Konsumsi daging tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia mengingat daging menjadi bahan dasar utama berbagai olahan lezat masakan Nusantara seperti rendang dan soto. Daging sendiri diketahui kaya akan protein, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.

Namun di lain sisi konsumsi daging di Indonesia tenyata masih jauh tertinggal dibanding negara-negara ASEAN. Konsumsi daging masyarakat Indonesia menurut data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2018 baru mencapai rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi, 7 kg daging ayam dan 0,4 kg daging kambing.

Konsumsi daging sendiri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya selera, standar hidup, pendapatan dan juga harga. Nah, berapa konsumsi daging yang dianjurkan? Serta apa saja yang perlu kita ketahui tentang fakta di balik sepotong daging yang ada di piring kita? Yuk ketahui fakta mengenai daging berikut ini.

Daging dan lingkungan.

Meskipun diketahui menjadi sumber protein hewani yang penting bagi manusia, namun ternyata daging yang kita konsumsi diketahui menguras banyak sumber daya alam dan turut berperan dalam pemanasan global. Sumber protein hewani tersebut nyatanya menguras sumber air dan lahan dunia lebih besar dibandingkan sumber protein nabati.

Diperkirakan untuk setiap satu kilo daging sapi dibutuhkan 13.000 liter 100.000 liter, sedangkan untuk setiap satu kilo gandum hanya dibutuhkan 1.000 liter - 2.000 liter. Selain itu produksi ternak bertanggung jawab atas 70% penebangan hutan hujan di wilayah Amazon Amerika Latin yang dibuka untuk menciptakan padang rumput baru untuk menggembala ternak.

Penebangan hutan kita ketahui bersama akan berdampak pada meningkatkan emisi gas rumah kaca dan mendorong hilangnya keragaman hayati. Selain itu industri peternakan menjadi penyumbang 64% amonia dan 65% nitro oksida yang sangat berpotensi meningkatkan pemanasan global. Tidak mengherankan sehingga dalam sebuah studi tentang keamanan pangan dunia, diperkirakan makanan yang kaya kandungan daging membutuhkan sumber daya hingga 3 kali lebih banyak daripada makanan vegetarian.

Suka makan daging? Ini beberapa fakta yang perlu kamu ketahui

Lalu, apakah menjadi vegetarian adalah solusi?

Vegetarian dianggap menjadi solusi permasalahan lingkungan yang timbul dari produksi daging di mana sebagian yang lain beranggapan bahwa dengan menjadi vegetarian juga lebih baik bagi kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Kohort terbaru dari Oxford University yang menunjukkan bahwa pemakan ikan dan vegatarian memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung iskemik daripada pemakan daging. Meskipun begitu vegetarian memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke.

Namun baru-baru ini muncul istilah baru yaitu flexitarian diet yang dianggap lebih baik daripada vegetarian. Flexitarian merupakan konsumsi makanan semi-vegetarian di mana pada dasarnya mereka menerapkan vegetarian namun terkadang tetap mengonsumsi daging. Flexitarian dianggap lebih baik karena berdasarkan penelitian oleh Johns Hopkins University menunjukkan diet flexitarian yang mencakup satu porsi daging sehari memiliki jejak karbon yang berdampak pada pemanasan global lebih rendah daripada diet vegetarian. Hal ini karena penerapan diet vegetarian dengan tidak mengonsumsi daging dan menggantinya dengan produk seperti susu, keju, maupun yogurt tidak lebih baik daripada mengurangi konsumsi daging. Kalau kamu sendiri lebih setuju yang mana?

Suka makan daging? Ini beberapa fakta yang perlu kamu ketahui

Meatless campaign.

Gerakan pengurangan konsumsi daging yang cukup banyak diketahui adalah Meatless Monday Campaign, yaitu sebuah gerakan global inisiatif The Monday Campaigns dan Center for Livable Future Johns Hopkins Bloomberg School of Public Helath. Gerakan Meatless Monday dilakukan dengan berkomitmen untuk makan makanan sehat, ramah lingkungan, dan bebas daging setiap hari Senin setiap minggunya. Meatless Monday telah berjalan selama dua dekade dan telah diterapkan di 40 negara. Bagaimana, berani bergabung?

Lantas seberapa banyak konsumsi daging yang dianjurkan?

Suka makan daging? Ini beberapa fakta yang perlu kamu ketahui

Menurut rekomendasi American Institute for Cancer Research, konsumsi daging merah yang dianjurkan adalah tiga porsi setiap minggu atau setara 350-500 g (berat matang). Mengingat dampak dari industri peternakan dari daging yang kita konsumsi dan juga peningkatan risiko terjadinya sejumlah masalah kesehatan, sudah selayaknya kini lebih bijak saat mengonsumsi daging.

Meskipun menjadi vegetarian yang benar-benar tidak mengonsumsi daging masih menjadi perdebatan bagi sebagian besar individu, tapi tidak ada salahnya mulai mengurangi konsumsi daging untuk menjaga kesehatan diri dan kelestarian lingkungan. Beberapa langkah kecil yang dapat kita lakukan di antaranya adalah lebih bijak saat akan mengonsumsi daging, habiskan daging yang ada di piringmu, tingkatkan konsumsi buah dan sayur, serta tanamkan mindset masih banyak sumber protein lain selain daging seperti kacang-kacangan. Siap untuk berubah?

Yuk, hidup lebih sehat untuk hidup yang lebih bermakna.