Drama What's Wrong with Secretary Kim yang sempat populer tahun 2018 menggambarkan kisah seorang bos narsistik yang tidak mau kehilangan anak buahnya. Di dunia nyata, kepribadian narsistik ini malah mengerikan banget. Jangan-jangan malah ada yang berkencan sama narsistik nih?

Waspadai 11 tanda kamu mengencani seorang berkepribadian narsistik

Foto: viu.com

Menjalin hubungan asmara dengan seseorang berkepribadian narsistik atau sering kali disingkat dengan NPD (Narcissistic Personality Disorder) memang melelahkan, baik secara emosional maupun fisik. Berikut ini 11 tanda kamu mengencani seorang narsistik seperti dilansir dari healthline.com.

1. Merekasangat memesona di awal, bahkan terlalu memesona.

Di awal hubungan sih terlihat seperti di negeri dongeng, too good to be true. Dimulai dengan fase 'love bombing' di mana mereka selalu mengirimkan pesan, menghubungimu, dan bilang betapa cintanya mereka sama kamu. Mereka akan memuji betapa cantik dan pintarnya kamu, padahal belum lama kenal.Tapi saat muncul sesuatu yang membuat mereka kecewa, sikap dan kata-katanya akan berbalik 180 derajat.

2. Memonopoli percakapan, kebanyakanmemuji diri sendiri.

Narsistik hobi membicarakan diri sendiri, kadang bicara tentang pencapaiannya secara berlebihan. Menurut psikoterapis Jacklyn Krol, mereka melakukan hal ini karena mereka merasa lebih baik dan lebih pintar dibandingkan orang lain. Lebih lanjut, menurut psikologis Dr. Angela Grace, mereka akan melebih-lebihkan pencapaiannya dan 'mempercantik' cerita untuk mendapat pengakuan dari orang lain.Pertama, mereka nggak akan berhenti membicarakan diri sendiri. Kedua, mereka malas terlibat percakapan tentang kamu.

3. Butuh 'asupan'pujian dari kamu.

Narsistik kelihatannya sih super percaya diri, ya. Namun menurut Nedra Glover Tawwab yang merupakan founder dari Kaleidoscope Counseling di Charlotte, North Carolina, kebanyakan orang dengan NPD malah biasanya kurang percaya diri.

Narsistik memanfaatkan orang lain, khususnya orang-orang dengan empati yang tinggi untuk mendapatkan asupan akan harga diri supaya merasa powerful. Tapi, menurut Shirin Peykar, karena dasar kepercayaan diri mereka yang justru rendah, ego mereka kadang terabaikan sehingga mereka butuh banyak pujian.

Nah, perbedaan utama dari orang biasa yang percaya diri dan narsistik adalah narsistik butuh orang lain untuk mengangkat kepercayaan dirinya dengan menjatuhkan orang lain, sedangkan orang normal tidak.

4. Kurang berempati.

Salah satu ciri utama dari narsistik adalah kurangnya empati. Coba deh cek, apakah pasanganmu peduli saat kamu mengalami hari yang buruk di kantor, bertengkar dengan teman baikmu, atau cekcok dengan orang tuamu? Atau mereka malah keliatan bosan saat kamu mengekspresikan rasa marah dan sedihmu?

Menurut psikoterapis Dr. Fran Walfish, ketidakmampuan untuk berempati dan bahkan bersimpati ini adalah alasan mengapa banyak hubungan narsistik dengan orang lain pada akhirnya gagal, baik hubungan asmara maupun bukan.

5. Nggak punya banyak temanatau teman dalam kurun waktu yang lama.

Kebanyakan narsistik nggak punya teman sejati. Yang ada hanyalah kenalan kasual, 'teman' yang dijadikan bahan gosip, dan musuh bebuyutan.Efeknya, dia bakalan kesal kalau kamu hang out sama teman. Dia mungkin bilang kalau kamu nggak punya cukup waktu buat dia, membuatmu merasa bersalah menghabiskan waktu bersama teman, atau malah menjelek-jelekkan tipe teman yang kamu punya.

6. Sukamengusik untuk mendapat reaksi.

Awalnya sih terlihat seperti bercanda, lama-kelamaan malah keseringan dan cenderung kasar.Dia akan menjatuhkanmu, memanggilmu dengan julukan tertentu, dan membuat jokes yang nggak lucu. Tujuannya untuk merendahkan kepercayaan dirimu sehingga membuat mereka menjadi percaya diri dan merasa powerful.

Lebih menyebalkan lagi, bereaksi emosional terhadap perlakuan mereka hanya memperkuat diri mereka. Narsistik menyenangi reaksi emosional karena itu menunjukkan bahwa mereka punya power untuk memengaruhi kondisi emosional seseorang.

