Covid-19 telah mengakibatkan dampak yang signifikan kepada kehidupan manusia di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pandemi ini telah memaksa manusia untuk membatasi pertemuan secara fisik karena tingkat penyebaran virus yang tinggi. Menghadapi situasi tersebut, pemerintah mengimbau kepada tiap perusahaan agar menerapkan Work From Home bagi karyawannya. Tak hanya itu, pemerintah juga mengimbau kepada perguruan tinggi, sekolah, tempat ibadah, dan segala tempat yang berpotensi membuat kerumunan agar tidak beroperasi secara normal dan membatasi pertemuan secara fisik dalam menghadapi situasi saat ini. Tujuan dari semua kebijakan tersebut agar masyarakat dapat beraktivitas dari dalam rumah sehingga dapat mengurangi tingkat penyebaran virus.

Berada di rumah saja tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan. Salah satu dampak positifnya lebih bisa menghabiskan waktu bersama keluarga daripada sebelumnya. Namun di sisi lain, dengan berada di rumah selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dapat membuat kita terbiasa untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak produktif. Salah satu bentuk dari kegiatan yang tidak produktif yang sering dilakukan adalah bersosial media secara berlebihan.

Kamupasti memiliki mobile phone di genggaman. Selain karena praktis, kamu dapat melakukan apa saja dengan hanya mengetik tombol-tombol yang ada di telepon genggam. Mulai dari memesan makanan, bepergian ke dalam maupun luar kota, atau sekadar mengabari kerabat terdekat. Kehidupanmu seolah-olah tidak dapat terlepas dari telepon genggam. Apalagi setelah pemerintah mengeluarkan imbauan untuk di rumah saja, sadar maupun tidak, penggunaan telepon genggam khususnya untuk bersosial media menjadi meningkat sangat drastis.

Pada dasarnya, bersosial media bukanlah suatu aktivitas yang buruk jika dilakukan secara tepat. Tepat di sini berarti tujuannya jelas, bermanfaat, dan tidak berlebihan. Menurut banyak penelitian, penggunaan sosial media yang berlebihan dapat mengubah pola pikir dan merugikan mental.

Tentu kamu tidak ingin mengalami kecanduan pada sosial media. Namun jika kamu sudah terlanjur mengalaminya, sedikit tips kali ini dapat membantumu untuk mengurangi kecanduan tersebut.

1. Beritahu orang terdekat.

Langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah memberi tahu orang terdekatmu bahwa kamu kesulitan untuk lepas dari bersosial media. Ajak mereka untuk berbicara sehingga kamu dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa menggunakan sosial media. Dengan memberi tahu mereka, kamu juga bisa mendapatkan feedback dari orang tersebut, dalam hal ini mereka dapat membantumu untuk keluar dari jeratan sosial media dengan melakukan hal lain bersama-sama. Jika kamu akhirnya kembali bersosial media secara berlebihan, orang tersebut juga dapat membantumu dengan cara mengingatkan atau menegur.

2. Buat jadwal bersosial media.

Menghilangkan kecanduan dalam bersosial media tentu tidak dapat dilakukan dalam satu waktu dan sekaligus. Butuh proses yang cukup panjang dalam menghilangkan suatu kebiasaan. Oleh karena itu, membuat jadwal bisa jadi alternatif agar kamu dapat secara perlahan mengurangi intensitas dalam bersosial media. Pada awalnya dapat diterapkan jam-jam tertentu dalam setiap hari kamu boleh bersosial media. Jika sudah dapat bertahan, kamu bisa meningkatkan levelnya dengan penggunaan hanya boleh dilakukan pada hari-hari tertentu.

3. Buat list kegiatan yang dapat dilakukan selama tidak bersosial media.

Selain melakukan pembatasan dalam penggunaan sosial media, kamu juga harus mengisi kekosongan aktivitas tersebut dengan hal-hal yang produktif. Misalnya, kamu bisa mulai membaca buku, merapikan rumah, berolahraga, belajar sesuatu yang baru (hobi, skill, bahasa asing), atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Buat dirimu tetap sibuk sehingga kamu tidak memiliki waktu untuk memikirkan sosial media.

4. Hapus aplikasi tertentu.

Jika kamu sangat kesulitan melepaskan gawai dari genggamanmu, cara yang dapat kamu lakukan adalah menghapus aplikasi tertentu yang paling mengganggumu. Instal kembali aplikasi tersebut pada jadwal kamu boleh bersosial media dan hapus kembali saat telah selesai.

5. Tetap update informasi.

Walaupun harus membatasi penggunaan sosial media, kamu tetap harus memiliki informasi faktual yang penting untuk dirimu. Kamu dapat meminta bantuan rekan kerja, sahabat, atau keluarga untuk tetap mendapat informasi. Biarkan notifikasi pada aplikasi penting untuk informasimu menyala.

Kelima hal di atas dapat kamu terapkan jika telah merasa berlebihan dan menjadi toxic dalam bersosial media. Walaupun banyak informasi yang dapat kamu peroleh dalam sosial media, efek buruk yang ditimbulkan juga tidak remeh jika dilakukan secara berlebihan. Oleh karena itu, kamu harus menjadi pengguna sosial media yang bijak. Semoga artikel ini dapat membantumu.