pasif.

3. Kanker Kepala dan Leher

Kanker kepala dan leher adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada rongga mulut, lidah, orofarings dan nasofarings. Perilaku merokok dan konsumsi alkohol adalah faktor resiko yang memperbesar peluang terjadinya kanker ini. Merokok dan konsumsi alkohol dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada gen yang berperan dalam mencegah terjadinya kanker (Tumor Supressor gene). Sehingga gen ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

4. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

PPOK adalah gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan adanya inflamasi atau peradangan yang berlangsung dalam jangka waktu panjang. Gangguan ini menyebabkan saluran pernafasan terhalang karena adanya pembengkakan dan tumpukan lendir. Merokok adalah penyebab utama gangguan kesehatan ini. Asap rokok yang mengandung banyak bahan berbahaya dapat merusak struktur dan fungsi saluran pernafasan. Sehingga berhenti merokok adalah salah satu upaya mengurangi peluang penyakit ini.

5. Gangguan fungsi hati

Hati adalah organ yang berperan dalam detoksifikasi atau penetralan racun (tokson) yang masuk ke dalam tubuh. Merokok dan konsumsi alkohol adalah perilaku yang menyebabkan berbagai bahan berbahaya dan beracun dapat masuk ke dalam tubuh. Sehingga perilaku ini memperberat tugas detoksifikasi yang harus dilakukan hati. Kandungan asap rokok dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati bahkan menurunkan tingkat regenerasi sel-sel hati. Penurunan kemampuan sel hati dalam beregenerasi dapat berujung pada sirosis hati. Tar pada rokok memicu mutasi pada sel sehingga berpotensi menjadi kanker. Tidak berbeda dengan rokok, detoksifikasi alkohol dapat mengakibatkan kerusakan sel hati. Kerusakan sel hati yang tidak diimbangi dengan regenerasi sel yang baik, akan mengganggu fungsi hati terkait pencernaan lemak. Hal ini berakibat penumpukan lemak pada hati yang disebut Fatty liver. Perlemakan pada hati sering kali tidak disadari gejalanya, tetapi dapat berujung pada kematian.

6. Gangguan sistem pencernaan

Konsumsi alkohol dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan dalam bentuk peradangan pada lambung atau dikenal juga dengan gastritis. Konsumsi alkohol juga akan menghalangi proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi penting, sekaligus meningkatkan resiko kanker kolorektal. Selain itu kebiasaan minum alkohol juga dapat berakibat pada peradangan pada pankreas. Jika pankreas mengalami gangguan, maka ada banyak hormone dan enzim yang penting untuk pencernaan akan terganggu produksinya, sehingga akan berakibat pada gangguan-gangguan kesehatan yang lebih kompleks.

Disadari atau tidak merokok dan konsumsi alkohol adalah perilaku yang sangat beresiko bagi kesehatan. Oleh sebab itu, berhentilah merokok dan mengkonsumsi alkohol, sebelum rokok dan alkohol membunuh anda dan orang-orang di sekitar anda.