Selasa kemarin (1/5/2018), Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa polusi udara menyebabkan kematian 7 juta orang per tahun di seluruh dunia. Direktur WHO, Dr. Maria Neira mengungkapkan bahwa estimasi jumlah kematian tersebut terkait dengan peningkatan polusi udara luar ruangan serta emisi gas karbon yang berasal dari level rumah tangga.

"Tiga miliar orang di seluruh dunia masih memasak dan memanaskan serta menerangi rumah mereka dengan bahan bakar padat seperti kayu atau sejenisnya yang tersedia di rumah mereka dan ini memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Hal inilah yang ingin kami atasi dengan meningkatkan akses ke bahan bakar bersih seperti gas dan listrik", ujarnya saat diwawancarai Tim Reuters News di Jenewa, Swiss awal Mei kemarin.

Polusi udara merupakan masalah global yang serius, ini data WHO Maria Neira

Foto: ccacoliation.org

Berdasarkan data WHO yang released terakhir, menunjukkan bahwa 9 dari 10 penduduk bumi bernafas dengan udara tercemar. Diperkirakan separuh dari kematian yang terjadi disebabkan oleh jantung, stroke, dan kanker paru-paru yang bisa dikaitkan dengan polusi udara. Berdasarkan diagram visual yang dikeluarkan oleh WHO, terlampir bahwa terdapat beberapa negara yang memiliki angka kematian tinggi yang diakibatkan polusi udara.

Angka terbanyak berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat yakni masing-masing mencapai lebih dari dua juta penduduk . Kemudian jumlah terbesar kedua adalah wilayah Afrika yakni hampir mencapai satu juta penduduk, dan diikuti oleh wilayah Mediterania Timur, Eropa, dan beberapa negara bagian Amerika yakni jumlahnya mencapai lebih dari satu juta kematian.

Polusi udara merupakan masalah global yang serius, ini data WHO

Diagram visual polusi udara

Sumber:twitter.com/drmarianeira

Angka ini pun tak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Suhu di luar ruangan tetap tinggi. Penilaian WHO ini berdasarkan data satelit, serta modelling dengan database lebih dari 4.300 kota ditambah dengan revisi laporan sukarela. Terkait hal ini, WHO pun berencana untuk mengadakan konferensi terkait dengan polusi udara pada Oktober 2018 mendatang.