Siapa sih yang tidak ingin rumahnya bersih, nyaman, dan lega? Semua itu dapat direalisasikan dengan decluttering. Belakangan inidecluttering menjadi tren yang sedang populer untuk belajar memulai gaya hidup minimalis. Istilah decluttering memiliki arti remove unecessary items from an untidy or overcrowded place, atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai "merapikan rumah dengan mengurangi barang-barang yang tidak diperlukan lagi."

Tujuan dari decluttering ini menurut Marie Kondo, penulis buku best-seller "The Life-Changing Magic of Tidying Up", yaitu menciptakan kenyamanan di dalam rumah dengan menyimpan benda-benda yang hanya dapat membawa kesenangan pada diri kita. Artinya, jika ada barang yang sudah tak terpakai atau mengganggu pemandangan di rumah, kita bisa menyingkirkan barang tersebut dan menata ulang benda yang ingin terus disimpan.

Bagi hampir setiap orang, bersih-bersih rumah merupakan hal yang sudah menjadi kebiasaan harian atau mingguan. Namun tidak sedikit pula yang merasa harus mengeluarkan tenaga dan niat ekstra untuk membereskan barang-barang di rumah. Terkadang kita lebih memilih menghabiskan akhir pekan dengan istirahat atau bermalas-malasan di kamar karena lelah menjalani aktivitas di lima hari sebelumnya. Padahal, kegiatan decluttering ini juga akan memberikan kenyamanan lebih saat kita beristirahat di rumah lho.

Tenang, 5 tips berikut ini bisa menjadi referensi dan motivasi kita untuk berbenah dan memulai hidup minimalis.

1. Buat jadwal atau waktu khusus untuk kegiatan decluttering.

Rencanakan kegiatan merapikan rumah ini dari jauh hari. Luangkan waktu dalam satu hari untuk mulai menata perabot rumah tangga yang menumpuk di rumah. Selalu ingat dan komitmen dengan jadwal yang sudah direncanakan di awal. Jangan lupa untuk membersihkan ruangan secara berkala agar hunian selalu terlihat bersih dan rapih.

2. Ubah gaya hidup konsumtif.

Banyak orang yang tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Bosan dengan baju atau sepatu yang biasa dipakai sampai akhirnya membeli yang baru. Alhasil, barang-barang lama yang sudah jarang digunakan terbengkalai dan menumpuk di dalam lemari. Jika hal ini menjadi kebiasaan, kita akan semakin sering membelanjakan barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Lemari penyimpanan pun sudah tidak cukup untuk menampung lagi.

3. Membersihkan hunian ruang demi ruang.

Tidak harus memberishkan rumah secara keseluruhan, kita bisa mencicil setiap minggunya dengan membersihkan satu atau dua ruangan. Mulai dari area yang paling sering kita lihat atau gunakan, misalnya kamar tidur beserta isinya seperti lemari baju, meja belajar, meja rias dan lain-lain.

4. Pisahkan barang yang tidak lagi diperlukan.

Masih banyak orang yang enggan untuk membuang barang-barang yang sebenarnya sudah tidak berguna lagi seperti kertas brosur, lilitan kabel yang sudah rusak, kosmetik yang sudah kedaluwarsa dan lain-lain. Sekarang saatnya mengumpulkan benda-benda yang sudah tidak berfungsi tersebut untuk disingkirkan. Kegiatan memilah barang yang sudah tak terpakai ini akan menghasilkanspacebaru yang nantinya bisa digunakan untuk menata ulang benda yang masih bisa ingin disimpan.

5. Donasikan atau perbaiki barang yang masih layak digunakan.

Punya banyak buku yang sudah tidak lagi dibaca dan pakaian yang sudah tidak ingin dikenakan? Kumpulkan buku dan pakaian tersebut ke dalam kardus atau boks besar. Jangan berpikir untuk langsung membuangnya. Alangkah lebih baik jika kita mendonasikan barang-barang tersebut ke orang-orang yang membutuhkan. Selain itu kita juga bisa memperbaiki beberapa item yang rusak untuk kembali digunakan. Hal ini bisa mencegah kita untuk membeli produk baru dan menjauhi perilaku konsumtif.