Rumah Produksi Sinema Pinggiran kini tengah mempersiapkan sebuah film dokumenter berjudul 'Sesudah Pergaulan Blues' yang berisi tentang perjalanan musik musisi Jason Ranti alias Jejeboy.

Ditemui di markas rumah produksinya, sutradara Allan Soebakir mengatakan film belum selesai digarap. Kendati demikian, karya termutakhirnya itu telah dia bawa keliling pulau Jawa untuk dilakukantest screening.

"Belum selesai banget sih. Baru 80 persen mungkin. Masih banyak yang belum gua masukin, juga bakal ada perbaikan di sana-sini dari sisi teknis,"kata Allan, Selasa malam, 7 Mei 2019.

"Iya kita sudah lakukan test screening ke komunitas-komunitas di 9 titik di Jawa. Dua sesi, 5 kota di sesi pertama, 4 kota di sesi kedua. Berikutnya kita akan buat lagi sesi ke tiga," ungkap dia.

Sesudah Pergaulan Bluesmerupakan karya kesekian kali bagi Allan Soebakir dan Sinema Pinggiran. Karya terbaru ini diakuinya bakal diputar di Jogja Internasional Film Festival (JIFF) dan Festival Musik SyncronizeFest 2019 mendatang.

Sebelumnya, video perjalanan tour Tiba-tiba Suddenly Concertmilik kelompok musik Efek Rumah Kaca dan puluhan musik video dari belasan musisi tanah air, telah dia garap dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Melihat lebih dekat sosok Jejeboy.

Berdasar pantauan saya yang diberi kesempatan untuk menengok mentahan film berdurasi 43 menit tersebut, Allan Soebakir seolah sedang meramu dan menyajikan sosok telanjang dan apa adanya dari seorang Jason Ranti.

Satu per satu lapisan keartisan dari Jejeboy, dikupas perlahan dalam film tersebut. Selepas menonton, penggemar musik Jason Ranti mungkin bakal menyadari kalau penyanyi yang terkenal lewatanthemberjudul Doa Sejuta Umatitu, hanyalah manusia biasa yang gemar guyon, jahil, pandai berpuisi, dan cinta keluarga.

Tak hanya dibawa masuk ke alam pikiran Jeje. Penonton juga diperkenalkan ke dalam lingkup terdalam dari ayah seorang anak imut bernama Koko.

Adalah Dado Darmawan, Manager yang mengurusi segala tetek bengek perpanggungan sekaligus sohib dekat sang musisi. Ada pula Broto Yeng, seorang awak panggung handal yang bertanggung jawab demi sukses tidaknya pentas Jeje di berbagai acara.

Film ini juga menampilkan tentang kehidupan para 'Gerombolan Woyoo'. Sebuah perkumpulan berisi anak-anak pencinta sang musisi yang terbentuk secara alami bahkan di pelosok Nusantara.

Terakhir, penonton diperkenalkan kepada sosok Caroline Ranti, istri tercinta Jeje. Juga pesan mendalam dari Jason Ranti kepada anak tunggalnya, Koko 'Woyoo' Ranti.

Sekelumit pembahasan mengenai tokoh-tokoh tersebut berjalin-kelindan dengan komentar mengenai usaha mereka menerka maksud dari lagu-lagu Jeje. Mulai dari lagu Bilangnya Begini Maksudnya Begitu, Anggumansampai lagu Suci Maksimal. Seorang Gerombolan Woyooo bahkan mendedikasikan lagu Bahaya Komunis dari album perdana Jeje sebagai fokus pembahasan dalam skripsi gelar sarjana yang disusunnya.

Jembatan menuju album kedua Jason Ranti.

Dalam film, penonton juga diberi sedikit (atau cukup banyak) bocoran terkait penggarapan album kedua Jeje. Hal itu menjadi kabar baik setelah penantian panjang para penikmat musik Jason Ranti mengingat album perdana Akibat Pergaulan Bluesyang digelontorkan pada Mei tahun 2017 lalu memang sudah layak mendapat pembaruan.

Secara garis besar, musisi-musisi lain semisal Danilla dan Mondo Gascaro tampak turut berkolaborasi dalam produksi album terbaru Jeje. Kawan sepermainan Jason di 'Proyek Bahaya Laten', Sisir Tanah dan Iksan Skuter, juga ditampilkan berada di arena penggarapan album tersebut.

Selarik puisi panjang juga dijahit dan diutarakan Jeje di sebuah lagu yang kelak bakal masuk di album tersebut. Seperti biasa, puisi ini berisi rangkaian diksi bengal sekaligus kocak dan menggelitik.

Secara utuh, film benar-benar membuka paradigma baru mengenai kehidupan musisi yang bertempur di ranah independen.Memberikan pesan bahwa kekuatan berjejaring, memelihara militansi para penikmat karya, serta penggarapan panggung seproporsional dan seprofesional mungkin menjadi salah satu kunci keberhasilan musisi semisal Jason Ranti dalam mendulang rupiah dan menghidupi hidup, dari karya-karya besar mereka.