Brilio.net - Sebuah citra satelit, baru-baru ini menunjukkan bagaimana Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud telah menghabiskan banyak uang untuk renovasi tempat persembunyiannya di Maroko. Termasuk helipad dan beberapa bangunan baru.

Hal ini tentu bertentangan dengan anjuran kepada masyarakat Arab Saudi yang diminta untuk berhemat.

Penurunan tajam harga minyak telah menyebabkan pemotongan gaji menteri dan pembekuan upah PNS karena rekor defisit tahun lalu USD 97 milliar atau setara Rp 1.308 triliun, termasuk proyek bangunan utama yang ditahan.

Tapi keadaan itu tidak menghentikan Raja Salman untuk menambahkan beberapa fasilitas baru di villanya yang terletak di pantai di Tangier, Maroko.

Seperti gambar satelit yang diambil pada Oktober, menunjukkan adanya dua helipad, beberapa bangunan tambahan dan tenda ukuran besar seperti milik sirkus.

kekayaan raja arab saudi © 2016 brilio.net

Tempat ini merupakan salah satu persembunyian favorit penguasa yang berusia 80 tahun itu. Kompleks luas ini dikelilingi 1.500 m pagar dinding, dikelola oleh 30 anggota pengawal kerajaan Maroko, memiliki fasilitas medis sendiri, serta dapur restoran yang berkelas dan bergaya.

Ketika raja yang telah memerintah selama dua tahun itu berkunjung ke sana pada musim panas, sekitar 100 mobil bersiaga untuk mengantar rombongan kerajaan di sekitar kota.

kekayaan raja arab saudi © 2016 brilio.net

Rincian pekerjaan konstruksi terbaru itu diungkapkan oleh salah satu anggota staf yang tidak disebutkan namanya, seperti yang dilaporkan Newyorktimes.

Mengingat iklim ekonomi yang bergejolak, tindakan belanja mewah seperti itu tentu menjadi pertanyaan publik.

kekayaan raja arab saudi © 2016 brilio.net

Namun, Anas al-Qusayer, juru bicara Departemen Kebudayaan dan Informasi, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa biaya untuk pengerjaan itu diambil dari uang pribadi raja, bukan memakai uang pemerintah.

Dua minggu sebelum Natal, Raja Salman mengatakan bahwa ia mengakui langkah-langkah restrukturisasi ekonomi yang diterapkan dalam menanggapi penurunan tajam harga minyak terasa menyakitkan, tapi langkah tersebut diperlukan untuk menghindari kerusakan jangka panjang di negara itu.

"Negara telah berusaha untuk menangani perubahan ini ... melalui berbagai tindakan untuk merestrukturisasi perekonomian, beberapa di antaranya mungkin menyakitkan dalam jangka pendek tetapi akhirnya bertujuan untuk melindungi perekonomian dari negara Anda dari masalah yang lebih buruk," katanya kepada Dewan Syura seperti yang dikutip brilio.net dari Dailymail, Kamis (29/12).

"Keadaan serupa telah terjadi sebelumnya selama tiga dekade terakhir, memaksa negara untuk memotong pengeluaran, tetapi muncul dari mereka, terima kasih kepada Tuhan, dengan ekonomi yang kuat dan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkat," imbuh Raja Salman.

Dalam langkah drastis untuk menghemat uang, pada September lalu, raja memerintahkan gaji menteri dan anggota Dewan Syura harus dipotong sebesar 20 dan 15 persen, dan menurunkan tunjangan keuangan untuk karyawan sektor publik.

Penurunan harga minyak sejak pertengahan 2014 telah mendorong negara-negara Teluk Arab yang kaya energi untuk mengekang pengeluaran publik mewah.