Pernah terbayang hidup sendirian di pulau terpencil tanpa ada keluarga, teman, tetangga, bahkan pendamping hidup? Ngeri juga ya rasanya. Tetapi, itulah yang dialami Masafumi Nagasaki, kakek 82 tahun asal Jepang yang tinggal di pulau Sotobanari, Okinawa selama hampir 30 tahun, wow!

Pada 2014, seorang petualang asal Spanyol bernama Alvaro Cerezo sempat tinggal bersama kakek Nagasaki di pulau tersebut selama lima hari. Dalam blognya docastaway.com (2018) dia menceritakan bagaimana kesehariannya bersama pria yang disebutnya sebagai Petapa Telanjang (Naked Hermit). Sebutan itu dialamatkannya karena si petapa tak mengenakan sehelai pakaian pun setiap hari. Apa nggak masuk angin ya?

Pria ini hidup di pulau terpencil selama hampir 30 tahun!

Foto: Cerezo bersama kakek Nagasaki / paradise.docastaway.com

Selama bersamanya, Cerezo mengaku kagum terhadap keseharian dan pendirian kakek itu. Walau sudah hidup di sana selama puluhan tahun, kakek Nagasaki ternyata tidak meninggalkan kebiasaan khas Jepang yang telah mendunia, tegas dan tepat waktu. Cerezo menceritakan bahwa selama tinggal di sana, dirinya harus mengikuti sejumlah peraturan yang dibuat oleh kakek Nagasaki.

Di antaranya, sebelum memasuki tenda (milik Cerezo), Cerezo harus mencuci kaki dalam mangkuk berisi air yang telah disiapkan oleh Nagasaki. Peraturan lain menyebutkan bahwa hanya ada dua toilet di dalam pulau yang panjangnya satu kilometer tersebut. Untuk menggunakannya, Cerezo harus melihat ke mana arah arus air di pulau kala akan buang air. Dia harus memastikan (maaf) feses yang dibuangnya harus hanyut ke arah luar pulau itu. Di hari kedua, kakek Nagasaki sempat marah pada Cerezo karena terlambat lima menit saat berjanjian dengannya di kemah Nagasaki. Selain itu, kakek yang gemar mengenakan penutup kepala itu juga menyukai kebersihan dan selalu membersihkan sampah-sampah yang hanyut ke pinggiran pantai pulau tersebut. Luar biasa, bukan?

Pria ini hidup di pulau terpencil selama hampir 30 tahun!

Foto: Kakek Nagasaki membersihkan sampah di pinggir pulau / nextshark.com

Sepanjang kisahnya di pulau itu, Cerezo mendapati bahwa sebelum tiba di pulau Sotobanari pada 1989 di usia 53 tahun, ternyata kakek Nagasaki dulunya seorang fotografer, lho! Di samping itu, ia juga sempat menjadi pekerja pabrik, karyawan hotel, dan bahkan bekerja di sebuah bar di Osaka. Dia juga memiliki seorang istri dan dua anak. Sayangnya, Cerezo tidak berhasil mendapat informasi mengapa si kakek kemudian memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya di kota dan pindah ke pulau terpencil ini sendirian.

Walau begitu, pada 2012, saat pertama kali kisah ini dirilis oleh harian Reuters, kakek Nagasaki sempat menceritakan sedikit mengapa ia pergi ke tempat tanpa penduduk tersebut. "Menemukan tempat untuk meninggal bagi saya sangat penting untuk dilakukan, dan saya telah menetapkan bahwa di sinilah saya akan meninggal. Sebelumnya, saya tidak terlalu peduli, mau meninggal di rumah sakit, atau di rumah saja dikelilingi keluarga. Tetapi sekarang, saya akan meninggal dikelilingi oleh alam. Memangnya ada yang bisa menandingi ini?"

Pria ini hidup di pulau terpencil selama hampir 30 tahun!

Foto: Kakek Nagasaki menikmati kehidupan di pulau/ telegraph.co.uk

Sayangnya, kakek Nagasaki tidak akan bisa mewujudkan mimpinya itu. Sebab, pada April lalu dia ditemukan kembali oleh sejumlah orang yang menelepon polisi dan membawa Nagasaki. Dia tidak melawan karena fisiknya yang sudah tua. Sekarang, dia tinggal di rumah milik pemerintah di kota terdekat dari Sotobanari sejauh 60 km, Ishigaki. Dalam blog milik Cerezo, ia memungkasi kisahnya, "Walau sedang sakit flu, kesehatannya sebenarnya baik-baik saja. Tetapi dia tidak akan kembali ke sana lagi. Semua sudah selesai."

Sedih, bukan? Yah, setidaknya kisahnya telah memberi kita hikmah yang luar biasa. Semoga sehat selalu, kakek Nagasaki!