Masa pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan. Bahkan grafiknya cenderung naik per 31 Mei 2020 seperti dilansir dari covid19.go.id. Meskipun begitu wacana New Normal sedang santer dibicarakan banyak orang. Sejak pertengahan bulan Maret 2020, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi me-lockdown aktivitas kampus. Mahasiswa dan dosen tidak boleh melakukan aktivitas perkuliahan secara tatap muka. Pembelajaran dialihkan melalui program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Lantas, bagaimana dengan mahasiswa yang sedang mengambil tugas akhir alias skripsi? Banyak di antara mahasiswa yang mengalami masalah terkait skripsi di masa pandemi Covid-19. Bahkan di antara mahasiswa sudah menjalani tahap seminar skripsi, mempersiapkan perangkat instrumen penelitian yang sudah valid untuk diterapkan dalam penelitian, dan proses bimbingan yang panjang.

Ambil contoh mahasiswa program studi pendidikan yang mencetak calon guru. Mahasiswa tersebut sudah mendesain perangkat penelitian sesuai dengan materi pelajaran di sekolah, menyusun RPP, bahan ajar, Instrumen tes, angket dan lembar observasi. Jika penelitian melibatkan banyak responden yang mengharuskan melakukan treatment terhadap responden dan dilakukan secara tatap muka, ini menjadi masalah. Sementara sekolah yang menjadi tempat penelitian juga mengalihkan pembelajaran menjadi daring.

Rencana skripsi pun menjadi ambyar alias buyar. Rencana lulus tepat waktu yang menjadi target yang meleset, padahal mahasiswaharusmembayar biaya UKT. Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar skripsi dapat terselesaikan selama pandemi Covid-19.

1. Menambahkan variabel penelitian terkait pembelajaran daring (Blanded Learning).

Penelitian yang semula mengharuskan mahasiswa melakukan treatment di kelas secara tatap muka diubah menjadi penelitian yang dilakukan secara daring. Peneliti dalam hal ini mahasiswa harus mengubah isi proposal penelitian, menambahkan variable pembelajaran berbasis daring.

Tambahkan platform learning management system yang digunakan dalam penelitian. Mahasiswa, guru, dan siswa perlu berkolaborasi dan komunikasi yang intens selama penelitian. Penelitian blanded learning menjadi tantangan tersendiri. Sebab mahasiswa, guru, dan siswa yang menjadi subjek penelitian harus sudah menguasai teknologi dan tersedianya teknologi pendukung pembelajaran. Maka mahasiswa perlu melihat kembali karakteristik peserta didik yang menjadi subjek penelitian.

2. Mengubah desain penelitian.

Mengubah desain penelitian yang semula mengharuskan treatment menjadi penelitian pengembangan (R & D). Ada beberapa desain penelitian dan pengembangan yang sudah dikenal mahasiswa. Jika mahasiswa sudah menyusun instrument penelitian, bahan ajar, lembar observasi, dan perangkat pembelajaran, mahasiswa dapat melakukan validasi empirik dan validasi ahli. Meminta pendapat beberapa ahli terkait instrument penelitian yang telah disusun, kemudian memperbaiki catatan dari ahli tersebut.Siapkan lembar validasi ahli untuk menilai instrument penelitian.

Langkah selanjutnya melakukan uji coba terbatas untuk melihat validasi empirik intrumen penelitian dan keterbacaan bahan ajar melalui bantuan platform learning management system. Uji coba terbatas menghasilkan validitas dan reliabilitas instrument test.

Jika dalam desain penelitian dan pengembangan memerlukan uji coba lebih luas maka perlu adanya kesepakatan antara dosen pembimbing dan mahasiswa. Mahasiswa dan dosen dapat membentuk penelitian payung, di mana mahasiswa lain dapat meneruskan penelitian mahasiswa yang bersangkutan. Biasanya mahasiswa semester di bawahnya direkrut untuk meneruskan penelitian tersebut. Dengan begitu mahasiswa dapat selesai tepat waktu.

3. Mengubah permasalahan terkait wilayah kajian penelitian.

Mahasiswa ketika menempuh perkuliahan sebelum skripsi sudah dibekali dengan wilayah kajian yang diminati. Wilayah kajian dapat terwujud dalam beberapa mata kuliah pilihan. Mengubah permasalahan wilayah kajian penelitian berarti mengubah proposal penelitian.

Sebagai contoh mahasiswa yang awalnya mengambil penelitian terkait pembelajaran tatap muka di kelas. Karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka mahasiswa dapat mengubah permasalahan wilayah kajian. Misalnya mengubah wilayah kajian menjadi penelitian yang mengkaji tentang kurikulum sains di SMP, SMA, laboratorium sains, analisis bahan ajar, studi literature (review beberapa hasil penelitian).

Ketiga tips tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada keinginan kuat untuk selesai tepat waktu. Selamat mencoba dan semoga sukses.