Buat kamu para pencinta hewan, khususnya primata pasti sudah gak asing dong sama surili. Yup, binatang langka ini masih aja sering menjadi hewan buruan, padahal keberadaanya sudah makin berkurang dan nyaris punah loh. Waduh, jangan sampai punah yah.

Sesuai dengan aturan yang ada, gak boleh memelihata primata langka seperti surili ini, seperti yang diungkapkan oleh pejabat pelaksan K3L PLN UPP Kit JBT 1 Aditya Alif Pradana yang menegaskan memelihara surili atau hewan langka lainnya sebagai peliharaan merupakan perilaku yang keliru.

"Sesuai dengan komitmen PLN UIP JBT I yang tertuang dalam dokumen Biodiversity Managemen Plan (BMP), pada 17 Juli 2018 lalu PLN menyerahkan seekor surili yang diberi nama Okan, kepada BKSDA wilayah III sebagai langkah awal melindungi satwa yang berada di sekitar PLTA Upper Cisolan. Lalu pada maret 2019 kemarin kembali dilepasliarkan" Ujar Aditya saat ditemui usai pelepasliaran surili di kawasan Cagar Alam Gunung Tilu Blok Perkebunan Dewata Ciwidey Kabupaten Bandung.

Lantas apa sih penyebab populasi surili semakin menurun sampai-sampai International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan surili masuk red line dengan status endangeredatau nyaris punah? Sementara itu juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memasukkan satwa ini dalam daftar 25 spesies dilindungi dan jadi prioritas konservasi. Yuk, kita simak penelusurannya bersama di bawah ini yah.

1. Perburuan liar.

3 Alasan ini jadi penyebab Surili berada di ambang kepunahan

Meski sudah ada ancaman hukuman 5 tahun kurungan dan denda 100 juta bagi pemburu hewan langka. Tapi tetep aja ada yang berani ngambil risiko buat memburunya. Jadi yuk, duduk bersama dan cari solusi terbaik buatmencegah perburuan hewan langka ini. Jangan karena bujuk rayu rela ngorbanin kelangsungan hidup surili.

2. Perdagangan ilegal.

3 Alasan ini jadi penyebab Surili berada di ambang kepunahan

Kamu masih ingat gak beberapa waktu lalu BKSDA Bogor pernah menggagalkan penjualan surili secara online. Para pedagang pasar gelap waktu itu menjual surili dengan harga Rp1,5 - 2,5 juta per ekornya. Hal ini membuktikan perdagangan hewan di pasar gelap emang harga cukup menjanjikan. Jadi yuk kita berperan aktif dengan segera melaporkan kepada pihak berwajib jika mengetahui adanya penjualan hewan langka secara ilegal. Selain itu juga kalau kamu punya peliharaan hewan langka lebih baik diserahkan ke pihak BKSDA biar bisa direhabilitasi, baik kesehatan dan perilakunya biar bisa dilepasliarkan kembali ke alam bebas.

3. Terus berkurangnya habitat Surili.

3 Alasan ini jadi penyebab Surili berada di ambang kepunahan

Pembukaan hutan tempat habitat surili berada membuat hewan langka ini makin terdesak kehidupannya. Alih fungsi hutan menjadi ladang atau perumahan membuat wilayah jelajah surili kian berkurang. Pepohonan tinggi tempat tinggal surilipun kian menipis, akibatnya surili kekurangan makanan sehingga memaksa mereka harus bersinggungan dengan manuasia. Tidak sedikit surili dewasa tertangkap manusia dan menjadi hewan peliharaan, sedangkan bayi-bayi mereka akhirnya mati kelaparan karena sang induk tidak pernah kembali ke sarang. Aduh duh sayang sekali yah.

Kamu merasa sedih gak kalau hewan lucu dan imut ini akhirnya harus punah? Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat. Yuk kita berperan aktif dengan bergabung bersama komunitas pelestarian agar bisa sama-sama belajar dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan konservasi, termasuk konservasi berbasis ekonomi biar hewan-hewan langka seperti surili ini bisa tetap lestari dan tidak lagi diburu manusia.