×
Sign in

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  Connect with Facebook   Connect with Google
Teknologi  berkembang pesat, bagaimana nasib industri pertelevisian?

0

N/A

Teknologi berkembang pesat, bagaimana nasib industri pertelevisian?

Foto: KoolShooters from Pexels

Perkembangan teknologi audio visual menyebabkan pendapatan televisi menurun drastis.

Disclaimer

Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net

Inas Naafilah

13 / 07 / 2021 11:55

Teknologi terus-menerus mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan zaman. Kemajuan teknologi saat ini sudah tidak dapat lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dengan adanya teknologi, masyarakat menjadi lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan informasi. Selain itu, teknologi juga sangat bermanfaat dalam membantu masyarakat menyelesaikan pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.

Dalam konteks hiburan, teknologi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknologi audio dan teknologi audio visual. Teknologi audio adalah teknologi yang memanfaatkan unsur audio atau suara sebagai sarana dan medianya. Contohnya adalah radio dan DVD. Sedangkan, teknologi audio visual adalah teknologi yang memanfaatkan unsur audio serta visual yang bergerak sebagai sarana dan medianya. Contohnya adalah televisi dan bioskop.

Namun, seiringnya dengan perkembangan zaman, kini para developer berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi tersebut berbasis aplikasi. Untuk teknologi audio, mungkin kita sudah mengenal aplikasi seperti Spotify, Noice, Joox, dll. Aplikasi tersebut biasanya digunakan masyarakat sebagai wadah untuk mendengarkan musik dan juga podcast. Sementara itu, contoh dari aplikasi teknologi audio visual adalah Netflix, YouTube, Mola TV, dll. Beberapa aplikasi tersebut memang lebih memokuskan target pasar mereka kepada kaum remaja. Apalagi di era serba digital sekarang ini, banyak masyarakat yang lebih mudah mengakses apa pun hanya dengan menggunakan smartphone.

Hal inilah yang membuat sebagian remaja mulai meninggalkan siaran televisi dan beralih ke platform digital seperti YouTube atau Netflix. Akibatnya, rating televisi semakin anjlok dan pendapatan televisi menurun drastis yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara biaya produksi dengan biaya pemasukan sponsor. Oleh karena itu, beberapa stasiun televisi mau tidak mau harus mengubah keidealismean program-program mereka dan lebih menargetkan pasar mereka kepada kalangan orang tua.

Hal tersebut terbukti dengan stasiun televisi yang menayangkan program FTV atau sinetron, share and rating lebih besar jika dibandingkan dengan program talkshow. Berdasarkan rating Nielsen per Juli 2021, dapat diambil contoh sinetron Ikatan Cinta di RCTI mampu meraih rating fantastis yakni 13.9/48.9, sedangkan program Tonight Show di NET TV hanya meraih rating di angka 0.3/2.1. Tentu mereka terpaut sangat jauh. Faktanya, sebagus apa pun kualitas suatu program, ternyata belum menjamin kesuksesan program tersebut.

Loading...

Selain itu, program televisi saat ini dapat dikategorikan cukup buruk. Mereka lebih memilih untuk menayangkan dan menaikkan share and rating mereka dengan mengundang artis-artis viral yang menuai kontroversi dibanding artis-artis yang berprestasi. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan visi dan misi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia. Sebab, televisi masa kini seharusnya mampu menjadi media penyiaran yang bertujuan untuk memberikan hiburan dan juga mengedukasi masyarakatnya.

Namun, apa boleh buat? Industri pertelevisian saat ini juga harus membicarakan keuntungan dari segala sisi bisnis. Mau tidak mau, mereka yang bekerja di stasiun televisi harus tunduk dengan selera pasar jika ingin memproduksi suatu program. Share and rating yang tinggilah yang akan menjadi penentu adanya pengiklan atau sponsor yang kemudian akan menentukan nilai ekonomi pemasukan televisi tersebut.

Dikutip dari okezone.com, pada 26/11/2020, salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, yakni NET TV resmi digugat pailit. Hal ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan karena share and rating program yang dimiliki NET TV tidak mencapai target yang diharapkan. Biaya produksi yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan biaya pemasukan dari iklan maupun sponsor. Padahal, NET TV sempat dicap sebagai stasiun televisi masa kini terbaik di Indonesia. Sebab, mereka mampu menyuguhkan tontonan yang berkualitas dan menghibur.

Lebih hebatnya lagi, NET TV pernah membuat acara awards berstandar internasional dengan mengundang public figure papan atas seperti Demi Lovato, Jonas Blue, Hailee Steinfeld, dan masih banyak lagi. Namun, hal tersebut tidaklah cukup bagi mereka untuk meraih keuntungan yang maksimal disebabkan target utama NET TV adalah anak muda. Oleh karena itu, NET TV sering kali mendapatkan share and rating yang sangat buruk jika dibandingkan dengan stasiun televisi swasta lainnya.

Padahal, seluruh biaya produksi televisi dalam memproduksi suatu program yang ditayangkan selama 24 jam sangatlah mahal. Hal ini tentunya sangat berbeda jika dibandingkan dengan media platform seperti YouTube. Para YouTubers mampu membuat satu konten sekitar 10-40 menit dengan kamera yang sederhana dan mereka memperoleh pendapatan adsense sekitar Rp2 - Rp5 miliar per bulan. Sementara itu, stasiun televisi harus mengeluarkan biaya ratusan miliar per bulan, dan belum tentu bagi mereka untuk mampu memperoleh pendapatan sebesar YouTube.

Jadi, kondisi pertelevisian saat ini adalah cerminan langsung dari kondisi dan selera masyarakat Indonesia itu sendiri. Tentunya, kita berharap semoga industri pertelevisian di Indonesia kembali pulih dan segera memberikan tontonan yang edukatif bagi masyarakatnya. Produksi film Thailand saja mampu bersaing dengan Korea dan Cina, mengapa Indonesia tidak?

Source





Pilih Reaksi Kamu
  • Senang

    0%

  • Ngakak!

    0%

  • Wow!

    0%

  • Sedih

    0%

  • Marah

    0%

  • Love

    0%

Loading...

RECOMMENDED VIDEO

Wave white

Subscribe ke akun YouTube Brilio untuk tetap ter-update dengan konten kegemaran Milenial lainnya

-->
MORE
Wave red