Wabah Covid-19 yang menyebar di dunia pada awal tahun 2019 sampai saat ini menyebabkan resesi ekonomi bagi dunia usaha. Hal ini merupakan akibat dari berkurangnya aktivitas manusia terutama di sektor kebutuhan sekunder seperti transportasi, jajanan, wisata, dan hiburan. Pandemi ini memukul banyak pemain besar di bidang tersebut yang mengalami penurunan permintaan, penurunan laba, dan pengurangan karyawan yang berujung pemutusan hubungan kerja hingga tutup permanen.

Berikut ini adalah 4 start up Indonesia yang terpukul akibat pandemi Covid-19.

1. Airy.

4 Start up Indonesia ini terpukul akibat pandemi Covid-19

Airy Rooms memulai usaha rintisannya pada akhir tahun 2015 yang didirikan oleh dua orang mantan karyawan Traveloka, Danny Handoko dan Samsu Sempena. Airy merupakan perusahaan teknologi yang mengelola kamar-kamar hotel bertarif murah dengan ciri khas warna biru putih dan penyediaan snack di kamar. Airy Rooms bermitra dengan berbagai hotel-hotel bujet untuk dikelola dan dijual sendiri ke pasar di bawah brand Airy.

Konsep tersebut merupakan konsep Virtual Hotel Operatorselanjutnya disebut VHOdi mana VHO tersebut bermitra dengan pemilik hotel untuk mengelola serta membantu penjualan kamar hotelnya. Setelah bertahan hampir lima tahun, start uppemesan penginapan ini mengumumkan penghentian semua operasional, termasuk kemitraan dengan properti di Indonesia pada 31 Mei 2020.

Wabah Covid-19 telah menggerus model bisnis mereka akibat berkurangnya pemasukan, sedangkan pengeluaran operasional seperti listrik, gaji karyawan, dan perawatan kamar naik, hingga manajemen Airy memutuskan menutup total usahanya.

2. Traveloka.

4 Start up Indonesia ini terpukul akibat pandemi Covid-19

Traveloka merintis usaha pada tahun 2012. Traveloka awalnya adalah situs pencari dan pembanding tiket pesawat. Traveloka didirikan oleh tiga orang bersahabat yakni Derianto Kusuma, Ferry Unardi, dan Albert. Singkat cerita, para pendiri traveloka melihat bahwa orang-orang tidak hanya ingin mencari tiket yang murah, tetapi juga ingin memesan langsung tiket. Pada pertengahan tahun 2013, Traveloka bertransformasi menjadi situs reservasi (pemesanan) tiket pesawat yang berkembang menjadi situs jual beli jasa traveling online, mulai berbagai tiket transportasi udara dan darat, hotel, rental taksi sampai tiket masuk tempat hiburan.

Traveloka juga mengembangkan jasa pembayaran tagihan dan mengembangkan jasa kredit pembayaran perjalanan wisata melalui Traveloka Pay Later. Pada April 2020 Traveloka melakukan PHK pada 100 orang karyawannya untuk bertahan dan efesiensi. Bahkan layanan kredit Pay Later dari Traveloka juga mulai dibatasi untuk mengurangi risiko kredit macet. Traveloka juga rugi puluhan miliar akibat pembatalan penerbangan.

3. Gojek.

4 Start up Indonesia ini terpukul akibat pandemi Covid-19

Gojek merupakan merek dagang jasa transportasi dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Perusahaan ini merupakan layanan pemesanan ojek melalui aplikasi mobile. Aplikasi ini dapat diunduh di Apple Store maupun Play Store dan merupakan karya putra Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.

Aplikasi Gojek mula diluncurkan ke publik pertama kali pada tahun 2010 di Jakarta dan telah merambah hampir semua kabupaten dan kota di beberapa provinsi di Indonesia. Sampai sekarang Gojek telah diunduh oleh pengguna Android hingga 50 juta kali. Sampai detik ini, perusahaan Gojek sudah tersedia di lebih dari 50 kota di Indonesia, bahkan ekspansinya sampai ke negara-negara di Asia Tenggara semisal Thailand, Vietnam, dan Singapura.

Gojek disinyalir aplikasi yang banyak membuka lapangan kerja baru. Bila mengacu pada data pada tahun 2018 dikutip dari Kompas.com,Gojekmenggaet 1,7 jutapengemudi, 300 ribumitraGo-Food, dan 60 ribu penyedia layanan.

Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun 2020 ternyata menggerus bisnis Gojek akibat kebijakan Work From Home yang mengurangi aktivitas bepergian manusia. Walaupun di sisi lain permintaan makanan secara online milik gojek seperti Go Food meningkat, masalahnya aplikasi layanan jasa antar barang dan makanan secara online seperti Go Food juga menghadapi persaingan ketat dengan layanan yang menawarkan harga lebih murah atau bersaing dengan Gojek seperti Grab Food, Maxim, Anterin, dan Get Food. Bahkan waralaba minimarket seperti Indomaret juga menyediakan jasa antar barang belanjaan, termasuk persaingan dengan jasa antar logistik seperti JNE dan J & T yang juga menyediakan antar jemput barang jarak dekat.

Akibat persaingan ketat dan pandemic Covid-19, Gojek sejak Juni 2020 melakukan PHK kepada 430 orang karyawannya atau setara dengan 9% dari total karyawan yang mencapai 4.000 orang.

4. Bujang Kurir.

4 Start up Indonesia ini terpukul akibat pandemi Covid-19

Start up penyedia layanan pemesanan khusus makanan ini buatan anak bangsa yang berasal dari Pontianak, Risky Ramadhan. Berdiri pada Juni 2015, Bujang Kurir yang telah memiliki ratusan mitra restoran dan driver di Kota Pontianak juga tutup akibat Covid-19. Ini karena banyaknya rumah makan yang mengurangi operasionalnya.