Di hari Jumat, seorang muslim melaksanakan sholat Jumat. Waktu pelaksanaan sholat Jumat sama dengan waktu pelaksanaan sholat zuhur. Akan tetapi sholat Jumat diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki, yang baligh dan merdeka.

Ada banyak keutamaan yang didapatkan seorang muslim yang melaksanakan sholat Jumat, yakni menghapuskan dosa, dicukupkan nikmatnya oleh Allah, dan setiap langkah menuju sholatJumat mendapatkan pahala sebagaimana pahala puasa dan sholat selama satu tahun. Selain itu, sholat Jumat juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan sesama muslim.

Namun sholat Jumat tidak sama dengan sholat jamaah pada umumnya. Sholat Jumat didahului dengan mendengarkan khutbah Jumat. Mengenai khutbah Jumat ini, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Berikut yang telah dirangkum dari berbagai sumber, tentang tata cara khutbah Jumat yang sesuai sunnah, syarat, dan rukunnya. Sebelum itu, penting pula mengetahui adab bagi khatib yang hendak menyampaikan khutbah.

Adab Khatib.

Ada dua belas adab khatib, berikut uraiannya:

Adab khatib sebelum azan dikumandangkan.

1. Berangkat menuju masjid dengan hati dan pikiran yang tenang

2. Jika sudah sampai di masjid, maka untuk menunggu waktu sholat Jumat dianjurkan untuk melakukan sholat sunah sebelum duduk

3. Khatib sebaiknya percaya diri dan merasa terhormat karena berkhutbah adalah tugas keagamaan yang penting

4. Naik dan berdiri di mimbar dengan khusyu dan mengingat Allah dengan berdzikir sehingga bisa membangun suasana yang sakral

5. Menatap jamaah dan mengucapkan salam

6. Duduk sejenak untuk mendengarkan azan

Adab khatib setelah azan dikumandangkan.

7. Sampaikan khutbah dengan sikap tawadlu, tidak menunjukkan arogansi, dan tidak menyampaikan khutbah seperti orasi

8. Materi yang disampaikan adalah materi yang bermanfaat

9. Memberikan isyarat kepada jamaah untuk berdoa, bisa dengan memberi isyarat untuk mengangkat tangan sehingga jamaah pun bisa mengamini doa tersebut

Adab khatib setelah iqamat.

10.Khatib turun dari mimbar

11. Pastikan kondisi tenang dan bertakbir

12. Dianjurkan membaca denan tartil

Tata cara khutbah Jumat sesuai sunah.

1. Khatib berdiri dimimbar dan mengucapkan salam.

Dalam sebuah hadist yang diriwayarkan oleh Ibnu Majah dijelaskan bahwa, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam"

2. Duduk menunggu azan dan menirukan azan

3. Berdiri dan memulai khutbah sesuai dengan rukun khutbah

4. Dianjurkan untuk menghadapkan wajah ke arah jamaah

5. Setelah selesai menyampaikan khutbah pertama, maka khatib duduk sejenak, kemudian bisa menyampaikan khutbah kedua

6. Durasi penyampaian khutbah sebaiknya tidak lebih lama dari durasi sholat Jumat

7. Mengeraskan suaranya ketika berkhutbah

8. Menyudahi khutbah dengan berdoa memohon ampun kepada Allah

Syarat khutbah Jumat.

Ada beberapa syarat khutbah Jumat, yaitu:

1. Khatib harus laki-laki

2. Khutbah harus bisa diperdengarkan dan didengar oleh jamaah Jumat yang mengesahkan Jumat, yakni minimal 40 orang

Ada perbedaan pendapat ulama tentang memperdengarkan khutbah ini. Imam Ibnu Hajar menjelaskan bahwa khatib harus mengeraskan suara agar jamaah bisa mendengar, sekalipun dalam kondisi yang berisik dan gaduh. Namun menurut Imam Al Ramli, menjelaskan bahwa cukup memperdengarkan secara hukum saja, artinya jika 40 orang jamaah sudah mendengarkan, maka sudah sah. Namun bagi jamaah tuli, ada beberapa masjid yang ramah difabel dan menyediakan penerjemah bahasa isyarat.

3. Khutbah dibaca di tempat yang wilayah desanya tergolong kawasan pelaksanaan sholat Jumat

4. Khatib harus suci dari hadats kecil maupun besar

5. Khatib harus suci dari najis

6. Khatib harus menutup aurat

7. Khatib dianjurkan berdiri apabila mampu

Rukun khutbah Jumat.

1. Memuji Allah di khutbah pertama dan kedua.

Yang dimaksud memuji Allah adalah dengan mengucapkan lafadz seperti "alhamdulillah", "nahmadu lillah", "lillahi al hamdu", "innalhamda lillah", "hamidu Allah", dan bisa juga dengan "asy-syukru lillahi".

2. Membaca sholawat Nabi di kedua khutbah.

Shalawat bisa diawalai dengan kata "al shalatu" dan penyebutan nama Nabi Muhammad bisa mengunakan "Muhammad", "al Rasul", "Ahmad", "al-Basyir", "al-Nadzir". Misalnya dengan mengucapkan "ash shalatu 'alan Nabi", "ana mushallin 'ala Muhammad", dan "ana ushalli 'ala Rasulillah".

3. Berwasiyat dengan ketakwaan di kedua khutbah.

Harus terdapat pesan kebaikan sepeti mengajak kepada ketakwaan dan menjauhi kemunkaran, misalnya seperti mengucapkan:

- "athiullaha" yang berarti "taatilah Allah", atau

- "ittaqullaha" yang artinya "bertakwalah pada Allah", atau

- "inzajiru 'anil makshiyat" yang artinya "jauhilah maksiyat"

4. Membaca ayat suci Al Quran di salah satu khutbah.

Rukun yang keempat adalah membaca ayat suci Al Quran di salah satu khutbah, namun lebih utama dibaca saat khutbah pertama. Ayat suci ini harus dibaca setidaknya satu kalimat lengkap jika diartikan. Jadi bukan potongan ayat yang jika diartikan tidak dapat dipahami apa maksudnya.

5. Berdoa untuk kaum mukmin di khutbah terakhir.

Pemilihan doa ini disyariatkan berisi tentang doa yang berorientasi pada akhirat. Misalnya seperti

- "allahumma ajirna minannar" yang artinya "ya Allah semoga engkau menyelamatkan kami dari neraka"

- "allahumma ighfir lil muslimin wal muslimat" yang artinya "ya Allah ampunilah kaum muslimun dan muslimat"

Oleh: Deta Jauda