Ojek online atau ojol memang sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama di kota-kota besar Indonesia. Bagi kamu yang suka perpergian tapi tak ada motormungkin akanmenggunakan jenis layanan ojol ride/bike. Bagi kamu yang suka makan banyak namun ingin hemat jugamungkin memilih menggunakan jenis layanan antar makanan dengan segudang promonya.

Kamu bisa memesan layanan ojol bukan hanya saat pagi, siang, dan malam hari saja. Kamu juga bisa pesan layanan ojol bahkan pada waktu-waktu dini hari karena dalam kurun waktu 24 jam pasti ada saja driver yang masih siap sedia melayanimu dengan sepenuh hati.

Dengan segudang promo menarik dan kemudahan pelayanan, ternyata masih ada saja segelintir orang yang meyepelekan profesi sebagai driver ojol ini, mulai dari cancel order-an yang sudah terlanjur dibeli driver hingga order-an fiktif yang mengarah pada penipuan yang dapat merugikan driver dan aplikator.

Nah, pada kesempatan ini penulis akan membagikan enam hal yang sering kali dirasakan para driveryang pastinya akan membuatmu tak akan cancel order-an lagi. Keenam hal ini adalah pengalaman dari penulis yang menggeluti profesi ojol selama kurang lebih satu tahun terakhir.

1. Uang pas-pasan.

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Yang pertama adalah ketika driver menerima order-an dengan nominal yang cukup banyak namun uang di kantong ternyata tidak mencukupi. Tak jarang, driver meminjam uang pada driver lain hanya untuk membelikan barang/makanan sesuai dengan order-an yang masuk.

2. Takut cancel.

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Customer adalah raja. Ia dapat membatalkan order-an sesuai keinginannya. Oleh karena itu, driver sangat berhati-hati dan teliti lagi dalam membelikan makanan sesuai dengan pesanan dan instruksi dari customer.

3. Titik antar yang jauh.

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Sebelum melakukan pembelian makanan atau penjemputan penumpang, biasanya driver memastikan dulu lokasinya. Namun tahukan kamu, ternyata cukup sering lho customer tidak mengecek kembali titik antar/jemput di aplikasi sehingga driver harus berkendara ekstra dari titik yang tertera di aplikasi.

4. Takut ambil order-an.

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Selain senang bila dapat order-an masuk, ternyata driver ojol juga agak takut lho untuk mengambil order-an. Misalnya, ketika hujan deras hingga menjemput customer di daerah rawan (jalan sepi, tengah kebun, dsb).

5. Takut pesanan keburu nggak enak.

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Pernah suatu ketika ada orderan masuk yang mana pesanannya adalah es krim dan jarak tempuhnya sekitar 15 km. Karena takut es krim mencari dan kemungkinan customer kurang puas dengan pelayanan serta rawan memberi bintang 1, maka sebisa mungkin pengantaran disegerakan.

6. Menerjang zona mara bahaya (zona merah).

 6 Risiko ini sering kali dirasakan oleh para driver ojek online

Maksud dari zona merah ini adalah kawasan di mana ojol dilarang untuk menjemput customer, misalnya adalah terminal, bandara, hingga stasiun karena merupakan kawasan ojek pangkalan. Ketika mendapat order-an di kawasan tersebut, biasanya customer diminta untuk berjalan menjauh dari zona merah. Lantas, apa jadinya bila customer enggan melakukan itu? Ya terpaksa cancel atau menerjang zona merah.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu tau agar lebih menghargai perjuangan bapak, ibu, mas, mbak yang berprofesi sebagai driver ojek online.