Apakah Anda suka selfie? Penggemar situs jejaring sosial Instagram setahun belakangan ini pasti akrab dengan hashtag bertuliskan selfie. Psikolog Kasandra Putranto melihat fenomena selfie ini terjadi tak lain karena semakin canggihnya teknologi. Jika dulu foto diri sendiri tidak memungkinkan karena tidak adanya teknologi yang mendukung, sekarang ada banyak gadget penunjang untuk selfie (Kartikawati, 2014). Mereka yang hobiselfieberlebihan dan memamerkan foto koleksi dirinya di berbagai akun sosial media sering disebut dengan narsis oleh kalangan anak muda untuk mendeskripsikan seseorang yang terlalu pede dan bangga akan diri sendiri (Quamila, 2017).

Baumeister dan Kernis (dalam Santrock, 2006) menyatakan bahwa narsisme mengacu pada sikap egois dan mempedulikan diri sendiri dalam berurusan dengan orang lain. Mereka melihat kebutuhan dan keinginan mereka sebagai hal terpenting dan mereka jarang menunjukkan empati terhadap orang lain.

Krmer (dalam Kurniasari dan Rachmah, 2017) menjelaskan bahwa cara individu menampilkan fotonya dalam medsos juga menentukan sejauh mana tingkat narsisme yang dimiliki oleh individu. Individu yang lebih suka selfie (memfoto dirinya sendiri) menurut penelitian memiliki tingkat narsisme yang lebih tinggi dibanding individu yang memilih difoto oleh orang lain. Namun dalam kondisi yang mendukung, individu narsis dapat menjadi pemimpin yang sangat baik. Karenanya, ia dapat dipandang sebagai tipe kepribadian tertentu jika ditunjukkan secara tidak berlebihan. (Hill, Roberts, Chatt, Hambrick, OBoyle dalam Irnawan, 2014).