Seperti yang dikutip dari Harian Kompas pada 3 Desember 2008, Cerebrovascular accident (CVA) atau yang lebih dikenal stroke merupakan salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia. Bahkan, penyebab kematian di Indonesia, 15,9% diakibatkan oleh penyakit ini.
Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013, jumlah penderita penyakit stroke berdasarkan diagnosis tenaga kerja kesehatan (Nakes) diperkirakan mencapai 1,236,825 orang (7% dari total penduduk). Sedangkan yang mengalami gejala penyakit stroke jauh lebih banyak, yakni sejumlah 2,137,941 orang (12,1% dari total penduduk).
Selain menyebabkan kematian, stroke dapat menyebabkan masalah fisik seperti kelumpuhan secara ringan sampai total. Kelumpuhan tersebut pastinya akan menimbulkan masalah lain yang fatal seperti tantangan mental dan perubahan emosional karena ketidakmampuan mengendalikan anggota tubuh mereka sendiri. Kelumpuhan tersebut dapat diminimalisir jika penderita bersedia melakukan terapi.
Hal tersebut menumbuhkan kepedulian My Traps Squad yang beranggotakan Tri Bintang Dewantoro, Fridastya Andini Pamudyaningrum, dan Mahaputra Ilham Awal untuk menciptakan sebuah aplikasi rehabilitasi tangan bagi pasien pasca stroke. Dalam mengerjakan proyek yang turut diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC), mereka juga dibantu oleh Riyanto Sigit, ST., M.Kom., Ph.D sebagai dosen pembimbing.
My Traps adalah aplikasi rehabilitasi tangan bagi pasien pasca stroke menggunakan berbasis android teknologi Myo Armband. Myo Armband sendiri adalah sebuah gelang yang dapat membaca gerakan tangan. Dengan berbasis android, diharapkan aplikasi ini dapat mempermudah pasien pasca stroke dan tenaga medis.
Saat ini aplikasi My Traps sedang dalam tahap pengujian di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Penggunaan My Traps cukup mudah, yaitu dengan cara memakaikan Myo Armband ke tangan pasien. Setelah terkoneksi dengan android, Anda dapat mulai melakukan terapi. Terdapat dua jenis gerakan pada My Traps, yaitu gerakan pronasi-supinasi dan refleksi-ekstensi. Dalam setiap gerakan terdapat empat langkah terapi. Jika pengguna telah menyelesaikan kedua terapi tersebut, penanganan selanjutnya akan diserahkan kepada dokter.