Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mungkin merasa bingung ketika anak sudah sampai pada usia sekolah. Pertanyaan yang sering muncul adalah di mana anak harus sekolah, mengingat layanan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta cukup beragam. Layanan pendidikan di sekolah reguler atau yang sering disebut pendidikan inklusif menjadi daya tarik sendiri bagi orang tua yang memilik anak berkebutuhan khusus. Layanan pendidikan ini tentunya berbeda dengan layanan segregasi di mana sekolah hanya menerima anak berkebutuhan khusus yang umumnya disebut SLB.

Sebelum menyekolahkan anak di sekolah reguler, baik PAUD, TK, atau pun SD, menjadi penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini.

1. Sistem pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.

Poin ini adalah titik penting yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua sebelum memasukkan anak ke sekolah. Sistem pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler tidak memiliki bentuk baku sehingga akan sangat berbeda satu sekolah dengan sekolah yang lain.Ada dua bentuk layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang umumnya dapat ditemukan di sekolah inklusi.

Pertama, orang tua sangat perlu untuk menanyakan apakah anak akan mengikuti pembelajaran di kelas yang sama dengan teman-teman sekelasnya, dengan kurikulum yang sama, ujian yang sama, dan penilaian yang sama. Dalam artian, tidak ada modifikasi apa-apa dari sekolah untuk melayani kebutuhan atau hambatan anak.

Kedua, ada pula sekolah inklusi yang menyediakan layanan modifikasi pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus dan menyediakan ruangan khusus sebagai pusat sumber layanan. Bentuk ini yang lebih umum ditemukan di sekolah-sekolah inklusi saat ini. Meskipun demikian, modifikasi yang dilakukan oleh satu sekolah akan selalu berbeda dengan sekolah lainnya. Ada sekolah yang memberikan modifikasi pembelajaran saat anak di dalam kelas bersama teman-temannya yang lain atau modifikasi dalam bentuk layanan individual di ruangan terpisah.

2. Layanan Guru Pendamping/Pendidikan Khusus.

Guru Pendamping Khusus (GPK) memiliki definisi yang berbeda dengan Guru Pendidikan Khusus di sekolah inklusi. Pendamping umumnya ditujukan kepada shadow teacher yang mendampingi anak setiap waktu selama berada di dalam sekolah, sementara Guru Pendidikan Khusus lebih mengarah kepada guru yang membantu dalam pemberian layanan untuk anak berkebutuhan khusus sehingga tidak mendampingi anak setiap saat.

Sementara ini, Guru Pendamping Khusus adalah bentuk GPK yang paling sering ditemukan di sekolah-sekolah inklusi di Indonesia. Orang tua wajib menanyakan apakah anak akan didampingi oleh GPK selama pembelajaran atau modifikasi pembelajaran akan diberikan oleh wali kelas dengan bantuan Guru Pendidikan Khusus.

3. Hambatan dan potensi yang dimiliki oleh anak.

Menjadi sangat penting bagi orang tua untuk memahami dengan jelas hambatan dan potensi yang dimiliki oleh anak sebelum memasukkan anak ke sekolah reguler. Kedua hal ini sangat penting untuk dilaporkan sehingga pihak sekolah dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak.

Orang tua juga dapat mempertimbangkan apakah anak memerlukan pendamping atau hanya modifikasi pembelajaran di sekolah. Jika anak memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan baik, sangat diperlukan komunikasi dengan pihak sekolah sehingga anak mendapatkan layanan individual untuk mengembangkan potensi tersebut.

4. Kesiapan anak untuk bersekolah.

Orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah reguler terkadang memiliki penerimaan yang tidak utuh terhadap hambatan yang dimiliki oleh anak. Sangat penting bahwa anak memiliki kesiapan lahir dan batin untuk menerima pelajaran di sekolah, tidak hanya siap secara umur saja. Jangan sampai keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak menjadi beban bagi anak, sementara anak masih belum bisa duduk dengan tenang atau belum bisa memperhatikan dengan baik.

5. Tujuan bersekolah.

Meskipun tidak ada standar baku untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler, sangat penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan tujuan anaknya bersekolah. Apakah itu kemampuan secara akademik yang meningkat, kemampuan sosialnya yang membaik, atau justru keterampilan dan kemampuan bina diri yang ingin dikembangkan. Tujuan-tujuan dari bersekolah ini penting untuk dipertimbangkan oleh orang tua dan disesuaikan dengan layanan yang diberikan oleh sekolah reguler. Poin ini juga akan menjadi tolok ukur keberhasilan anak bersekolah dari sisi orang tua sehingga tidak ada harapan dari orang tua yang justru membebankan anak. Dengan memahami secara menyeluruh hambatan anak, potensi anak, dan layanan di sekolah, orang tua dapat memperkirakan apa yang akan diterima oleh anak selesai ia bersekolah.

Beberapa poin di atas adalah hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh orang tua sebelum menyekolahkan anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler. Dalam kondisi apa pun, sangat urgent bagi orang tua untuk memikirkan anak di atas segalanya. Jika layanan pendidikan yang diberikan oleh SLB lebih baik menurut orang tua, maka anak tidak perlu dipaksa untuk belajar di sekolah reguler. Pun jika orang tua berpendapat bahwa layanan homeschooling akan lebih bermanfaat untuk anak, maka orang tua bebas untuk mengembangkan potensi anak sesuai dengan kemampuannya di rumah.