7. Melakukan trik manipulatif seperti gaslighting.

Gaslighting adalah bentuk manipulasi dan emotional abuse, yang juga merupakan salah satu ciri utama narsisme. Dengan teknik ini, mereka nggak segan berbohong secara terang-terangan, menuduh orang sembarangan, memutarbalikkan fakta, dan membelokkan realitamu.

Tanda-tanda kamu terserang gaslighting sebagai berikut:

- Tidak lagi merasa seperti kamu yang dulu.

- Merasa lebih cemas dan kurang percaya diri dibandingkan sebelumnya.

- Bertanya-tanya apakah kamu terlalu sensitif.

- Merasa semua yang kamu lakukan itu salah.

- Merasa itu semua salahmu ketika terjadi kesalahan.

- Jadi sering meminta maaf.

- Merasa ada sesuatu yang salah, tapi nggak bisa mengidentifikasikan itu apa.

- Sering bertanya-tanya apakah responmu terhadap pasanganmu pantas.

- Sering membuat alasan atas kelakuan buruk pasanganmu.

8. Nggak jelas dalam mendefinisikan hubungan.

Beberapa narsistik akan mengharapkanmu untuk memperlakukan mereka seperti mereka adalah benar-benar pasanganmu supaya mereka bisa mendapatkan intimasi, emosi, dan keuntungan seksual sambil mencari-cari 'prospek' yang menganggap mereka superior.

Bahkan, kamu mungkin perhatikan kalau pasanganmu flirting atau melirik-lirik wanita lain di depanmu, bahkan di depan teman dan keluargamu. Sedangkan kalau kamu tegur dan mengungkapkan perasaanmu terhadap kelakuan buruknya, mereka akan menyalahkanmu dan menuduhmu cemburu serta menggunakan hal itu sebagai 'senjata' untuk nggak berkomitmen penuh sama kamu.

Jelas-jelas, ini seperti lose-lose situation. Ingatlah bahwa kamu pantas memiliki seseorang yang mempunyai komitmen sama denganmu.

9. Merasadiri selalu benar.

Tidak ada perdebatan atau kompromi dengan narsistik karena mereka selalu 'benar'. Mereka tidak akan menerima ketidaksetujuan. Mereka hanya akan menganggap mengajarimu tentang kebenaran.

Menurut Peykar, kemungkinan kamu mengencani seorang narsistik kalau kamu merasa pasanganmu seperti:

- Tidak mendengarkan kamu.

- Tidak akan mengerti kamu.

- Tidak bertanggung jawab akan bagiannya dalam sebuah masalah.

- Tidak pernah mencoba untuk berkompromi.

10. Paniksaat kamu mencoba untuk putus hubungan.

Saat kamu mencoba untuk mundur, narsistik akan mencoba lebih keras untuk mempertahankanmu di hidupnya.Pertama-tama mereka akan melakukan strategi 'love-bombing' lagi. Mereka akan bicara semua yang manis dan sedap didengar supaya kamu berpikir kalau mereka sudah berubah.

Namun, beberapa waktu kemudian mereka akan menunjukkan bahwa mereka nggak pernah benar-benar berubah. Karena hal inilah banyak narsistik yang terjebak dalam hubungan yang on dan off sampai mereka menemukan orang lain untuk dikencani.

11. Menghukummukarena sudah meninggalkan mereka.

Ini yang paling seram, ketika kamu sudah totalitas untuk mengakhiri hubunganmu, mereka akan membuat rencana untuk melukaimu sebagai hukuman karena kamu meninggalkannya.Saat putus hubungan, egonya sangat 'ternodai' sehingga membuat mereka marah dan benci terhadap semua orang yang dianggap bersalah kepadanya. Hal ini karena di mata mereka, semuanya adalah kesalahan orang lain, termasuk putus hubungan.

Hasilnya? Mereka mungkin akan menjelek-jelekkanmu atau segera mengencani orang lain untuk membuatmu cemburu dan 'menyembuhkan' ego mereka. Bagi narsistik, reputasi adalah segalanya, dan mereka nggak akan membiarkan orang lain merusak itu.

Pada akhirnya kamu nggak akan pernah cukup bagi narsistik karena mereka nggak pernah cukup untuk diri mereka sendiri. Kamu nggak bisa mengubah seorang narsistik atau membuat mereka senang dengan mencintainya sepenuh hati atau sampai mengubah dirimu sesuai keinginan mereka. Interaksi dengan narsistik hanya akan membuat hidup makin hampa. Solusi terbaik adalah putus kontak dengan narsistik dan tidak memberikan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya.