Brilio.net - Setiap pasangan pengantin pasti mendambakan prosesi pernikahan dan resepsi yang sakral. Duduk bersanding di pelaminan, saling tebar senyum kepada para tamu yang hadir tentu menjadi hal yang sangat istimewa. Tapi hal itu ternyata tak bisa dirasakan oleh pasangan pengantin Gitaditya Witono dan Antonius Wisudarmoko asal Jakarta.

Keduanya tak bisa bersanding saat resepsi lantaran sang mempelai pria mendadak sakit dan terbaring di rumah sakit. Pernikahan dua mempelai ini dilaksanakan pada Sabtu (14/5) di Gereja St Ignatius Loyola Jakarta. Segala persiapan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan persiapan juga ditangani Gita (sebelumnya disebut Tya) jarak jauh dari Bangkok, tempat bekerjanya.

BACA JUGA: Suami mendadak sakit, mempelai wanita ini sendirian di resepsi nikahan

Tapi sehari sebelum pernikahan tiba-tiba Koko, pengantin pria, jatuh sakit. Setelah diperiksakan, ia ternyata positif terkena Demam Berdarah. Tapi karena acara sudah di depan mata, ia mencoba menguatkan diri untuk bisa melakukan sakramen di Gereja St Ignatius Loyola Jakarta pada Sabtu pagi.

"Sabtu sebelum sakramen di gereja trombositnya sudah turun, tapi Mas Koko masih berusaha karena ini bagian paling sakral," kata Gita kepada brilio.net, Jumat (20/5).

Selesai proses pernikahan di gereja, Koko langsung dibawa ke Rumah Sakit MMC Jakarta untuk dirawat. Karena Minggu siang adalah acara resepsi pernikahan mereka, rencananya Minggu pagi Koko izin dari rumah sakit untuk melakukan resepsi. Tapi ternyata apa yang terjadi tak sesuai harapan. Dokter tak mengizinkan karena keadaan Koko masih lemas.

"Di hari Minggu pagi hasil tes darah Mas Koko trombositnya cuma 29 ribu, padahal normalnya 150 ribu. Dokter nggak mau ambil risiko, Mas Koko harus bedrest. Aku baru tau maskoko ga bisa ikut resepsi pas lagi dirias jam 9 pagi, padahal resepsi jam 11," lanjut Gita.

Gita tentu sedih, tapi ia mencoba kuat karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan tak mungkin membatalkan resepsi. Ia akhirnya tetap menjalani resepsi itu sendirian. Guna menemaninya, ia bawa keris yang harusnya dibawa oleh Koko saat mengenakan baju adat Jawa.

Tamu pun banyak berdatangan di Puri Ardhya Garini Halim Perdana Kusuma. Kebanyakan para tamu undangan terharu dengan apa yang terjadi pada pasangan ini. Rasa haru dan tangis tak dapat ditahan Gita saat teman-teman terdekatnya menyalami dan mencoba membesarkan hatinya.

Selesai resepsi, ia langsung kembali ke rumah sakit. Ia bawa baju pengantin untuk Koko. Gita meminta Koko untuk mengenakan baju tersebut.

"Aku merasa itu cara Tuhan mengajarkan ke aku tentang rendah hati dan berpasrah diri sih," kata Gita.

Kisah cinta mereka juga penuh inspirasi, baca di halaman berikut. KLIK NEXT!

2 dari 2 halaman


Pertemuan Koko dan Gita bisa dibilang tak disengaja. Mereka dipertemukan dari salah aplikasi kencan. Karena mereka mempunyai mutual friend, akhirnya mereka berkenalan. Merasa cocok, mereka kemudian jadian. Tak berselang lama, mereka sepakat serius dan membawa hubungan ke jenjang pernikahan.

"Januari 2015 Mas Koko ngomong langsung ke papaku dan minta waktu 1 tahun buat persiapan. Orang tua sreg lalu kita mulai rencanain deh. Nggak terlalu romantis kok, simple to the point," kata Gita yang saat itu harus menjalani hubungan Long Distance Relationship (LDR) karena Gita kerja di Bangkok dan Koko kerja di Papua.