Brilio.net - Masyarakat Afghanistan tentunya saat ini sedang berada diambang kebingungan dan ketakutan karena diserang oleh rezim Taliban. Di tengah runtuhnya pemerintahan Afghanistan, pengungsi dari negara tersebut pun kian bertambah. Mereka dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Di tengah jalannya evakuasi banyak sekali cerita-cerita mengharukan terjadi, termasuk seorang wanita melahirkan bayinya di dalam pesawat militer. Dilansir brilio.net dari bbc.com, Selasa (24/8) Angkatan Udara AS mengatakan wanita Afghanistan itu melahirkan dalam perjalanan menuju Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.

Wanita melahirkan di pesawat saat dievakuasi dari Afghanistan Twitter

foto: Twitter/@Air Mobility Command

 

Dibantu oleh tim medis, wanita yang tidak diketahui namanya itu berhasil melahirkan bayi perempuan dan keduanya pun dinyatakan selamat dan sehat.

<img style=

foto: Twitter/@Air Mobility Command

 

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komando Mobilitas Udara. Wanita itu mulai mengalami komplikasi karena tekanan darah rendah, sehingga komandan pesawat memutuskan untuk menurunkan pesawat ke ketinggian yang lebih rendah agar dapat meningkatkan tekanan udara di dalam jet. Keputusan itu menyelamatkan nyawa sang ibu. Jet segera mendarat di Ramstein, di mana penerbang dari Grup Medis ke-86 datang dan membantu persalinan di ruang kargo C-17.

Wanita melahirkan di pesawat saat dievakuasi dari Afghanistan Twitter

foto: Twitter/@Air Mobility Command

 

Dilansir dari taskandpurpose.com, di tengah berlangsungnya evakuasi ternyata sudah ditemukan lebih dari sekali kasus serupa. Diketahui tiga bayi lahir dengan selamat di tengah evakuasi AS dari Afghanistan. Hal ini disampaikan langsung oleh Jenderal Angkatan Darat Steve Lyons, kepala Komando Transportasi AS.

Taliban mulai menguasai Afghanistan, hal ini membuat ribuan warga berada di luar bandara internasional ibu kota, Kabul berupaya untuk kabur menyelamatkan diri.

Menurut laporan dari bbc.com, pasukan AS saat ini menguasai bandara sekitar. Diketahui 17.000 orang sejauh ini telah diterbangkan dari lokasi tersebut oleh militer AS.

Presiden AS Joe Biden telah menetapkan batas waktu 31 Agustus untuk penarikan semua pasukan AS dari Afghanistan. Namun, beberapa negara mencari cara untuk memperpanjang tenggat waktu agar bisa membantu mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang bertugas di beberapa kawasan di Afghanistan. Mereka khawatir jika banyak korban dari serangan Taliban.

"Mereka ingin mengevakuasi 60.000 orang antara sekarang dan akhir bulan ini," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada kantor berita AFP.

"Secara matematis tidak mungkin," sambungnya.

Menurut informasi, Taliban kini menyalahkan AS atas kekacauan yang terjadi di bandara.

"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya... telah gagal menertibkan bandara," kata pejabat Taliban Amir Khan Mutaqi.

"Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri, tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul," pungkasnya.