Sejak Desember 2020 promotor olahraga MMA terbesar, UFC, telah gencar mempromosikan pertarungan antara Dustin Poirier dengan Conor McGregor. Pertarungan tersebut rencananya digelar pada ajang UFC 257, di Abu Dhabi, pada 23 Januari 2021.

Laga antara Poirier dan McGregor tentu sudah sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar fantaik UFC. Tapi, jikalau kamu bukanlah penggemar fanatik UFC, maka saya akan memberikan tiga alasan mengapa laga antara Porier dengan McGregor sangat layak untuk disaksikan.

1. Jalan menuju gelar juara divisi lightweight.

Selepas Khabib Nurmagomedov memutuskan untuk pensiun, banyak yang bertanya sekaligus memprediksi siapakah petarung yang akan menjadi juara divisi lightweight selanjutnya. Nama-nama bermunculan, dan dari banyaknya nama yang keluar, salah duanya adalah nama Poirier dan McGregor. Poirier sendiri saat ini berada pada peringkat dua, sedangkan McGregor berada pada peringkat empat.

Maka dari itu, dapat dimungkinkan siapa pun pemenang pada laga Poirier melawan McGregor, selanjutnya akan melakukan laga pertarungan untuk memperebutkan gelar juara lightweight. Siapa pun pemenangnya, selanjutnya mungkin akan melawan Justin Gaethje sebagai juara interim, atau bahkan melawan Khabib Nurmagomedov, yang misalkan saja nantinya tidak jadi pensiun.

2. Kepercayaan diri tinggi berhadapan dengan misi balas dendam.

Sebelumnya, Poirier dan McGregor sudah pernah bertarung pada UFC 178 tahun 2014. Saat itu McGregor berhasil memanfaatkan kesalahan fatal yang dilakukan Poirier, sehingga McGregor hanya butuh satu ronde, dengan durasi 1 menit 46 detik untuk bisa menang dengan cara TKO. Poirier benar-benar kalah telak, dan berhasil dipermalukan di depan ribuan penonton.

Tahun-tahun selanjutnya, McGregor berhasil meraih gelar juara pada dua divisi berbeda (featherweight, dan lightweight), juga berhasil mendapatkan banyak uang dari laga tinjunya ketika melawan Floyd Mayweather. Dikutip dari kumparan.com, walau kalah KO pada ronde kesepuluh, diperkirakan McGregor berhasil mendapatkan puluhan juta dolar AS.

Banyak fans dari McGregor yang telah tidak sabar untuk kembali melihat aksinya di oktagon. Mengingat terakhir kali McGregor bertarung adalah pada UFC 246, yang diselenggarakan 19 Januari 2020. Saat itu, McGregor hanya membutuhkan waktu 40 detik untuk mengalahkan Donald Cerrone.

Untuk pertarungan melawan Poirier selanjutnya, McGregor sesumbar akan menyajikan sebuah mahakarya. Pada video promosi pada channel UFC, McGregor mengatakan, "Saya masih bergairah, dan saya lapar. Saya bangga akan prestasi yang saya miliki, dan akan banyak lagi prestasi lainnya yang akan datang."

Dari Poirier sendiri, selepas kekalahan memalukan yang diterimanya, Poirier terus berkembang. Bahkan Poirier pernah berhasil mendapatkan gelar juara interim divisi lightweight selepas mengalahkan Max Holloway di ajang UFC 236, pada 13 April 2019. Poirier juga sudah pernah mengalahkan petarung tangguh seperti Justin Gaethje, Dan Hooker, dan Eddie Alvarez.

Juga pada video promosi yang diunggah UFC pada channel Youtube-nya, Poirier berkata, "Sangat menjengkelkan ketika harus kalah, tapi itulah yang membuat saya menjadi seperti sekarang. Saya telah membuat kesalahan, tapi saya tetap berusaha, terus belajar, dan terus berkembang. Saya juga tetap percaya bahwa saya adalah yang terbaik di dunia. Sekarang saatnya untuk bertarung kembali."

Bisa dikatakan, pertarungan ulang pada UFC 257 nanti bakal diprediksi seru, melihat kepercayaan diri selangit ala McGregor yang berhadapan dengan keinginan dari Poirier untuk bisa membuktikan perkembangannya, dan menebus kesalahannya.

3. Dilihat dari statistik Poirier dan McGregor seimbang.

Statistik rekor dari Poirier dan McGregor ini tidak terlihat berbeda jauh. Bukan hanya statistik rekor kemenangannya saja yang tidak terlalu berbeda. Tapi juga pada statistik serangan yang dilancarkan maupun statistik dari efektivitas grappling.

Selain itu, baik Poirier maupun McGregor dikenal sebagai petarung yang sangat atraktif. Ini terbukti dari banyaknya raihan predikat Fight of the Night dan Performance of the Night. Dikutip dari Viva.co.id, jika melihat predikat Fight of the Night dan Performance of the Night dari Poirier dan McGregor, keduanya telah mengumpulkan total 21. Dimana 10 untuk McGregor, dan 11 untuk Poirier. Memiliki motivasi serupa, dan juga gaya bertarung yang kurang lebih mirip membuat pertarungan antara Poirier dan McGregor menjadi pertarungan paling diantisipasi pada Januari ini.

Secara keseluruhan, event UFC 257 juga memungkinkan menjadi salah satu event yang paling diantisipasi tahun ini, mengingat adanya juga pertarungan lain pada divisi lightweight antara petarung papan atas, Dan Hooker melawan Michael Chandler.