Brilio.net - Konflik yang terjadi di Afghanistan masih menjadi sorotan dunia. Ketegangan pun juga terjadi di berbagai sudut negara itu dan mengakibatkan kekhawatiran bagi banyak orang.

Tak ketinggalan juga bagi para remaja yang harus melindungi dirinya. Dilansir brilio.net dari Koreaboo pada Selasa (24/8), menurut laporan JTBC News, beberapa remaja warga Kabul mengaku takut jika Taliban secara tiba-tiba datang ke area mereka.

Situasi tersebut membuat para remaja merasa was-was meski di dalam rumah. Mereka juga mengkhawatirkan kabar penculikan yang bisa terjadi pada kalangan remaja.

Untuk mengamati situasi, mereka harus berhati-hati ketika mengintip ke luar jendela. Dengan kondisi tersebut mereka pun memutuskan untuk tetap berada di rumah.

"Saya sangat takut dan terkejut bahwa Taliban datang. Saya takut mendengar bahwa Taliban menculik gadis-gadis. Sejak Taliban mengambil alih, saya tinggal di rumah," ungkap salah seorang remaja.

Cerita remaja Afghanistan © Istimewa

foto: pexels.com

 

Kondisi yang masih belum stabil itu diakui membuat ruang gerak mereka terbatas. Kini para remaja asal Kabul itu merasa kesulitan untuk mendengar musik favoritnya. Hanya ada musik Taliban yang menghiasi hari-hari di Afghanistan.

"Saya tidak bisa lagi mendengar musik yang saya dengar di jalanan sebelum Taliban mengambil alih. Saya hanya mendengar musik Taliban sepanjang hari," lanjutnya.

Hal yang sama juga dirasakan remaja lain. Dalam sesi wawancara lain ia menyebutkan bahwa harus menyembunyikan foto idolanya, BTS. Bahkan album dari idol grup asal Korea Selatan itu terpaksa harus ia bakar di tengah situasi ini. Pilihan itu ia lakukan karena adanya larangan terkait hal tersebut.

Cerita remaja Afghanistan © Istimewa

foto: Instagram/@bts.bighitofficial

 

"Situasi kami memaksa kami untuk membakar atau menyembunyikan foto dan album BTS kami," ujarnya sedih.

Konflik yang terjadi di Afghanistan ini diakui mereka merupakan situasi yang sangat serius. Ditambahkan, para remaja itu berharap dunia dapat melakukan tindakan yang lebih dari sekadar mengawasi mereka. Selain itu, komunitas internasional juga diharapkan tidak meninggalkan Afghanistan pada situasi ini.

"Semua orang melihat kita mati. Saya berharap komunitas internasional tidak akan meninggalkan Afghanistan sendirian dalam hal ini," begitu ujar salah seorang remaja lainnya.